Jejak Pemain Turki di FC Barcelona

Sebelum Turki mampu menembus semifinal Piala Dunia 2002 yang dihelat di dua negara berbeda, Korea Selatan dan Jepang. Mungkin jarang yang mengenal para pemain Turki, adapun apabila mengenal mungkin hanya nama-nama tenar macam Yildiray Basturk, Hasan Sas dan Hakan Sukur pastinya. Seiring berjalannya waktu tim sepak bola Turki secara intensif mencetak bibit-bibit unggul seperti Nihat Kahveci, Nuri Sahin hingga Arda Turan.

Nama terakhir sedang dalam perbincangan karena klub yang dibela Arda saat ini, FC Barcelona sedang mengupayakan dirinya untuk bermain lebih awal. Perlu diketahui bahwa FC Barcelona saat ini sedang menjalani hukuman akibat embargo pemain hingga 4 Januari 2016 yang akan datang, keinginan Barcelona yang mencoba mendaftarkan Arda kepada Komite Banding FIFA ini berdasar pada Pasal 124.2 dalam buku aturan LFP.

Dalam pasal tersebut diterangkan bahwa, sebuah klub memungkinkan untuk mendaftarkan pemain di luar tenggat bursa transfer dalam kasus cedera panjang seperti yang dialami oleh Rafinha. Atas dasar itulah maka Blaugrana keukeuh untuk mendaftarkan Arda, belum lagi ditambah badai cedera yang hanya menyisakan 18 pemain yang bisa bermain. Namun sempat tersiar kabar bahwa apabila permintaan FC Barcelona ini dikabulkan oleh CAS, kemungkinan keputusan itu baru bisa diberikan pada akhir November atau pertengahan Desember.

Kesampingkan sejenak perihal kontroversi Arda di atas, begitu diumumkan pada tanggal 6 Juni 2015 setelah ditransfer dari Atletico de Madrid maka resmi sudah Arda sebagai pemain berkebangsaan Turki ketiga yang pernah tercatat dalam sejarah FC Barcelona. Lalu siapa sajakah pendahulu Arda Turan yang sempat merasakan rumput Camp Nou?

1. Seyit Cem Unsal

unsal

Pemain berkebangsaan Turki yang pertama kali mendaratkan kakinya di wilayah otonom Catalonia adalah Seyit Cem Unsal. Sebelum didatangkan FC Barcelona, Unsal muda bermain untuk akademi Erclyesspor selama semusim. Setelah itu Unsal muda berhak untuk bermain di tim utama karena dipromosikan, saat itu Unsal masih berusia 18 tahun dan berposisi sebagai centre forward (penyerang tengah) telah berhasil menembus tim utama Kayresi Ercylesspor.

Unsal muda akhirnya mencoba peruntungan ke ibukota Turki, Ankara dengan Genclerbirligi yang mentransfernya pada musim 1995/1996, di sana justru ia tidak mendapatkan menit bermain yang cukup untuk meningkatkan performanya karena hanya dimainkan sebanyak 11 pertandingan dan mencetak 1 gol. Genclerbirligi selaku pemilik Unsal akhirnya mencoba untuk meminjamkannya ke klub amatir Turki yang bertempat di kota Erzurum, Erzurumspor. Di klub barunya justru Unsal muda memiliki menit bermain yang lebih baik dari dua klub sebelumnya, ia bermain 29 pertandingan dan mencetak 6 gol.

BACA JUGA:  Antara Arkan dan Obilic

Peningkatan performa inilah yang mungkin menarik manajemen FC Barcelona kala itu, ditambah usia Unsal yang masih berusia 20 tahun. Tepat pada 19 Juli 1998, Seyit Cem Unsal menjadi pemain Turki pertama dalam sejarah FC Barcelona yang didatangkan dengan status free transfer.

Namun kisah tragis mengiringi perjalanan karir Unsal di FC Barcelona, skuat Barca yang saat itu diisi oleh nama-nama besar seperti Sonny Anderson, Pep Guardiola, Phillip Cocu, Rivaldo dan Luis Figo. Belum lagi wonderkid seperti Xavi Hernandez, serta duo Belanda Boudewijn Zenden dan Patrick Kluivert yang berusia di bawah 23 tahun kala itu semakin menenggelamkan nama Unsal dalam skuad FC Barcelona arahan Louis Van Gaal. Kesal tidak pernah dimainkan oleh sang meener akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Trabzonspor semusim selanjutnya tanpa memainkan 1 caps pun di FC Barcelona. Tragis!

