Cara Membongkar Rapatnya Pertahanan Lawan pada Football Manager 2017

Pada episode terakhir Season 5 film seri Game of Thrones, dua tokohnya yang bernama Hodor dan Bran Stark dikejar dan dikepung habis-habisan oleh pasukan White Walker. Pasukan White Walker adalah semacam zombie yang begitu ditakuti dalam film seri yang naskahnya ditulis oleh George R.R. Martin ini.

Saat terdesak, Hodor berusaha menahan pintu agar gerombolan White Walker tidak bisa menjangkau Bran. Untuk beberapa saat, Hodor mampu menahan gempuran mereka. Namun pada akhirnya, pintu itu jebol. Pertahanan Hodor runtuh.

Pada sepak bola, “menjadi White Walker” adalah salah satu cara jitu untuk membongkar pertahanan lawan yang menumpuk pemain di area kotak penalti.

Taktik ini saya simulasikan pada Football Manager (FM) 2017. Inti dari taktik ini adalah memegang bola dan terus mengalirkannya sampai lawan meninggalkan posisi sehingga ada area kosong yang tercipta. Untuk menciptakan area kosong, permainan di area tengah serta pemanfaatan half-space hingga eksploitasi sisi lapangan sangat dibutuhkan.

Formation dan Team Instruction

Gambar 1
Gambar 1

Skema 4-2-3-1 (lihat Gambar 1) adalah formasi yang cocok untuk menerapkan taktik ini. Pada fase menyerang, pemain akan mengisi area tengah, half-space, dan flank (sisi lapangan).

Wingback (WB) dengan duty attack akan melakukan overlap dan mengisi area flank jika Inside Forward (IF) berada di half-space. Atau WB akan menusuk ke area kotak penalti saat IF roaming (bermain keluar dari ruang di mana seorang pemain biasanya berada) ke tengah.

Gambar 2
Gambar 2

Instruksi Fairly Narrow (lihat Gambar 2) memberikan pengaruh kepada cara, yaitu bermain lebih merapat atau jarak antara pemain satu dan lainnya cukup dekat, salah satunya untuk mempertahankan kompaksi.

Shorter Passing membuat pemain lebih berhati-hati dalam memberikan umpan dan mencari jalur operan terpendek sehingga mengurangi risiko intersep lawan.

Namun, meski bermain saling berdekatan, bukan berarti area flank tidak dimanfaatkan. Keberadaan WB yang acap kali melakukan overlap akan menciptakan jalur operan baru di sisi lapangan.

Fullback (FB) lawan akan terpancing bermain rapat karena “dipaksa” menyesuaikan diri dengan pergerakan tim sekaligus harus terus mengawasi IF. Pada saat ini, area flank lawan bisa dimanfaatkan demi menciptakan peluang.

Inside Forward akan menjadi pemancing terhadap Center Back (CB) dan Fullback lawan sehingga pemain lain tidak mendapat penjagaan ketat. Keberadaan role Advanced Playmaker (AP) pada pemain #10 adalah pilihan yang tepat.

BACA JUGA:  Fantasy Premier League: Mereka yang Berkontribusi Besar Terhadap Gol Timnya

AP bertindak sebagai pengatur serangan. Didampingi Deep Lying Playmaker (DLP), AP akan leluasa menguasai zona 5 musuh.

Penerapan instruksi Work Ball Into the Box dan Shorter Passing akan efektif menghadapi lawan yang menumpuk pemain di area kotak penalti. Instruksi Work Ball Into the Box akan membuat tim lebih bermain “sabar” ketika membangun serangan. Misalnya dengan melakukan banyak umpan horizontal dan menunggu terbukanya celah di pertahanan lawan

AP akan mengumpan kepada WB atau IF jika salah satu pemain dengan role tersebut mendapatkan ruang kosong. Saat target mendapatkan bola, dia tidak akan langsung melakukan penetrasi jika peluang mendapatkan gol tidak begitu bagus.

Bola dikembalikan kepada AP, lalu AP akan mengumpan kepada pemain lain yang penjagaannya longgar. Dan begitu seterusnya sampai ada celah yang benar-benar tercipta. Inilah kelebihan penerapan instruksi Work Ball Into the Box, yaitu membuat tim tidak mudah kehilangan bola.

Dari fase bertahan, akan ada celah pada pertahanan di area sayap yang ditinggalkan WB yang naik hingga area pertahanan lawan. Selain dibutuhkan WB yang memiliki kecepatan untuk kembali ke posisi bertahan sesegera mungkin, keberadaan Ball Winning Midfielder (BWM) merupakan salah satu solusi.

