Fantasy Premier League: Pilihan Kapten Jelang Gameweek 12

Selamat datang kembali Liga Primer Inggris! Setelah libur dua pekan karena jeda internasional, minggu ini artikel Fantasy Premier League (FPL) Fandom Indonesia akan kembali memberikan tips-tips jelang Gameweek (GW) 12.

Pekan lalu mungkin bukan pekan yang menyenangkan bagi pemain bertahan mengingat hanya ada satu tim yang berhasil menjaga gawangnya tidak kebobolan. Praktis hanya satu pemain bertahan dalam artikel FPL Fandom pekan lalu yang tampil sesuai ekspektasi.

Daley Blind, yang menjadi pemegang Bonus Poin System (BPS) tertinggi dalam beberapa pekan lalu tidak bermain karena dinyatakan tidak fit. Laurent Koscielny dan Kyle Walker pun harus saling “bunuh” dalam North London derby yang berakhir dengan skor imbang 1-1.

Hanya Cesar Azpilicueta-lah—yang dalam artikel sebelumnya saya sebut sebagai satu-satunya prospek FPL yang menarik—yang mendapatkan poin penuh dari tidak kebobolan (6 poin) walau gagal melanjutkan streak bonus poinnya.

Dirinya hanya berada di posisi ke-5 peraih BPS tertinggi, kalah dari keempat pencetak gol maupun asis dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 5-0 untuk Chelsea tersebut.

Jelang GW12 ini, saya memutuskan untuk membahas masalah yang umum dihadapi setiap manajer FPL tiap pekannya, yaitu memilih kapten. Dalam artikel ini, saya akan mencoba membuat daftar pemain yang kiranya layak dijadikan sebagai kapten pada GW12 berdasarkan form pemain dan kesulitan lawan yang dihadapi.

Form pemain diukur dari jumlah Poin Per Pertandingan (PPP) dan indeks ICT per pertandingan dari 4 pertandingan terakhir, yang kemudian ditentukan peringkatnya berdasarkan total skor yang diperoleh.

Indeks ICT merupakan indeks statistik sepak bola yang mencakup tiga aspek kunci, yaitu:

Influence: kontribusi pemain pada sebuah pertandingan, terutama dalam hal terciptanya suatu gol atau asis.

Creativity: kemampuan pemain dalam menciptakan peluang gol bagi pemain lain.

Threat: kemampuan pemain dalam menciptakan ancaman ke gawang lawan.

Kesulitan lawan yang dihadapi diukur dari jumlah kebobolan gol, memberikan peluang kepada lawan untuk menembak dari dalam kotak penalti, dan memberikan peluang besar kepada lawan untuk mencetak gol dari 4 pertandingan terakhir, yang kemudian ditentukan peringkatnya mulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit.

Adapun kriteria pemain yang dimasukkan dalam daftar ini hanyalah pemain-pemain yang persen kepemilikannya lebih dari 10%.

Mengapa 10%? Alasannya karena pemain dengan persen kepemilikan lebih dari 10% merupakan pilihan yang masih masuk dalam kategori “aman”. Jadi jika gagal menyumbangkan poin, manajer masih dapat berlega hati karena banyak yang bernasib sama di luar sana.

Pilihan kapten berdasarkan form dan kesulitan lawan yang dihadapi

Tabel Form Pemain
Tabel Form Pemain
Tabel Kesulitan Lawan yang Dihadapi
Tabel Kesulitan Lawan yang Dihadapi
Tabel Hasil Keseluruhan
Tabel Hasil Keseluruhan

Dari hasil perhitungan form dan kesulitan lawan yang dihadapi, Eden Hazard ternyata menjadi pilihan kapten terbaik untuk GW12. Penampilan yang sedang on fire semenjak perubahan skema yang dilakukan oleh Antonio Conte yang menjadi kuncinya.

Lawan yang dihadapi memang tidak bisa dipandang remeh. Dalam 4 pertandingan terakhir yang telah dijalani, Middlesbrough hanya kebobolan 2 gol. Arsenal dan Manchester City yang termasuk dalam 5 tim tersubur musim ini pun berhasil ditahan imbang dengan skor 0-0 dan 1-1.

BACA JUGA:  Fantasy Premier League Gameweek 34: Memanfaatkan Double Gameweek

Namun, jika kita coba menengok sejarah pertemuan kedua tim dalam beberapa tahun ke belakang, Chelsea masih jauh lebih superior dibandingkan Middlesbrough. Dalam 6 pertemuan terakhir, Chelsea selalu menang tanpa kebobolan atas Middlesbrough.

Dalam tabel ini muncul pula nama trio penyerang Liverpool—Philippe Coutinho, Roberto Firmino, dan Sadio Mane. Secara peringkat, duo Brasil lebih unggul daripada Mane karena indeks ICT-nya.

Coutinho memiliki nilai Creativity terbaik dibandingkan keduanya karena merupakan salah satu eksekutor tendangan bebas dan tendangan sudut Liverpool sehingga dapat menciptakan peluang yang lebih banyak bagi pemain lain.

Dalam 4 pertandingan terakhir, Coutinho melakukan 4 kali umpan terobosan dan 7 kali umpan silang sukses, atau yang terbanyak dalam skuat Liverpool.

Sementara Firmino memiliki nilai Threat terbaik dibandingkan keduanya karena  kontribusinya yang besar di dalam kotak penalti lawan. Jumlah tembakan (12 kali) dan sentuhan (35 kali) yang dilakukannya dalam area penalti lawan pada 4 pertandingan terakhir menjadi yang tertinggi dalam skuad Liverpool.

