Anomali bursa transfer terjadi di Premier League musim 2022/2023. Klub yang baru saja promosi setelah penantian 23 tahun, Nottingham Forest menempati urutan kedua sementara sebagai klub yang paling boros di bursa transfer musim panas ini.
Total dana 143.5 juta paun atau sekitar 2.5 triliun rupiah digelontorkan untuk membentuk skuad yang kompetitif di liga yang sarat gengsi tersebut. Pengeluaran mereka bahkan melebihi dana transfer semua klub Eredivisie musim ini jika digabungkan.
Mereka hanya kalah dari Chelsea yang sementara telah menghabiskan 176.5 juta paun selama bursa transfer musim panas. 16 rekrutan anyar didaratkan ke City Ground Stadium, markas klub peraih dua gelar juara Liga Champions tersebut.
Forest menggaet nama-nama seperti Morgan Gibbs White dari Wolves dengan mahar 42,5 juta paun yang menggemparkan jendela transfer kali ini. Gibbs-White menyusul Jesse Lingard, Neco Williams, Dean Henderson dan kawan-kawan yang lebih dulu merapat ke Forest.
Sosok kunci di balik itu semua ada dalam diri Evangelos Marinakis, taipan Yunani pemegang saham terbesar klub, tokoh politik, dan telah lama berkecimpung di sepakbola Yunani. Misinya sangat jelas, membawa Forest sebagai klub sepakbola tradisional Inggris yang berjaya di era 1970-1980an kembali ke tempat yang seharusnya.
Usai Forest mengunci tiket ke Premier League, ia langsung berujar untuk mendaki puncak dan berbelanja habis-habisan. Upayanya memang belum bisa dinilai sekarang, namun komitmennya untuk membawa Forest kembali ke kasta tertinggi patut diapresiasi.
Ia mengakuisisi 100 persen saham klub pada 2017 lalu menggantikan kepemilikan keluarga asal Kuwait, Fawaz Al-Hasawi yang terjerat aturan Financial Fair Play (FFP) EFL pada musim 2014/2015. Perlahan Marinakis membangun skuad dan menepati janjinya. Tak heran jika Forest begitu ambisius pasca mengentaskan penantian panjang untuk mentas di Premier League.
Namun, langkahnya penuh resiko. Alih kepemilikan kepadanya memang membuat Forest jadi jauh lebih kaya secara finansial. Tapi, uang yang telah dikeluarkan oleh klub untuk merekrut pemain baru musim ini diperkirakan setara dengan pendapatan mereka dari hak siar televisi sepanjang musim 2022/2023.
Apalagi kebijakan gaji mereka juga gila-gilaan. Jesse Lingard bahkan menerima 110.000 paun per pekan yang dikhawatirkan akan membawa kerugian bagi klub selama kiprahnya di Premier League musim ini. Agar rugi tak terjadi, Forest punya komitmen kuat untuk bertahan di Premier League musim depan demi bisa mendatangkan pendapatan yang lebih besar bagi klub.
Sukses mencapai Premier League, Forest total mendapat kucuran dana 170 juta paun dari hak siar televisi (termasuk parachute payments jika mereka kembali terdegradasi). Jika sukses bertahan di level top sepakbola Inggris musim depan, maka pendapatan Forest ditaksir mencapai 300 juta paun.
Dilansir dari The Athletic, sejumlah klub papan tengah Premier League punya kekhawatiran bahwa Forest akan merusak harga pasar musim panas ini. Gaji tinggi dan rekrutmen ambisius mereka ditakutkan akan merusak keseimbangan finansial tak hanya bagi Forest, namun juga klub Premier League lainnya seiring dengan semakin tingginya permintaan gaji dan biaya transfer pemain dalam beberapa tahun ke belakang.
Forest boleh saja optimis bisa bertahan di Premier League musim depan dan meraih pendapatan yang lebih besar untuk mengamankan posisi mereka dari aturan FFP dan terus bisa bersaing di sepakbola Inggris. Kemampuan mereka belanja besar-besaran juga didukung oleh fleksibilitas aturan FFP yang memperbolehkan klub mengeluarkan biaya infrastruktur dan akademi ketika menyusun laporan FFP.
Selain itu, kebijakan kontrak pemain jangka panjang juga memudahkan mereka agar lolos dari jeratan sanksi. Misalnya, Neco Williams yang direkrut dari Liverpool dengan biaya 17 juta paun bisa disebar bebannya dalam 4 tahun kontrak sang pemain.
Artinya untuk musim 2022/2023, beban yang ditanggung Forest untuk transfer Neco hanya sebesar 4.25 juta paun dan begitu pun dengan rekrutan baru lainnya yang diikat dengan kontrak jangka panjang. Ditambah, dampak COVID-19 juga menihilkan semua kerugian yang terdampak langsung oleh pandemi dalam perhitungan FFP. Langkah Marakins bersama Forest memang sangat berani.
Jika Forest ingin benar-benar kembali ke tempatnya, maka bertahan di Premier League musim depan adalah harga mati.