Ambisi Tinggi Persipa

Ingar-bingar kompetisi sepakbola nasional kembali meramaikan jagad maya. Setelah mandek karena pandemi Corona, liga-liga di tanah air bakal dihelat lagi. Tak heran bila akhir-akhir ini para kesebelasan yang turut serta, termasuk Persipa Pati makin terlihat aktivitasnya, entah berupa latihan atau kesepakatan kontrak anyar dengan para pemain.

Dibanding klub-klub yang bertanding di kasta teratas, persiapan mereka yang bertanding di kasta lebih rendah memang terdengar sayup-sayup. Berita tentang mereka umumnya cuma muncul di harian lokal. Padahal kompetisi Liga 2 dan Liga 3 juga memiliki daya tarik tersendiri layaknya Liga 1.

Dua musim belakangan, nama Persipa makin dikenal publik walau prestasi mereka masih nihil. Terlihat ambisi besar dari pihak manajemen untuk membawa tim meraup prestasi yang lebih baik. Ya, selama ini kesebelasan berjuluk Laskar Saridin ini memang setia tampil di Liga 3. Seolah-olah mereka adalah pelengkap dari ajang ini dan presensinya tak boleh hilang.

Lalu, apa yang membuat Persipa harus diperhitungkan musim ini?

Hasrat naik kasta adalah target utama saat mengikuti kompetisi. Sejujurnya, hasrat ini sudah lama digaungkan, tapi sialnya selalu kandas di tengah jalan. Enggan mengulangi kisah kegagalan tersebut, Persipa berbenah dari segala aspek.

Penunjukkan Saiful Arifin sebagai ketua umum klub menjadi salah satu faktor pembangunan fondasi-fondasi demi terwujudnya impian klub. Pria yang sekaligus Wakil Bupati Pati tersebut ingin menjadikan Persipa yang bukan apa-apa di kasta ketiga menjadi kandidat kuat untuk memperebutkan tiket naik ke kasta kedua.

Di musim 2019 kemarin peluang Persipa untuk lolos dari babak penyisihan grup sebenarnya terbuka lebar. Penujukkan Rudy Eka Priyambada sebagai arsitek menggantikan Gatot Barnowo menjadi salah satu faktor kunci kebangkitan Persipa.

Di tangan pelatih berlisensi AFC Pro itu, Laskar Saridin konsisten meraup hasil positif di sejumlah laga sisa. Tergabung di Grup 2, Persipa semestinya bisa lolos andai dalam partai terakhir berhasil memenangkan laga melawan Persip Pekalongan yang saat itu nangkring di puncak klasemen. Nahasnya, misi tersebut gagal terwujud.

BACA JUGA:  FIFA 23 Rilis Rating Pemain, Ronaldo Turun Lagi?

Bahkan Persipa yang sebelumnya duduk di posisi runner up juga harus terima nasib dilengserkan Persibas Banyumas yang pada pertandingan lain memetik angka penuh. Persipa mesti puas mengakhiri musim 2019 dengan duduk di peringkat ketiga Grup 2. Mengecewakan memang, tapi setidaknya itu lebih ketimbang capaian mereka di musim 2018 yang menjadi juru kunci.

Di musim 2020 ini, Persipa kembali bergairah. Tak tanggung-tanggung Kas Hartadi ditunjuk sebagai nakhoda. Siapa yang tak kenal Kas Hartadi? Pria kelahiran Solo tersebut merupakan mantan penggawa timnas era 1990-an. Kas Hartadi pernah mengukir tinta emas dengan membawa tim nasional Indonesia mendulang medali emas South East Asian (SEA) Games 1991 di Manila.

Kiprahnya sebagai pelatih pun tak kalah mentereng. Pada musim 2011/2012 pasukan Sriwijaya FC besutan Kas Hartadi berhasil merengkuh titel juara Indonesia Super League. Tak berhenti di situ, sebab tangan dingin pria berumur 49 tahun itu juga berperan atas keberhasilan Kalteng Putra promosi ke Liga 1 pada 2018 kemarin. Rekam jejak itulah yang membuat manajemen Laskar Saridin kepincut akan jasanya.

Namun kualitas Persipa tentu jauh dibanding Kalteng Putra atau Sriwijaya FC yang sukses menjadi kampiun dahulu. Kas Hartadi sadar dengan hal itu, tetapi keleluasaan yang diberikan oleh manajemen untuk meramu tim bikin dirinya mau menjalankan proyek ini. Alhasil, 80 persen skuad diisi pemain berkualitas dari luar daerah sementara 20 persen sisanya dipercayakan kepada talenta lokal Pati.

Sejauh ini sudah 24 pemain yang terikat kontrak. Meski regulasi dan jadwal pertandingan belum dirilis pihak PSSI maupun operator, tapi Persipa sudah mempersiapkan tim dengan baik. Bisa dikatakan, mereka adalah tim dengan persiapan paling prima. Selain membereskan proses seleksi dan rekrutmen pemain plus menujuk pelatih berpengalaman, Persipa juga telah melaksanakan uji coba. Terakhir, Laskar Saridin menggilas tim lokal, Markipat FC, dengan skor 6-3.

BACA JUGA:  Kenapa Mendukung Real Madrid (Harusnya) Membosankan?

Selain faktor skuaddan pelatih yang tergolong glamor bagi tim kasta ketiga, fasilitas latihan menjadi keunggulan lain dari Persipa. Dalam masa persiapan, Persipa menggunakan lapangan representatif Safin Pati Football Academy (SPFA) yang tak lain adalah milik Saiful Arifin.

Pasalnya Stadion Joyokusumo yang jadi kandang Persipa tengah direnovasi. Maka tidak menutup kemungkinan bila laga-laga tim asuhan Kas Hartadi bakal dipindahkan ke SPFA untuk sementara waktu. Apalagi SPFA juga memiliki tiga lapangan dengan standar internasional. Dua menggunakan rumput jenis Zoysia Matrella Japonica, dan satu lagi menggunakan rumput sintetis.

Di luar aspek-aspek teknis dan non-teknis di atas, jangan lupakan juga dukungan masif yang siap digelontorkan Patifosi, suporter setia Persipa. Walau kelanjutan Liga 3 bakal melarang kehadiran penonton di stadion, Patifosi pasti mendukung tim kesayangan mereka bagaimanapun caranya.

Bila menakar seluruh kekuatan tim di Liga 3 zona Jawa Tengah 2020, dengan skuad yang ada saat ini sangat mungkin bagi Persipa untuk melangkah lebih jauh dibanding musim-musim sebelumnya. Kas Hartadi bersama anak asuhnya tinggal mematangkan strategi dan soliditas tim. Harapan akan bersambut dengan kerja keras semua elemen yang ada di tubuh klub.

Kini tinggal menunggu instruksi PSSI dan operator liga tentang kejelasan kompetisi Liga 3. Andai jadi diselenggarakan kembali, Persipa sepertinya bisa berbicara lebih banyak, dan mungkin saja, sukses menggondol satu tiket promosi yang selama ini diimpikan.

Komentar
Mahasiswa D3 Administrasi Perpajakan Universitas Terbuka Yogyakarta.