Rekan Hazard di Chelsea, Diego Costa, berada di peringkat 4. Menciptakan ancaman di depan gawang lawan merupakan keunggulan dari penyerang Chelsea ini. Sama seperti Firmino, jumlah tembakan (13 kali) dan sentuhan (28 kali) Costa di kotak penalti lawan merupakan yang tertinggi di klubnya.

Sayangnya, keunggulan Costa tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan menciptakan peluang untuk pemain lain dan penyelesaian akhir yang sama baiknya.

Indeks Creativity (91,4) dan konversi gol (20%) Costa dalam 4 pertandingan terakhir termasuk yang terendah dibandingkan kedua rekannya, Hazard dan Pedro. Itulah alasan mengapa dirinya hanya berada di peringkat 4 pilihan kapten terbaik.

Pemain-pemain lain yang terhitung cukup baik sebagai pilihan kapten adalah Sergio Aguero, Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, dan Jermain Defoe. Walau secara form tidak begitu menonjol, ketiganya menghadapi lawan yang tergolong mudah pada GW12 seperti yang ditunjukkan pada tabel “Kesulitan Lawan yang Dihadapi”.

Aguero dan De Bruyne menghadapi Crystal Palace yang paling banyak kebobolan dalam 4 pertandingan terakhir (11 gol) dan tidak pernah berhasil menjaga gawangnya tidak kebobolan dalam 11 pekan yang telah dilalui.

Lukaku dan Everton akan melawan Swansea yang paling sering membiarkan lawannya menciptakan peluang emas (big chance) untuk mencetak gol dalam 4 pertandingan terakhir (12 kali).

Sementara Defoe akan menjamu Hull City yang dalam 4 pertandingan terakhir menjadi tim kedua yang paling banyak kebobolan (10 gol) dan tim ketiga yang paling sering memberikan peluang kepada lawannya untuk melakukan tembakan dari dalam kotak penalti (46 kali).

Defoe mungkin menjadi pilihan yang paling menarik dari ketiganya karena kondisinya yang “secara teori” lebih bugar dibandingkan kedua pesaingnya yang harus membela tim nasional.

BACA JUGA:  Team-Shape dalam Football Manager

Selain itu, tensi pertandingan yang akan dijalani pun cukup panas mengingat keduanya sama-sama penghuni dasar klasemen, sama-sama buruk dalam hal bertahan, dan sama-sama baru meraih kemenangan pertama pada pekan lalu.

Pilihan-pilihan kapten lainnya seperti Joe Allen, Dimitri Payet, Alexis Sanchez, dan Charlie Austin mungkin kurang begitu menarik.

Tanpa dukungan pemain-pemain seperti Xherdan Shaqiri dan Marko Arnautovic dari kedua sisi, Allen terbukti gagal memenuhi ekspektasi 705.085 manajer pemiliknya setelah hanya mendapatkan 1 poin pada GW11.

Di GW12 nanti, Arnautovic memang sudah kembali setelah menjalani larangan bertanding, namun pemain kunci “sebenarnya” Stoke musim ini, Shaqiri, masih diragukan kebugarannya.

Dalam 6 pertandingan ketika Shaqiri bermain, Stoke tidak pernah terkalahkan (3 menang dan 3 seri). Sementara ketika Shaqiri absen, Stoke tidak pernah berhasil menang (1 seri dan 4 kalah).

Payet merupakan pemain yang memiliki statistik menyerang yang baik jika melihat indeks ICT-nya yang lebih tinggi dari Costa, Allen, atau Mane. Namun, baiknya statistik ini sayangnya tidak didukung oleh kinerja rekan setimnya yang masih tidak konsisten hingga pekan ke-11.

Menghadapi Manchester United di Old Trafford bukan hal yang ideal untuk memilih Sanchez sebagai kapten. Red Devils merupakan tim ketiga yang paling sedikit kebobolan di kandang saat ini dengan 4 kali bobol dari 5 laga.

Selain itu, harganya yang tinggi juga masih belum diimbangi dengan raihan poin yang konsisten. Performanya yang kadang meledak kadang redup menjadikannya pilihan kapten yang membuat panas dingin pemiliknya tiap pekannya.

Yang terakhir adalah Austin. Secara logika, Austin masih memiliki peluang untuk menyumbangkan poin di GW 12 mengingat seperti yang kita tahu lawannya, Liverpool, baru satu kali tidak kebobolan musim ini.

Namun, jika manajer juga ingin mengincar bonus poin, potensi Austin mungkin masih kalah jauh dibandingkan trio penyerang Liverpool.

Kesimpulan

Ada banyak pilihan kapten yang menarik untuk GW 12. Jika memilih bermain aman, manajer bisa memilih Hazard atau Coutinho sebagai kaptennya. Keduanya sedang dalam Form terbaik dan berkontribusi besar terhadap gol-gol timnya masing-masing sejauh ini.

Namun, jika ingin berjudi, manajer bisa memilih De Bruyne, Lukaku, atau Defoe.

Crystal Palace merupakan tim yang paling banyak kebobolan dari situasi bola mati (6 gol). Ini tentunya pertanda baik bagi De Bruyne yang menjadi salah satu pengambil tendangan pojok maupun tendangan bebas Manchester City.

Kemudian, Lukaku dan Defoe sama-sama bermain di kandang sendiri dan menghadapi tim penghuni dasar klasemen. Dalam 3 pertandingan kandang terakhirnya, Lukaku selalu berhasil mencetak gol. Sementara Defoe akan menjamu Hull yang telah kebobolan 13 gol dalam pertandingan tandang atau kedua terbanyak di liga.

Catatan: Semua statistik pemain atau tim yang disajikan dalam artikel ini bersumber dari Opta.

 

Komentar
Editor, pharmacy, football enthusiast. Pengasuh fplmakmur.wordpress.com. Penulis bisa dihubungi lewat Twitter @aldosahala.