Kevin Strootman yang Berharga Bagi AS Roma

AS Roma memetik kemenangan krusial atas Palermo (21/2) dengan skor, 5-0. Dua pasang gol dicetak oleh Mohammed Salah dan Edin Dzeko. Satu gol lagi dicetak oleh Seydou Keita. Uniknya, para pemain yang mencetak gol adalah seorang muslim.

Pertandingan kontra Palermo menjadi sebuah drama bagi perjalanan AS Roma. Apalagi kalau bukan karena Francesco Totti yang sedang bercanda dan sok marah kepada Luciano Spalletti. Wajar sih, seorang kapten sekaligus pengemban amanah terbesar di dalam tim, ditepikan begitu lama oleh pelatih.

Tapi bukan itu yang menjadi headline di kepala saya dan mungkin Romanisti yang lain. Kembalinya Kevin “Mesin Cuci” Strootman dalam laga kontra Palermo lebih menyita perhatian. Strootman yang absen selama lebih dari satu musim, akhirnya kembali bermain dengan skuat utama. Sebelumnya, ia sempat bermain bersama serigala muda, AS Roma Primavera.

Strootman bermain selama sepuluh menit. Penampilannya tidak begitu mencolok di pertandingan ini. Selain karena Roma sudah unggul jauh, 4-0 saat itu, tapi juga karena Palermo tak memberikan tekanan berarti bagi Roma.

Julukan “Si Mesin Cuci” atau dalam bahasa Italia disebut dengan El Lavatrice diberikan oleh Rudi Garcia untuk Strootman. Menurut Garcia, Strootman ibarat mesin cuci yang bisa membersihkan situasi-situasi yang tidak menguntungkan bagi Roma. Garcia juga menganggap julukan itu pantas disandang Strootman, karena ia mampu memecah kebuntuan.

Strootman mengalami cedera seperti yang saat ini juga dialami oleh Zulham Zamrun, yakni cedera ACL. Cedera yang membuat Giusepe Rossi, Muhammad Nasuha, dan Radamel Falcao harus absen lama dari dunia sepak bola. Bahkan, ketiga pemain tersebut, saat ini sedang mengalami masa-masa yang sulit. Falcao dan Rossi belum kembali ke bentuk permainan aslinya. Sementara M. Nasuha bahkan belum sembuh total. Dan yang terbaru, Kurt Zouma, bek muda andalan Chelsea juga mengalami cedera yang serupa.

BACA JUGA:  Maurizio Sarri: Rokok dan Revolusi Senyap Bersama Lazio

Tidak semua pemain mampu bangkit dari keterpurukan akibat ditimpa cedera. Salah satu pemain yang mampu bangkit adalah Strootman. Ia absen dari tahun 2014. Sempat beberapa kali bermain dan kembali cedera. Keluar masuk meja operasi. Dan diakhiri dengan kembalinya Strootman di laga melawan Palermo.

Pada awal kedatangannya, banyak yang menganggap bahwa Strootman adalah pembelian terbaik. Prestasi mentereng Strootman kala membela PSV dan menjadi kapten di usia belia, 23 tahun. Ia juga membela timnas Belanda dan menjadi andalan Van Gaal saat itu. Pantas kalau kedatangannya dibumbui dengan ekspektasi tinggi.

Drama cedera Strootman begitu mengharukan. Ia bukanlah pemain asli Roma. Ia juga tidak memulai kariernya bersama Roma. Tapi, ketika ia cedera, semua elemen AS Roma, baik itu manajemen, pemain, dan suporter, berada di belakang Strootman dan berharap ia kembali bermain.

Tak ada satu pun orang yang ingin Strootman dijual. Bahkan, rencananya Strootman akan memperpanjang kontraknya bersama AS Roma sampai 2020. Untuk pemain yang baru semusim bersama Roma, sebelum akhirnya hampir dua musim keluar masuk meja operasi, dukungan yang diberikan klub untuknya sangat tinggi.

Saat ini, ia harus memperebutkan satu posisi di lini tengah Roma. Penulis membayangkan, ketika pemain yang mengenakan nomor punggung 6 ini sudah kembali ke bentuk permainan yang asli, lini tengah Roma akan semakin kuat. Selain Strootman, ada Daniele De Rossi, Radja Nainggolan, Seydou Keita, dan Miralem Pjanic. Belum lagi musim depan, Roma akan kedatangan pemain baru, Gerson Santos da Silva.

Ah, membayangkannya, hanya akan membuat saya semakin terbuai akan manisnya kemenangan demi kemenangan. Untuk saat ini, saya dan kalian para Romanisti, harus menikmati kembalinya sang Mesin Cuci yang sempat mengalami kerusakan mesin. Cepat atau lambat, sang Mesin Cuci akan kembali bermain seperti biasa, dan membersihkan segala noda yang menempel dalam jersey kebanggan kita, Giallorossi.

#ForzaKevin #ForzaRoma

BACA JUGA:  Eric Choupo-Moting Haus Gol di Munchen

 

Komentar
Penulis adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya. Mencintai sepakbola seperti mencintaimu. Penikmat Sepak bola Indonesia dan Italia. Dikontrak seumur hidup oleh Gresik United dan AS Roma dengan kepimilikan bersama atau co-ownership. Yang mau diskusi tentang sepak bola ataupun curhat tentang cinta, bisa ditemui di akun twitter @alipjanic .