Geger Derbi Milano: Lukaku Tertawa, Ibrahimovic Merana

Apapun kompetisinya, laga derbi tetaplah derbi. Ada harga diri dan gengsi yang dipertaruhkan oleh sepasang kesebelasan yang terlibat. Tak terkecuali laga Derbi Milano alias Derbi Della Madonnina dini hari tadi (27/1) yang mempertemukan AC Milan dan Internazionale Milano.

Seperti partai Derbi Della Madonnina lainnya, pertandingan tadi pagi juga melambungkan dua aktor dari masing-masing kubu yakni Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku.

Seperti yang diprediksi banyak pengamat, laga memperebutkan tiket lolos ke semifinal Piala Italia ini berjalan sengit dan menegangkan. Kedua tim sama-sama mengupayakan gol sedari sepak mula. Hal tersebut tampak dari sejumlah peluang yang sukses dikreasikan Milan dan Inter.

Beruntung bagi I Rossoneri, Dewi Fortuna berpihak kepada mereka. Usaha tak kenal lelah Ibrahimovic dan kawan-kawan berujung pada gol yang dilesakkan striker bernomor punggung 11 itu ke gawang Samir Handanovic pada menit ke-31. Kota Milan pun memerah untuk sementara waktu.

Namun gol Ibrahimovic yang membawa Milan unggul sejatinya cuma klimaks pembuka dari drama Derbi Della Madonnina. Seiring berjalannya waktu, laga jadi semakin panas dan seru. Milan yang di atas angin mau memperlebar jarak sedangkan Inter coba menyamakan skor.

Saking panasnya duel dua tim sekota ini, Ibrahimovic dan Lukaku terlibat cekcok. Keduanya beradu mulut dan saling menempelkan badan. Pada momen ini, keduanya lebih mirip dua petinju yang siap diadu di atas ring ketimbang pesepakbola.

Entah apa yang diucapkan Ibrahimovic sehingga Lukaku naik pitam dan melakukan konfrontasi. Sampai-sampai, pemain dari kedua kubu mesti melerai keduanya. Wasit yang melihat perseteruan mereka langsung mengacungkan kartu kuning bagi Ibrahimovic maupun Lukaku.

Adu mulut dari dua penyerang berbeda generasi ini bahkan berlanjut sampai lorong menuju ruang ganti saat babak pertama disudahi dengan skor 1-0 untuk keunggulan I Rossoneri. Tidak menutup kemungkinan, federasi sepakbola Italia (FIGC) akan menjatuhkan hukuman untuk keduanya dalam waktu dekat.

Pada babak kedua, kedua tim langsung tancap gas demi menyelesaikan misi yang diemban. Bersamaan dengan itu, sejumlah drama juga terus bermunculan.

Berawal dari giringan yang dilakukan Aleksandar Kolarov menuju lini tengah, Ibrahimovic melanggarnya dan membuat bek renta itu terjatuh. Well, meski lebih tua, kelas Ibrahimovic jelas ada di atas Kolarov. Namun wasit tetap pada keputusannya yakni menghadiahi kartu kuning kedua dan bersalin rupa menjadi kartu merah sekaligus mengusir Ibrahimovic keluar dari lapangan pada menit ke-58.

Peristiwa itu sendiri mengubah atensi Dewi Fortuna. Jika sebelumnya ia memihak sisi merah kota Milan, maka detik itu juga pandangannya beralih ke sisi biru. Benar saja, bermain dengan sepuluh orang bikin I Rossoneri lebih pasif. Mereka menumpuk pemainnya di area sendiri guna menjaga keunggulan.

Sebaliknya I Nerazzurri kian menggeber serangan. Masuknya Lautaro Martinez sebagai juru gedor tambahan menjadi bukti kalau mereka ingin lekas menciptakan gol.

Mengurung pertahanan lawan tak serta-merta bikin Lukaku dan rekan-rekannya mudah menjebol gawang Ciprian Tatarusanu. Berulangkali aksi ofensif Inter dipatahkan oleh skema defensif Milan.

Serangan I Nerazzurri bak air yang mengalir kian deras dari waktu ke waktu. Tembok I Rossoneri akhirnya ambrol juga setelah Nicolo Barella ditekel oleh Rafael Leao di kotak penalti. Sempat diabaikan, tetapi wasit Paolo Valeri kemudian mengecek Video Assistance Referee (VAR).

