Barcelona 3-1 Athletic Bilbao : Fase-Fase Permainan Barcelona yang Menjadi Kunci

BARCELONA, SPAIN - MAY 30: Lionel Messi of FC Barcelona celebrates after scoring the opening goal during the Copa del Rey Final match between FC Barcelona and Athletic Club at Camp Nou on May 30, 2015 in Barcelona, Spain. (Photo by David Ramos/Getty Images)

Susunan pemain

Empat fase besar penyerangan

Dalam sebuah wawancara, Louis van Gaal pernah menjelaskan secara singkat soal visi taktikalnya terkait membangun serangan. Dalam wawancara tersebut, Van Gaal menjelaskan ada empat fase besar dalam skema serangannya. Barcelona, selain merupakan salah satu tim yang pernah diasuh Van Gaal – yang selalu mencoba memainkan sepak bolanya dari belakang – merupakan salah satu contoh terbaik dari apa yang diutarakan pelatih asal Belanda tersebut.

Fase pertama serangan Barcelona dimulai dari lini belakang. Bola diberikan oleh Marc-André ter Stegen kepada salah satu dari Gerard Piqué atau Javier Mascherano. Terkadang, dalam situasi tertentu Jordi Alba yang menjadi pemain dengan posisi terdalam (dan melebar) bisa juga berperan sebagai pemain pertama dalam fase pertama serangan Barcelona.

Bentuk standar empat pemain belakang. Dalam fase pertama serangan, kedua fullback Barcelona akan begerak melebar dan berposisi sejajar (secara horizontal) dengan Sergio Busquets sebagai pemain no. 6 Barcelona. Perbedaan signifikan antara fase build-up ala Enrique dengan era Pep Guardiola terlihat dari penempatan posisi yang dilakukan oleh Sergio Busquets serta bentuk lini belakang. Pada era Pep, Busquets turun ke bawah sejajar dengan lini belakang – bahkan terkadang lebih dalam dan menjelma sebagai sweeper – sementara pada era Enrique, Barcelona cenderung mengambil jarak antara pemain no. 6 dengan lini belakang. Dalam beberapa kondisi spesifik, si pemain no. 6 akan merapatkan jarak dengan lini belakang tetapi tidak turun dan sejajar dengan lini belakang.
Berdasarkan pergerakan kedua fullback, bola digulirkan oleh bek tengah ke area sayap, ditujukan kepada fullback, untuk kemudian disirkulasikan pada masing-masing sisi lapangan. Hal ini sejalan dengan gaya bermain Barcelona era Luis Enrique yang banyak mencoba mengeksploitasi pertahanan lawan dengan cara menyerang melalui area sayap. Pada gambar terlihat Alves menerima bola dari Pique untuk kemudian Barcelona memasuki fase kedua. Kali ini dari sisi kanan.
Lionel Messi menerima bola dari Alves.

Dalam beberapa kesempatan, pertukaran posisi dan area kerja yang dilakukan tiga pemain ini mampu membuka celah di pertahanan Athletic Club de Bilbao, terutama celah vertikal. Hal ini bisa terjadi bukan hanya dikarenakan oleh kombinasi pergerakan trio Barcelona yang sangat baik, tetapi, juga disebabkan oleh faktor man-to-man marking Athletic Club yang, secara alami, berpotensi merusak bentuk – lihat gambar di bawah – serta formasi dasar yang mereka gunakan (4-4-2).

