AC Milan: Jangan Malu Mengakui Keinginan Raih Scudetto

Beberapa waktu lalu, AC Milan menahbiskan diri sebagai juara paruh musim Serie A 2020/2021. Konsistensi performa yang disuguhkan Gianluigi Donnarumma dan kawan-kawan serta moncernya taktik Stefano Pioli jadi rahasia Il Diavolo Rosso awet menghuni puncak klasemen.

Berdasarkan data sepuluh giornata Serie A pamungkas, AC Milan sanggup memenangkan enam laga, dan masing-masing dua kali seri serta kalah di empat kesempatan lainnya. Seiring dengan kokohnya Donnarumma dan kawan-kawan di peringkat teratas, Milanisti pun mulai gaduh.

Ada yang melambungkan harap jika tim kesayangannya dapat tampil semakin ciamik di laga-laga berikutnya. Ada pula yang berusaha tetap membumi dengan menyebut target utama Il Diavolo Rosso musim ini adalah lolos ke ajang Liga Champions. Lebih dari itu, maka dinilai sebagai bonus belaka.

Menariknya, sepanjang Januari 2021 kemarin, AC Milan jadi kesebelasan yang cukup akrab dengan kekalahan. Total, mereka tumbang tiga kali, masing-masing saat berjumpa Juventus dan Atalanta di Serie A plus Inter Milan kala berduel di Piala Italia (dan memastikan AC Milan tersingkir dari kompetisi ini). Kian ironis, tiga kekalahan itu terjadi saat klub yang berdiri tahun 1899 ini beraksi di kandang sendiri, Stadion San Siro.

Benar kalau Milan masih tampil bagus dan merebut kemenangan (seperti di laga melawan Bologna pada pekan ke-20). Namun tanda-tanda bahwa kesebelasan lain mulai menemukan resep untuk meredam Il Diavolo Rosso juga kian terlihat.

Kendati pahit sebab dirontokkan rival sekota, ada keuntungan yang didapat AC Milan dengan tersingkir dari Piala Italia. Setidaknya, mereka kini cuma fokus ke dua kompetisi saja yakni Serie A dan Liga Europa. Dengan begitu, energi para pemain tidak akan terkuras oleh jadwal yang super padat.

BACA JUGA:  Persib vs Bali United: Adu Kuat Skema 4-2-3-1

Terlebih, skuad Milan acap dilanda cedera. Beberapa penggawa andalan seperti Ismael Bennacer, Zlatan Ibrahimovic, dan Simon Kjaer bergantian absen. Mujur, Pioli masih bisa mensubstitusi mereka dengan pemain lain yang saat dipercaya mampu memberi jawaban menyenangkan.

Tak sampai di situ, sadar bahwa timnya harus meningkatkan kualitas, manajemen Milan juga bergerak lincah selama bursa transfer musim dingin kemarin. Mereka merekrut Mario Mandzukic secara gratis dan meminjam Soualiho Meite dan Fikayo Tomori sampai pengujung musim 2020/2021. Ketiganya diharapkan mampu menghadirkan penyegaran sekaligus penguatan.

Khusus di Serie A, AC Milan memang tak boleh tergelincir atau memandang rival dengan sebelah mata. Inter besutan Antonio Conte terus memepet mereka di papan klasemen. Per 6 Februari 2021 kemarin, La Beneamata bahkan duduk di puncak klasemen lantaran menang atas Fiorentina. AC Milan bisa merebut kembali singgasananya andai menang kontra Crotone malam nanti (7/2).

Sementara Juventus arahan Andrea Pirlo juga tak tinggal diam. Pelan tapi pasti, mereka kembali ke puncak performa guna mendulang angka sempurna saban pekan. Dini hari tadi (7/2), La Vecchia Signora meluluhlantakkan AS Roma buat mematenkan posisinya di peringkat tiga. Perlu diingat, Juventus masih menyimpan satu laga tunda versus Napoli sehingga kans mereka untuk semakin mendekati Donnarumma dan kolega juga amat besar.

Semakin jelasnya tantangan yang diperlihatkan para rival membuat Pioli kudu waspada. Ia wajib membenahi sejumlah kelemahan tim dan mengantongi variasi taktik sebagai alternatif penakluk lawan. Pasalnya, skema yang begitu-begitu saja akan gampang dipatahkan musuh dan keinginan buat memetik poin sempurna berpotensi buyar seketika.

Di luar itu, mentalitas tim juga harus diperkokoh. Pemain sekelas Ibrahimovic dan Mandzukic memang dapat menularkan mentalitas tersebut. Namun para pemain belia seperti Bennacer, Davide Calabria, Jens Petter Hauge, Pierre Kalulu, Tomori, dan Sandro Tonali, butuh treatment lebih guna memperkuat mentalnya.

BACA JUGA:  Andrea Pirlo dan Asa Juventus yang Ada di Pundaknya

Satu yang pasti, di tengah sengitnya perburuan gelar seperti sekarang, Il Diavolo Rosso tak boleh kehilangan kegarangannya. Mereka harus konsisten meraup hasil-hasil bagus kendati tak main ciamik.

Tak perlu juga mendengar ocehan rival tentang seringnya Donnarumma dan kawan-kawan mendapat tendangan penalti. Asal tahu saja, penalti itu bisa diciptakan, bukan jatuh dari langit begitu saja. Syaratnya, tim mereka cerdas dalam mengambil keputusan di setiap aksinya dan lihai memanfaatkan situasi kala merangsek ke area terlarang seperti AC Milan.

Walau berusaha membumi, ada baiknya mereka tak malu-malu buat mengakui bahwa Scudetto kini jadi buruan mereka. Percayalah, hal tersebut akan didukung penuh oleh Milanisti. Menyebalkan sekali rasanya kalau performa gemilang sedari awal musim tak membuahkan sesuatu. Apalagi Il Diavolo Rosso sudah memuncaki klasemen sejak giornata keempat Serie A musim ini.

Bagaimana, AC Milan?

Komentar
Lutfi Afifudin, seorang pemuda yang lebih sering membeli buku daripada menabung. Menghabiskan malam dengan gim simulasi bernama Football Manager dan buku-buku. Mencintai sepakbola, buku, politik, dan segala hal tentang pujaan hatinya. Aktif menuangkan keresahan di twitter @koasnonmedis dan laman blog aksaraimu.blogspot.com.