Dari pengamatannya, kaki Tomori memang menyentuh kaki Barella sehingga gelandang energik tersebut hilang keseimbangan. Tanpa ragu, sang pengadil lapangan menunjuk titik putih. Lukaku yang maju sebagai algojo berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Papan skor di Stadion Giuseppe Meazza pun berubah menjadi sama kuat.

Gol itu sendiri menjadi momentum bagi Inter. Mereka kian menjadi-jadi demi membawa pulang kemenangan serta tiket lolos ke semifinal. Sebaliknya, Milan yang ogah kena comeback melawan dengan serangan balik yang diliputi kehati-hatian.

Sekitar sepuluh menit dari gol Lukaku, drama lain tercipta di laga derbi ini. Valeri memegangi kakinya, terutama di bagian paha. Tampaknya, sang pengadil lapangan mengalami cedera. Memimpin sebuah laga yang intens bikin dirinya kelelahan. Alhasil, wasit keempat, Daniele Chiffi, masuk menggantikannya. Tak cukup sampai di situ sebab laga juga mendapat tambahan waktu sekitar sepuluh menit.

Lautaro memiliki kans mencetak gol usai lepas dari kawalan. Namun nahas, sepakannya mengarah tepat ke Tatarusanu sehingga gawang tetap steril.

Paham apabila sejumlah penyesuaian yang dibuat Stefano Pioli mandek, Antonio Conte merespons dengan memasukkan Christian Eriksen menggantikan Marcelo Brozovic di menit ke-87. Harapannya jelas, I Nerazzurri bisa tampil lebih ofensif karena I Rossoneri bertahan semakin dalam.

Inter coba menusuk dari kedua sayap maupun area tengah. Sirkulasi bola dilakukan untuk merusak organisasi pertahanan Milan yang rapat. Diawali pelanggaran Soualiho Meite, Inter beroleh tendangan bebas beberapa meter di luar kotak penalti.

Eriksen yang belum ngos-ngosan maju sebagai eksekutor. Papan skor yang masih memamerkan angka 1-1 juga menunjukkan bahwa laga sudah memasuki menit ke-97. Waktu normal akan segera berakhir.

Dengan tenang, pemain asal Denmark itu mengambil ancang-ancang. Ia lalu melangkah pelan dan melepaskan tembakan terukur yang meluncur mulus ke gawang Milan. Bila sebelumnya Handanovic yang dibuat melongo oleh Ibrahimovic, sekarang giliran Eriksen yang bikin Tatarusanu bengong.

Kebahagiaan pun pecah dari I Nerazzurri. Mereka sukses membalikkan keadaan menjadi 2-1 dan siap mengantongi tiket lolos ke semifinal. Namun I Rossoneri tak mau menyerah begitu saja, mereka coba memanfaatkan kesempatan tersisa buat mencetak gol. Sayangnya, usaha tersebut mentah karena waktu keburu habis.

Saat Chiffi meniup peluit panjang, kedudukan 2-1 bertahan bagi keunggulan Inter. Kota Milan pun membiru. Mereka berhak melaju ke semifinal Piala Italia dan menanti pemenang laga Juventus melawan SPAL.

Digelar saban musim, laga Derbi Della Madonnina memang selalu menyuguhkan beraneka drama. Entah hasil akhirnya memihak salah satu kubu atau justru berujung seri.

Laga dini hari tadi menjadi gambaran bahwa sampai kapanpun Derbi Della Madonnina selalu menarik untuk disaksikan sebab penuh dengan drama. Kali ini, Inter dan Lukaku yang tertawa paling akhir. Sementara Milan dan Ibrahimovic merana. Sang megabintang mungkin juga menyesali pelanggarannya terhadap Kolarov yang berujung kartu merah pada awal babak kedua.

Ibrahimovic dan Lukaku masih punya satu kesempatan untuk bersua lagi musim ini tetap dalam tajuk Derbi Milano yakni pada giornata ke-23 bulan Februari mendatang di tempat yang sama, Stadion Giuseppe Meazza. Urusan keduanya yang belum selesai bisa dilanjutkan dalam pertemuan tersebut. Geger geden jilid tiga is real.

Komentar

This website uses cookies.