Pertukaran posisi trio Barcelona di sisi kanan. 1) Rakitic yang tadinya berada di half space bergerak melebar dan masuk ke area sayap. Pergerakannya ini sekaligus menarik satu pemain Athletic Club sehingga menciptakan ruang kosong di area no. 6 Athletic Club. Ruang kosong ini bisa terjadi selain karena kombinasi pergerakan Rakitic dan dua rekannya, juga disebabkan bawaan alami 4-4-2 yang selalu berkemungkinan meninggalkan celah di area antarlini, yaitu area no. 10 dan area no. 6. Hal yang mungkin bisa dihindari – terutama pada area no. 6 – dengan penggunaan formasi 4-1-4-1. 2) Pergerakan Rakitic tadi juga merupakan indikasi bahwa ia memberikan ruang kerja bagi salah satu dari Alves atau Messi yang mungkin bergerak ke tengah dan masuk ke pertahanan Athletic Club melalui area no. 6. 3) Penempatan posisi Sergio Busquets merupakan bagian dari taktik penguasaan permainan. Dalam hal ini, Busquets memainkan peran sebagai pendukung terhadap kombinasi trio Barcelona, yang memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai pemain yang difungsikan sebagai penerima back pass bila lawan sukses menutup akses masuk ke pertahanan mereka atau fungsi kedua, sebagai pemain transisi (papan pantul one-two) bila Messi mencoba masuk ke area no. 6 Athletic Club atau bergerak dan memindahkan permainan ke sisi kiri.
Peralihan fase pertama ke fase kedua di sisi kiri area penyerangan Barcelona. Area elips berwarna oranye merupakan area di depan gelandang Athletic Club yang sering kali sangat besar. Untuk meringankan kerja gelandang dalam meng-cover area ini, striker Athletic Club diinstruksikan untuk turun ke bawah (area no. 10). Seperti yang terlihat dalam gambar di atas, Mascherano yang maju ke depan dijaga oleh Inaki Williams – salah satu striker Athletic Club.
Diagram perbandingan sederhana kombinasi Barcelona di sisi kiri dan kanan.

Dalam fase kedua serangan Barcelona, sering kali terlihat Neymar dan Messi berdiri di touchline. Hal ini memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai pemain yang bersiap menerima bola ketika Barcelona lakukan pemindahan permainan secara ekstrem dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya. Sebagai tim yang jauh lebih direct ketimbang saat masih diasuh Pep, Barcelona sering melakukan switch play seperti ini; umpan langsung dari satu sisi ke touchline di seberangnya. Kedua, penempatan posisi di touchline seperti ini juga dimaksdukan untuk merusak kompaksi horizontal lawan.

Seperti yang disebutkan di atas, salah satu rencana menyerang Barcelona adalah menciptakan serangan melalui permainan dari area sayap.

Eksploitasi area sayap
Neymar, Iniesta, dan Alba bertukar posisi. Neymar dan Iniesta sama-sama mengisi koridor luar dalam nyaris satu garis vertikal yang sama – yang dari satu sisi hal ini kurang baik untuk penguasaan bola. Jordi Alba yang tadinya berada di half space, bergerak maju dan masuk ke koridor luar (area sayap Athletic Club). Beruntung bagi Athletic Club, jalur umpan Neymar kepada Alba tampaknya tertutup oleh Andoni Iraola. Bebasnya Alba di area tersebut juga disebabkan oleh buruknya penempatan posisi Mikel San Jose yang ikut memberikan cover pada Iniesta – padahal di sisi kanannya ada Unai Bustinza.
Perhatikan juga penempatan posisi Busquets, yang lagi-lagi berada di antara pemain sayap dan gelandang tengah. Ia adalah pemain yang menempati area transisi, speerti yang dijelaskan di atas.
Pada bagian kanan bawah gambar, terlihat Mikel Balenziaga yang secara horizontal posisinya sangat jauh sekali dari duo bek tengah Athletic Club. Ini bisa terjadi disebabkan oleh Lionel Messi yang berdiri di touchline kanan Athletic Club, menyebabkan konsentrasi Balenziaga terfokus padanya sekaligus merenggangkan formasi Athletic Club secara horizontal.

Fase ketiga merupakan fase penciptaan peluang (chances creation). Salah satu skema reguler dalam fase ketiga adalah gerakan inversi (menusuk ke dalam) Messi dari sisi luar ke area tengah untuk menempati ruang yang tepat dalam melepaskan umpan diagonal ke sisi kiri jauh atau umpan terobosan mendatar ke kotak penalti. Dalam memaksimalkan skema ini, pergerakan tanpa bola dari pemain di sekitar Messi diperlukan sebagai pengalih perhatian lawan sekaligus merusak bentuk pertahanan sehingga memungkinkan si target umpan mendapat area kerja yang lebih besar.

Fase ketiga permainan, yaitu fase penciptaan peluang. Salah satu skema reguler dalam fase ketiga serangan Barcelona.

Alternatif lain, seperti yang disebutkan di atas adalah, umpan terobosan ke dalam kotak penalti melalui celah antara dua pemain bertahan Athletic Club. Luis Suarez merupakan salah satu elemen yang sangat baik dalam mendukung sistem ini. Ini disebabkan karena ia memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan pergerakan tanpa bola.