BWM akan selalu siap dalam fase bertahan untuk merebut bola sehingga membatalkan serangan lawan dan bisa sesegera mungkin melakukan fase menyerang kembali.

Detail instruksi untuk beberapa pemain

Inside Forward (lihat Gambar 3)

Gambar 3
Gambar 3
  • Sit Narrower: IF bermain lebih menyempit, dekat dengan kotak penalti lawan agar menambah ancaman. Pergerakan IF akan menyebabkan Fullback lawan bergerak ke area sempit (meninggalkan area kosong di zona 4).
  • Roam from Position: Pergerakan IF yang menjelajahi area pertahanan lawan akan menggoyahkan pertahanan.

Wingback (lihat Gambar 4)

Gambar 4
Gambar 4
  • Stay Wider: Wingback akan aktif mengeksploitasi area flank
  • Aim Crosses at Near Post: mengarahkan crossing ke tiang dekat. Cocok dengan instruksi Shorter Passing.

Penerapan pada Match Engine

Gambar 5
Gambar 5

Fase serangan (lihat Gambar 5) melibatkan 5 pembagian ruang (2 flank, 2 half-space, dan center).  Dari tengah, Sven Bender memberikan umpan kepada Andre Schurrle (IF) yang mengisi area half-space.

Ketika pergerakannya ditutup (lihat Gambar 6), Schurrle memiliki 2 opsi, melakukan umpan terobosan ke area kosong yang akan diterima Raphael Guerreiro (WB) atau menyerahkan bola ke Mario Gotze. Schurrle memilih melakukan umpan kepada Gotze. Sementara Guerreiro tetap memberikan opsi lain dengan berada di area flank lawan.

BACA JUGA:  Urbi et Orbi: Pesan Paskah dan Luka Marc Bartra
Gambar 6
Gambar 6

CB dan RB lawan terfokus pada pergerakan Schurrle. Ruang kosong tercipta di area flank. Gotze melakukan umpan kepada Guerreiro.

Gambar 7
Gambar 7

Pemain sayap lawan cukup cekatan menutup ruang bagi Guerreiro sehingga tidak mungkin melakukan penetrasi. Guerreiro memberikan bola kepada Schurrle, kemudian diteruskan ke Bender dan dilanjutkan ke Julian Weigl yang berperan sebagai Deep Lying Midfielder. Weigl mendapat ruang yang cukup bebas (lihat Gambar 8).

Gambar 8
Gambar 8

Weigl memberikan bola kepada Felix Passlack (WB kanan) yang masuk hingga area kotak penalti lawan. Saat Passlack sudah ditekan oleh dua pemain lawan, bola dikembalikan kepada Weigl.

Dari Weigl, diteruskan ke Bender yang tanpa penjagaan. Kemelut di area kanan memberikan ruang bebas kepada Schurrle sehingga Bender bisa dengan mudah melepaskan umpan ke Schurrle. Saat Schurrle dikepung lagi, bola dikembalikan ke gelandang. Pola yang sama berlangsung seterusnya untuk membongkar pertahanan lawan.

Dalam fase bertahan, peranan Ball Winning Midfielder juga menjadi kunci dalam menghadapi serangan balik lawan (lihat Gambar 9).

Gambar 9
Gambar 9

Saat kehilangan bola di area tengah, Bender berusaha menghentikan bola yang dikuasai Makoto Hasebe. Seperti yang diduga, kubu lawan akan memanfaatkan sisi sayap yang ditinggalkan Wingback. Namun Bender dengan cepat mengejar lawan dan menutup celah yang ditinggalkan Wingback.

Kesimpulan

Taktik ini menerapkan permainan menyerang super. Sangat direkomendasikan penerapan taktik dilakukan pada tim dengan skuat mumpuni.

Sangat penting memiliki Wingback dan Inside Forward yang punya kecepatan dan kemampuan mengumpan yang baik. Serta, perlu adanya Advanced Playmaker yang memiliki atribut Vision bagus agar mampu mengontrol laju bola dan menilik peluang dalam mengeksploitasi area pertahanan lawan.

Pada penerapan di Match Engine, kemenangan 4-1 berhasil diraih. Hasil kerja sama menggunakan pola seperti gambar di atas membuahkan 2 goal. Menandakan taktik tersebut sangat efektif dalam membongkar pertahanan yang rapat.

 

 

Komentar