Ferran Torres: Talenta dari Valencia Pengganti Sane

Pep Guardiola bergerak cepat saat liga Inggris musim 2019/2020 telah usai. Setelah kehilangan pemuda berbakat dari Jerman, Leroy Sane, yang memutuskan untuk pulang kampung dan membela Bayern Munchen, ia resmi mengangkut pemuda berbakat lainnya dari Valencia, Ferran Torres.

Kepindahan Ferran Torres ke klub berjuluk The Citizens tersebut memakan total biaya sekitar 23 juta euro dengan kontrak hingga 2025. Tentu saja angka itu tak terlalu besar bagi klub yang dimiliki oleh Sheikh Mansour tersebut.

Nama Torres memang tidaklah setenar Jadon Sancho yang tengah gencar diberitakan terkait dengan kepindahannya ke Manchester United.

Ia juga tak semefonemenal Kai Harvertz yang kabarnya akan masuk ke dalam proyek besar Frank Lampard. Namun, soal performa dan talenta, pemuda asal Spanyol tersbut tak bisa dipandang sebelah mata.

Memulai karir sepakbolanya dari akademi Valencia, Torres akhirnya bisa merasakan kasta tertinggi kompetisi sepakbola di Spanyol saat musim 2017/2018. Walau begitu, pada musim tersebut ia tak benar-benar menjadi pemain yang merumput secara reguler di Liga Spanyol.

Barulah semusim berikutnya ia menjadi bagian dari skuat Valencia dalam mengarungi kompetisi di musim tersebut. Selanjutnya, pemain yang saat ini baru berumur 20 tahun tersebut akhirnya menjadi pemain yang penting bagi Valencia pada musim 2019/2020.

Bersama klub yang identik dengan logo kelalawar tersebut, Torres sukses mencatatkan 44 penampilan di semua kompetisi. Sebagai seorang pemain yang beroperasi di sayap kanan, ia berhasil melepaskan umpan berbuah gol sebanyak 8 kali.

Disamping itu, ia beberapa kali juga menunjukkan keihaian dalam mencetak angka. Sejumlah 6 gol ia lesatkan ke gawang lawan. Meski catatan asis dan golnya masih di bawah angka 10, tetapi Torres menjadi komoditas menarik di Liga Spanyol.

Pep Guardiola tentu sangat senang Manchester City mampu merampungkan transfer pemuda yang lahir di Folos, Spanyol itu. Sebab Torres menawarkan beberapa kemampuan yang menarik untuk menggantikan Leroy Sane yang baru saja pulang ke Jerman.

Torres merupakan pemain dengan tipikal lihai ketika menggiring bola. Dilihat dari sudut pandang ini, ia punya kesamaan dengan Sane yang juga ciamik dalam melakukan dribble. Dengan begitu, skuat asuhan Pep tidak kehilangan pemain yang terampil dalam memainkan si kulit bulat di sisi sayap.

Akan tetapi, ada perbedaan yang menonjol dari keduanya. Sane biasa bermain di sisi kiri dengan kaki kirinya pula yang lebih dominan. Sementara itu, di Valencia, Torres bermain sebagai sayap kanan dengan kaki kanan yang lebih dominan.

Artinya, jika memang diplot untuk menggantikan posisi winger yang baru saja pindah ke Bayern Munchen itu, Torres akan merumput dengan cara bermain yang berbeda.

Ia akan menjalani hari-harinya sebagai inverted winger, bermain di sisi kiri dengan kaki kanan lebih dominan, berlainan dengan yang biasanya dilakukan di Spanyol. Kemampuan dribble­-nya akan lebih digunakan untuk melakukan cut inside, alih-alih menyisir sisi sayap.

Meski begitu, posisi tersebut sebetulnya tak cukup asing. Torres pernah dimainkan sebagai sayap kiri dalam dua kesempatan. Pesepakbola bertinggi badan 184 cm itu juga pernah dua kali bermain sebagai penyerang tengah dan mengisi posisi gelandang dalam tiga kesempatan.

Akan tetapi, pos lini tengah hampir pasti bukan pilihan utama bagi Pep untuk memainkan Torres. Alasannya cukup kentara. Betapa sesaknya gelandang City. Mulai dari , Ilkay Gundogan, Phil Foden, sampai Bernardo Silva yang kerap juga bermain di posisi itu.

Oleh karena itu, menggantikan pos Sane merupakan opsi dengan probabilitas paling besar. Satu yang pasti dihadapi Torres adalah dibanding-bandingkan dengan pendahulunya itu.

Apalagi penampilan Sane pada musim terakhirnya bersama Schalke sebelum hijrah ke Manchester terlihat lebih moncer daripada performa Torres musim lalu. Dari jumlah gol, asis, persentase umpan sukses, dan umpan kunci per laga, jebolan akademi Valencia itu kalah mentereng.

Meski kalah segalanya dari pemain yang posisinya akan digantikan, bukan berarti ia tidak menjanjikan. Dilatih oleh salah satu pelatih terbaik dunia bisa jadi faktor kunci pemain muda itu dapat berkembang. Ditambah lagi, baik Pep maupun Torres sama-sama tumbuh dari akar sepakbola Spanyol.

Soal adaptasi, ia akan ditemani oleh satu seniornya dari negara yang sama, yakni Rodrigo Hernandez. Lagipula, lingkungan City dalam sedekade terakhir terbukti memang cukup ramah untuk pemain latin, baik dari Spanyol dan Portugal, maupun Argentina dan Brazil.

Sekarang, tinggal kerja keras Torres yang menentukan masa depannya di Manchester. Ia bisa menjadi legendaris seperti David Silva. Atau justru performanya jatuh bebas dan mematahkan mitos bahwa City selalu memberikan jalan karier yang ciamik bagi pemain asal Semenanjung Iberia.

Komentar

This website uses cookies.