Gol kedua menjadi contoh dari banyak hal. Mulai dari kombinasi pergerakan trio sisi kanan Barcelona. Messi yang bergerak ke area tengah, Suarez yang sangat efektif dengan pergerakan tanpa bolanya, sampai rendahnya kompaksi Athletic Club yang dikarenakan beberapa kesalahan individual.

Awal gol kedua Barcelona. Messi merupakan seorang pemain dengan kemampuan hebat saat harus bermain dalam ruang yang sangat sempit (tight space). Di dalam kombinasi kali ini, ia bergerak simpel searah panah biru dan memancing dua pemain Athletic Club di dekatnya. Dani Alves bergerak ke arah sebaliknya dan mengisi ruang antar lini untuk kemudian menerima umpan Messi. Mereka berdua kemudian lakukan kombinasi umpan satu-dua untuk membantu Messi bergerak ke tengah, ke ruang yang ditandai dengan elips oranye. Rakitic bergerak maju dan bergabung dalam fase ketiga ini, untuk kemudian memberikan umpan kepada Suarez.
Posisi pemain dalam gol kedua Barcelona.

Pada babak kedua perubahan permainan Barcelona terjadi setelah masuknya Xavi Hernandez. Perbedaan yang ditawarkan Xavi adalah mobilitasnya dalam bergerak mencari bola di sekitar central area. Beberapa kali ia bahkan menempati posisi terdepan di antara gelandang-gelandang Barcelona dan menciptakan umpan terobosan yang langsung menempatkan pemain-pemain Barcelona dalam posisi menyerang yang menjanjikan.

Pertahanan

Barcelona merupakan tim yang selalu berusaha melakukan pressing sedini mungkin (bila memungkinkan), ketika kehilangan bola. Hal ini sangat terlihat pada fase transisi bertahan.

Gegenpressing Barcelona sesaat setelah kehilangan bola.
Dani Alves yang mencoba masuk dari sisi kiri Athletic Club, dihentikan oleh bek-bek Athletic Club. Saat Athletic Club dalam kondisi transisi menyerang (gambar kanan atas), empat pemain Barcelona secepatnya mendekati pemegang bola. Pemain Athletic Club berhasil lolos dari fase pertama ini dan Barcelona masih mempertahankan intensitas pressing mereka (kiri bawah). Gambar kanan bawah memperlihatkan Busquets yang berhasil merebut bola dari kaki Aritz Aduriz dan membuka serangan balik bagi Barcelona ke pertahanan Athletic Club.

Bila ternyata pressing intensitas tinggi ini gagal, Barcelona akan secara gradual menata posisi sampai semua pemain kembali ke posisi bertahan seperti yang telah direncanakan. Struktur pertahanan Barcelona saat bertahan dalam blok medium atau blok rendah adalah berdasarkan bentuk dasar 4-4-2, dengan Neymar yang masuk ke lini tengah. Berikut satu contoh bentuk bertahan Barcelona.

Bertahan terhadap long goal kick Athletic Club. Empat pemain belakang meng-overload tiga pemain Athletic Club di garis depan.
(1) Prinsip dasar dalam bentuk bertahan Barcelona adalah, memiliki satu orang ekstra sehingga mereka memastikan superioritas jumlah, (2) kedua fullback menjaga dua pemain sayap Athletic Club, (3) dua pemain tengah di lini belakang menjaga satu penyerang tengah Athletic Club. (4) Busquets berposisi di area no. 6 dan menjaga salah satu pemain Athletic Club yang coba menyundul bola hasil tendangan gawang. (5) Rakitic, Iniesta dan Neymar menutup akses tiga pemain yang berada di belakang mereka

Pada bentuk bertahan dalam blok rendah Barcelona, di atas kertas mereka bertahan dengan empat pemain belakang dan empat gelandang. Tetapi, pada praktiknya, tiga gelandang tengah merekalah yang menjadi benteng di depan lini belakang.

Trio gelandang tengah sebagai benteng di depan lini belakang. Formasi ini memiliki tugas spesifik simetris di kedua sisinya. Iniesta memberikan cover di sisi kiri, sementara Rakitic di sisi kanan. Ketiganya juga selalu berada dalam bentuk yang sangat berdekatan dan mempertahankan kompaksi horizontal. Pada gambar di atas terlihat situasi 7v5 yang menguntungkan Barcelona.
Komentar

This website uses cookies.