Era Baru Napoli Bersama Spalletti

Luciano Spalletti
Pelatih Napoli, Luciano Spalleti. (uefa.com)

“Selamat datang, Luciano. Kita akan bekerja sama dengan baik.” Itu adalah sambutan yang diberikan Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, saat memperkenalkan Luciano Spalletti sebagai nahkoda anyar klub untuk mengarungi musim pada musim 2021 silam.

Kerja sama yang baik di tahun pertama mereka nyaris saja membawa Trofi Serie A mampir ke Kota Naples andai saja anak asuh Spalletti tidak kehabisan bensin. Meskipun demikian, target El Presidente untuk mentas di Champions League setidaknya sudah tercapai karena Azzurri berhasil finis di peringkat 3 kalsemen akhir di bawah duo Milan. Capaian tersebut membuat keyakinan publik Napoli kepada Spalletti memuncak, mereka berharap di tahun keduanya bisa membawa kembali gelar Serie A yang sudah 32 tahun dinanti-nantikan.

Harapan besar itu pun hampir saja sirna, ketika Napoli ditinggal para pilarnya sebelum musim 2022/2023 dimulai. Lorenzo Insigne, Dries Mertens, dan Kalidou Koulibaly menjadi sedikit di antara banyak pemain yang melakukan eksodus besar dari I Partenopei. Hal itu membuat Spalletti sempat ragu-ragu dengan kemampuan dan kondisi timnya. Namun bukan Spalletti namanya kalau tidak punya nyali besar untuk melawan keterbatasan yang ia miliki.

Menyadari timnya kurang pemain, Spalletti bersama sang presiden klub akhirnya merekrut 11 pemain baru untuk mengarungi musim ini. Di antaranya ada Khvicha Kvaratskhelia, Min Jae Kim, Andre Zambo Anguissa, Raspadori dan Giovanni Simeone

Beruntungnya para pemain baru tersebut langsung nyetel dengan sistem Spalletti. Napoli versi baru saat ini ada di barisan terdepan tim Serie A yang performanya paling meyakinkan. Sampai pekan ke-7 Serie A, Napoli bersama Atalanta menjadi tim yang belum terkalahkan di liga. Dalam kurun waktu tersebut, Napoli merangkum 5 kemenangan dan 2 kali imbang. Berkat catatan itu, Napoli memuncaki klasemen sementara.

BACA JUGA:  Pisah Sambut Para Juru Strategi Juventus

Tak hanya di Serie A, Napoli meneruskan tren menanjaknya di Liga Champions. Dalam dua laga pertama grup A, Victor Osimhen dkk. berhasil menyapu bersih dengan torehan 4 poin. Bahkan di laga perdana, anak asuh Spalletti berhasil membabat Liverpool dengan skor 4-1 melalui permainan yang memukau dan di laga kedua mereka juga berhasil mempermalukan tuan rumah Glasgow Ranger dengan skor 0-3.

Hasil tersebut tidak lepas dari berjalannya taktik Spalletti yang dijalankan Napoli. Pria berusia 63 tahun itu mengandalkan umpan-umpan pendek dengan pergerakan dinamis sampai memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan saat membangun serangan. Selain itu Napoli era baru juga sangat mengandalkan peran para bek sayapnya. Bek sayap diberi kebebasan penuh untuk bergerak, melakukan tusukan hingga menembak bola saat mendekati kotak penalti lawan.

Melalui permainan tersebut, Napoli memiliki catatan xG paling tinggi di Serie A sejauh ini dengan angka 12.6. Dan salah satu sosok pemain yang paling besar jasanya dalam menciptakan peluang Napoli adalah, Khvicha Kvaratskhelia. Pemain Georgia ini dari 8 laga yang ia mainkan sudah mencetak 4 gol dan 1 asis. Selain itu perannya sebagai gelandang flamboyan nomor 10 juga mampu memberi warna baru bagi permainan Napoli terutama pada sektor penyerangan.

Jika terus bisa mempertahankan performanya, tentu kans Trofi Serie A untuk kembali ke Kota Naples musim ini terbuka lebar. Apalagi tanah Napoli dijuluki sebagai tanah ajaib, sehingga apapun mungkin saja terjadi di sini. Eterna fedelta alla mia citta!

Komentar
Medioker yang bisa diandalkan. Kadang dukung Manchester United kadang dukung AC Milan. Bisa kalian sapa di twitter @CandraBantara