Beda Perlakuan PSSI ke Timnas Putri?

Timnas Putri Indonesia 2022 (Sumber: pssi.org)
Timnas Putri Indonesia 2022 (Sumber: pssi.org)

Pada hari Senin (4/7/22) dua skuad Garuda bertanding dalam waktu yang relatif bebarengan. Timnas U-19 Putra sukses menggilas Brunei Darussalam tujuh gol tanpa balas dalam partai kedua Piala AFF U-19, sedangkan nasib berkebalikan untuk Timnas Putri yang harus menelan kekalahan telak 0-4 dari Thailand di ajang Piala AFF Wanita 2022.

Timeline akun resmi PSSI sebagai kanal utama kabar timnas dipenuhi cuitan dan unggahan foto momen kemenangan skuad putra. Di sisi lain, kabar perjuangan dari tim putri terasa sepi dan minim pemberitaan. Perdebatan kemudian merembet ke perbedaan jersey yang dikenakan para penggawa dari kedua skuad tersebut. Saat tim putra dibalut jersey teranyar, skuad putri nampak masih memakai seragam edisi lama mereka.

Tanda-tanda perbedaan tersebut seolah mengungkap bagaimana beda sikap federasi terhadap kiprah kedua kesebelasan. Terlebih pengembangan sepakbola putri di Indonesia juga tengah menjadi sorotan karena ketiadaan kompetisi resmi. Apa benar PSSI menganaktirikan Timnas Putri?

Semua sepakat bukan? bahwa timnas yang kuat lahir dari pembinaan yang benar dan kompetisi yang sehat? Ketiadaan kompetisi berjenjang dan berkelanjutan adalah isu utama dalam sepakbola putri di Indonesia. Liga 1 Putri sebenarnya sempat digulirkan pada 2019 lalu dengan tim Persib Putri yang keluar sebagai ratunya. Piala Pertiwi sebagai ajang tim sepakbola wanita dari berbagai daerah juga telah hadir sejak 2006, meski pelaksanaannya juga tak pasti berapa tahun sekali.

Namun, PSSI dinilai tak serius menangani pengembangan sepakbola wanita di Indonesia. Perlakuannya beda saat getol mempersiapkan berbagai turnamen pramusim macam Piala Presiden atau mengatur jadwal untuk Liga 1 putra namun lelet ketika menyusun penyelenggaraan kompetisi wanita. Yah, meski penyelenggaraan dan penentuan jadwalnya juga tak sepenuhnya beres.

BACA JUGA:  Enigma Benteke: Drogba Baru yang mulai bertansisi menjadi Andy Carroll?

Kehadiran Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia sejak 2017 lalu menjadi angin segar bagi skena sepakbola wanita di Indonesia. Namun, keseriusan PSSI sebagai induk federasi menjadi kunci utama masa depan para atlet sepakbola dari kaum hawa.

Dilansir dari Kompas, pengamat sepakbola wanita, Gabriella Putri Witdarmono, menuliskan bahwa partisipasi perempuan dalam olahraga telah tumbuh pesat selama 50 tahun terakhir seiring dengan jumlah penikmatnya yang juga bertambah banyak. Hal ini dapat kita lihat saat laga El Clasico yang mempertemukan tim putri Barcelona kontra Real Madrid yang menarik 100 ribu pasang mata di Camp Nou pada ajang perempat final Liga Champions Wanita yang berlangsung akhir Maret 2022.

Para Srikandi Garuda kini masih berjuang di gelaran Piala AFF Wanita 2022. Tuntutan berprestasi tentu mengiringi perjalanan mereka dalam setiap ajang yang diikuti. Jika sistem sepakbola wanita makin sehat, bukan tak mungkin skuad Garuda Pertiwi mampu mengulangi atau bahkan melampaui prestasi terbaiknya saat meraih posisi keempat di Piala Asia 1986.

Saat ini, klub-klub Liga 1 juga tengah mempersiapkan skuad putri mereka untuk menyambut kompetisi terdekat. PSSI sendiri mengatakan bahwa di tahun ini Liga 1 Putri akan kembali digulirkan setelah dua tahun terhenti akibat pandemi COVID-19. Meski tak tahu kapan jadwal pastinya, mari berharap saja agar kompetisi sepakbola putri dapat berjalan sebagaimana mestinya.

 

Komentar