Menelusuri Naik Turun Prestasi Vfl Wolfsburg

Musim 2008/09 menjadi puncak kejayaan Wolfsburg, setidaknya hingga saat ini. Pada musim tersebut, mereka berhasil merengkuh titel Bundesliga.

Fondasi terhadap kesuksesan itu sudah dimulai sejak satu musim sebelumnya. Bisa dibilang tokoh kuncinya adalah Felix Magath. Ia didapuk menjadi pelatih anyar Die Wölfe menggantikan Klaus Augenthaler.

Sebelum hijrah ke Wolfsburg, Magath berhasil mengantarkan Bayern München meraih double-winner (Bundesliga dan DFB Pokal) dua tahun berturut-turut. Untuk pertama kalinya prestasi semacam itu diraih klub-klub Bundesliga.

Namun di musim perdananya bersama Vfl Wolfsburg, Magath tak sanggup langsung tancap gas. Dalam 10 pertandingan awal musim 2007/08, mereka hanya sanggup membukukan tiga kemenangan.

Inkonsistensi mewarnai perjalanan Magath dan timnya di musim pertama kebersamaan mereka. Tetapi beberapa pembelian penting terjadi di musim 2007/08. Di lini depan, Grafite dan Edin Dzeko didatangkan dengan total dana kurang dari €10 juta. Sedangkan Ashkan Dejagah yang juga memainkan peran penting dalam menopang daya serang Wolfsburg datang dengan free transfer.

Merasa puas dengan pembelian yang dilakukan, di musim 2008/09, Felix Magath hanya menambah beberapa pemain saja. Untuk memperkuat barisan pertahanan, Andrea Barzagli dibeli dari Palermo dengan nilai transfer €14 juta. Pembelian tersebut adalah rekor pembelian termahal klub saat itu. Barzagli menjadi sosok sentral dan selalu bermain di Bundesliga musim 2008/09.

Pembelian lainnya yang di kemudian hari juga terbukti sangat bermanfaat adalah Zvjezdan Misimovic. Wolfsburg hanya perlu merogoh kocek sebesar €3,4 juta untuk memboyongnya dari Nürnberg. Misimovic membayar kepercayaan Magath dengan mencatatkan 20 assist di sepanjang musim.

Dengan tambahan amunisi yang tepat, Wolfsburg tampil semakin solid. Mereka sempat meraih 10 kemenangan beruntun sejak Februari sampai pertengahan April 2009. Itu merupakan catatan terbaik yang dimiliki Wolfsburg hingga saat ini.

BACA JUGA:  Dortmund (0-1) FC Bayern: Dortmund Terlalu Mudah Diprediksi

Duet Grafite dan Dzeko semakin padu. Grafite menjadi top skor Bundesliga dengan torehan 28 gol dan Dzeko ada di posisi kedua setelah mampu melesakkan 26 gol. Dzeko bahkan sampai sekarang masih tercatat sebagai top skor Wolfsburg. Total, ia menyumbangkan 66 gol selama merumput di sana dari 2007-2010.

Meskipun berhasil menjadi juara, Wolfsburg dan Felix Magath memutuskan untuk berpisah. Magath memilih untuk melanjutkan kariernya bersama Schalke.

Wolfsburg pun buru-buru mencari penggantinya. Armin Veh ditunjuk menjadi manajer tim. Veh merupakan pelatih yang membawa Stuttgart menjuarai Bundesliga pada tahun 2007.

Sayangnya, di Wolfsburg, Armin Veh gagal total dan didepak sebelum musim berakhir. Sejak saat itu, sejumlah pelatih silih berganti datang tetapi tidak ada yang mampu membawa Wolfsburg kembali ke puncak atau setidaknya konsisten bertarung di papan atas.

Kalapun ada yang bisa disyukuri hingga saat ini adalah fakta bahwa mereka masih berkompetisi di Bundesliga. Jalan mereka sampai ke kompetisi level tertinggi di Jerman tersebut memang panjang dan berliku.

Kota Wolfsburg baru dibangun pada tahun 1938. Ia menjadi rumah bagi ribuan pekerja di pabrik Volkswagen. Tujuh tahun berselang, sebuah klub bernama VSK Wolfsburg didirikan untuk mewadahi aktivitas-aktivitas olahraga para karyawan.

Tetapi klub ini hanya bertahan seumur jagung. Beruntung ada sebagian orang yang gigih dalam mengembangkan klub bola di Wolfsburg. Hingga akhirnya berdirilah Vfl Wolfsburg yang bermain di stadion kecil milik Volkswagen.

Sebagaimana klub-klub pendatang baru pada umumnya, Vfl Wolfsburg harus bersabar menapaki jenjang demi jenjang kompetisi yang ada. Meski demikian perlahan tapi pasti mereka mulai menunjukkan hasil positif. Pada periode awal tahun 1950-an, Wolfsburg berhasil memenangi tiga gelar Amateur-Oberliga Nord Championships.

BACA JUGA:  Jejak Pemain Turki di FC Barcelona

Ketika 2. Bundesliga digelar pada tahun 1974, Wolfsburg langsung ikut serta. Namun hal itu tak berlangsung lama. Pada 1976, mereka harus kembali bertarung di kompetisi Oberliga Nord.

Baru pada tahun 1992, Wolfsburg kembali berhasil masuk ke 2. Bundesliga. Kali ini mereka mampu bertahan lebih lama. Tidak hanya itu, di DFB Pokal, Vfl Wolfsburg juga sempat masuk final pada 1995. Sayang, di final mereka takluk dari Borussia Mönchengladbach.

Akhirnya, Wolfsburg berhasil masuk Bundesliga pada musim 1997/98. Pada musim debutnya tersebut, mereka bertengger di posisi 14 di akhir musim.

Roy Präger (tadinya tertulis Fredi Bobic) menjadi andalan kala itu dan mampu mencatatkan namanya di posisi lima top skor Bundesliga. Prestasi Wolfsburg terus menanjak dan bahkan mampu berlaga di UEFA Cup pada musim 1999/00.

Seiring peningkatan prestasi di lapangan, manajemen mulai memikirkan pengembangan infrastruktur yang lebih mumpuni. Dan di musim 2002/03, mereka pindah dari Vfl-Stadion (stadion terkecil di Bundesliga saat itu) ke Volkswagen Arena.

Di Volkswagen Arena, optimisme untuk menjadi lebih baik terus diembuskan dan mencapai puncaknya pada tahun 2009. Namun kini fans Wolfsburg mungkin sudah cukup puas kalau klubnya tidak terdegradasi. Apalagi, memasuki pekan ke-11 musim 2017/18, Die Wölfe masih tertahan di posisi 14 dengan hanya mencatatkan 1 kemenangan.

Mampukah Mario Gomez dan rekan-rekannya menjaga optimisme di Volkswagen Arena? Masih ada 24 pertandingan untuk membuktikannya.

Ralat: Fredi Bobic tidak pernah bermain untuk Wolfsburg, yang benar adalah Roy Präger.

Komentar
Penggemar FC Bayern sejak mereka belum menjadi treble winners. Penulis buku Bayern, Kami Adalah Kami. Bram bisa disapa melalui akun twitter @brammykidz