Pertanyaan tentang apakah masa keemasan Cristiano Ronaldo sudah habis, mulai menyeruak beberapa waktu terakhir. Mega bintang asal Portugal itu tampak mengalami penurunan performa terutama dalam urusan mencetak gol. Terbaru pemain yang berjuluk CR7 itu, gagal mencetak gol dalam laga lanjutan Grup E Liga Europa 2022/2023 melawan Nicosia Omonia di Stadion Neo GSP, Kamis (6/9) walaupun punya banyak peluang emas.
Berdasarkan data dari Squawka, pada laga tersebut Ronaldo melakukan 8 kali tembakan dan hanya satu yang mengarah ke gawang. Selain itu angka xG (expected goals) pemain bernomor punggung tujuh itu juga terbilang rendah yaitu hanya 1,16, itu pun tidak mampu ia konversikan menjadi sebuah gol. Meskipun demikian daya juang dan kerja kerasnya sepanjang laga patut kita apresiasi di usianya yang sudah 37 tahun dan bisa mengemas 1 asis.
Lalu mengapa Ronaldo seakan kehilangan sentuhan magisnya di tahun ini?
Usia
Usia memang tidak bisa dibohongi. Meskipun secara fisik Ronaldo terlihat masih sangat fit namun saat bertanding sangat terlihat berbeda dengan Ronaldo 5-10 tahun yang lalu yang sangat lincah dalam berlari, menggiring bola, dan punya finishing yang klinis.
Hal itu pun diaminkan oleh statistik dari FBref, jumlah gol yang dicetak kapten timnas Portugal dalam 5 tahun terakhir cenderung menurun. Bahkan setelah kepindahannya ke Setan Merah musim lalu, ia hanya mencetak 18 gol di Liga Inggris dan itu menjadi jumlah gol paling sedikit yang pernah ia cetak dalam satu dekade terakhir.
Selain itu angka xG atau kemungkinan gol yang ia mampu cetak biasanya di atas 25 dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan drastis. Musim lalu, xG Ronaldo di angka 16,5, sementara di musim 2022/2023 angka xG pemain dengan gaji paling tinggi di United itu hingga tulisan ini ditulis hanya 0,7.
Terbukti dari 9 laga yang telah ia mainkan bersama United musim ini CR7 baru mampu mencetak satu gol, itu pun ia cetak melalui titik putih saat laga melawan Sheriff di Liga Europa 2022/2023.
Sering berada di bangku cadangan
Seringnya Ronaldo duduk di bangku cadangan pemain United bisa dikatakan menjadi salah satu sebab penurunan performanya. Dari total 12 laga yang sudah dimainkan oleh United, pemilik 5 kali gelar Ballon d’Or itu hanya 4 kali bermain sebagai starter dan selebihnya ia bermain dari bangku cadangan atau bahkan tidak dimainkan sama sekali.
Bagi atlet sekelas Ronaldo yang punya standar tinggi dalam kariernya, tentu berada di kursi pemain pengganti akan sangat berpengaruh dalam kariernya. Apalagi CR7 adalah sosok yang sangat ambisius ketika mengejar prestasi.
Namun berdasarkan keterangan sang manajer, Erik ten Hag dalam wawancara bersama The Telegraph, ia mengatakan bahwa alasan kebugaran menjadi penyebab utamanya. Pria asal Belanda itu juga menambahkan membangku cadangkan Sang Mega Bintang semata-mata karena menyesuaikan situasi, kondisi dan kebutuhan tim itu sendiri.
Ronaldo tidak ikut pramusim United
Beberapa opini di berbagai media mengatakan bahwa ketidakikutsertaan Ronaldo pada laga pramusim menjadi salah satu sebab turunnya performa mantan pemain Real Madrid dan Juventus ini.
Jika berkaca ke belakang, Ronaldo memang tidak ikut serta bersama tim United dalam ajang pramusim karena ia diisukan akan hengkang dari Old Trafford. Namun hingga pramusim berakhir Ronaldo tak juga mendapatkan klub baru.
Sementara itu Manchester United baru saja mendatangkan nahkoda baru, sudah barang tentu perlu penyesuaian dengan gaya main, taktik, dan lain-lain. Akan tetapi CR7 justru mangkir dalam ajang tersebut. Hal ini pun ternyata berdampak pada kondisi fisik Ronaldo yang tidak sejalan dengan pemain lainnya dan juga belum klop dengan skema main yang diharapkan Ten Hag.
“Seperti yang kita semua tahu, dia tidak menjalani pramusim dan Anda tidak boleh melewatkan pramusim. Terutama laga yang kami mainkan cara bermainnya tidak seperti tahun lalu,” ungkap mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut bersama The Telegraph..
Kurang cocok dengan skema Ten Hag
Kurang cocoknya skema Ten Hag dengan gaya main Ronaldo ditengarai sebagai satu di antara banyak sebab menurunnya performa Ronaldo. Gaya main Ten Hag yang sangat mengandalkan pressing tinggi, agresif, counter cepat, dan switch play yang cair antar pemain tampaknya sulit untuk diikuti oleh Ronaldo yang secara fisik sudah menurun.
Erik ten Hag dalam 12 laga terakhirnya bersama Setan Merah, lebih sering memainkan pemain depan yang punya kecepatan, mau membuka ruang, dan ikut terlibat dalam membangun serangan seperti Marcus Rashford , Jadon Sancho, dan Anthony Martial di lini depan. Buktinya kombinasi ketiganya sudah membuahkan 11 gol dan 4 asis bagi United.
Sementara musim ini berdasarkan data dari Whoscored, Ronaldo lebih banyak bermain di area kotak penalti lawan dan jarang untuk turun ke tengah. Sementara jika dibandingkan dengan Martial, Rashford, Sancho atau bahkan Antony lebih punya pergerakan yang lebih cepat dan cair baik di tengah, sayap ataupun depan
Menurut kalian apakah masa keemasan Ronaldo sudah habis? .