2. Rustu Recber

** FILE ** Turkey's Rustu Recber seen here in this Friday, June 20, 2008, file photo, reacts during the penalty shoot-out of the quarterfinal match between Croatia and Turkey in Vienna, at the Euro 2008 European Soccer Championships. Turkey goalkeeper Rustu Recber has confirmed Thursday, June 26, 2008, that his match against Germany was his last for the national team. The 35-year-old Recber had said before the European Championship that he was preparing to retire from international football, and nothing in Wednesday's 3-2 semifinal defeat to Germany made him change his mind. "I am ending my international career, where I served with pride, glory and honor for 14 years," Recber said after the match. "I would like to thank everybody who has helped me." (AP Photo/Darko Bandic/file)
** FILE ** Turkey’s Rustu Recber seen here in this Friday, June 20, 2008, file photo, reacts during the penalty shoot-out of the quarterfinal match between Croatia and Turkey in Vienna, at the Euro 2008 European Soccer Championships. Turkey goalkeeper Rustu Recber has confirmed Thursday, June 26, 2008, that his match against Germany was his last for the national team. The 35-year-old Recber had said before the European Championship that he was preparing to retire from international football, and nothing in Wednesday’s 3-2 semifinal defeat to Germany made him change his mind. “I am ending my international career, where I served with pride, glory and honor for 14 years,” Recber said after the match. “I would like to thank everybody who has helped me.” (AP Photo/Darko Bandic/file)

Mungkin nama ini tak terlalu asing bagi yang menikmati sepak bola sejak Piala Dunia 2002. Rustu Recber inilah pemain berkebangsaan Turki kedua yang pernah ada dalam sejarah FC Barcelona hingga saat ini.

Dalam usahanya hingga bisa bermain untuk Barcelona tidaklah mudah, namun tidak dipinjam sana-sini seperti Unsal. Rustu muda hanya bermain untuk satu klub di SuperLig Turki sebelum hijrah ke FC Barcelona, satu-satunya klub yang dibelanya adalah Fenerbahce. Setelah penampilan gemilangnya bersama timnas Turki yang berhasil menembus semifinal PD 2002 bersama Basturk, Hasan Sas dan Hakan Sukur. Joan Laporta yang kala itu menjadi presiden klub sepakat untuk mendatangkan Rustu Recber yang sudah berusia 30 tahun, namun kisah Rustu di FC Barcelona sedikit lebih baik ketimbang pendahulunya. Selama semusim Rustu hanya bermain dalam 7 pertandingan dan 19 kali berada di bangku cadangan.

Usia yang terpaut jauh dengan kiper utama, Victor Valdes plus tidak bisa mendapatkan hati Frank Rijkaard disinyalir sebagai alasan mengapa Rustu sering dicadangkan. Tak tahan karena terus dicadangkan maka setahun kemudian Rustu pun pulang ke Fenerbahce pada 2005 yang membelinya kembali dengan mahar 2,6 juta euro.

Rustu sudah menyatakan pensiun dari dunia sepak bola sejak 2012 yang lalu, setelah terakhir memperkuat Besiktas selama semusim. Namun ia tetap kekal sebagai kiper Turki pertama yang mampu bermain di FC Barcelona hingga saat ini.

3. Arda Turan

arda-turan

Sampailah kita pada the last one, yap pemain Turki terakhir yang didatangkan oleh FC Barcelona adalah Arda Turan. Sebelum memperkuat klub yang bermarkas di Camp Nou pada musim ini, selama perjalanan karir profesionalnya Arda Turan yang merupakan fans berat Galatasaray hpernah bermain untuk 4 klub berbeda yaitu, Manisaspor, Galatasaray, Atletico de Madrid dan FC Barcelona.

BACA JUGA:  Preview Laga “El Clasico” Real Madrid vs Barcelona : Misi Madrid Hentikan Rekor Buruk di Santiago Bernabeu

Arda muda berlatih di akademi Galatasaray namun pada musim 2005-2006 ia sempat dipinjamkan ke Manisaspor dan bermain untuk tim utama, selama semusim bermain untuk Manisaspor ini Arda hanya menyumbangkan 2 assists dan tidak mencetak satu gol pun. Musim selanjutnya, Arda muda dikembalikan lagi menuju Galatasaray atas perintah Eric Gerets dan langsung masuk dalam skuat utama.

Selama lima musim berbaju Galatasaray inilah Arda mengalami peningkatan performa yang drastis setiap musimnya, sempat merasakan dilatih langsung oleh Frank Rijkaard dan legenda hidup Rumania, Gheorghe Hagi merupakan sebuah berkah bagi Arda dan merupakan kesempatan yang langka untuk meng-improve kemampuannya. Total selama bermain di Galatasaray, Arda bermain dalam 199 pertandingan, mencetak 44 gol dan memberikan 76 assits.

Tercatat di setiap musimnya, perolehan assists Arda selalu meningkat. Hanya musim 2010-2011 saja yang merupakan musim terakhirnya bersama Galatasaray ini ia mengalami cedera dan diharuskan menepi kurang lebih 101 hari yang menyebabkan Arda harus absen dalam 17 pertandingan. Namun cedera tersebut tidak menghalangi Gregorio Manzano, pelatih Atletico de Madrid kala itu untuk mendatangkan Arda.

DI ibukota Spanyol, karir Arda semakin mengkilap. Selama empat musim di Atletico de Madrid, Arda mengalami puncak performa pada musim 2013-2014 di mana ia berhasil mengantarkan Atletico menjadi runner-up UCL dan juara La Liga musim itu. Di Atletico ini pula, Arda lebih dominan bermain di posisi aslinya yaitu left midfielder (gelandang kiri) yang tidak pernah dijumpai ketika bermain di Manisaspor atau Galatasaray.

Singkat cerita, pada tanggal 6 Juli 2015 dengan mahar sebesar 35 juta euro resmi sudah Arda Turan menjadi pemain Turki ketiga yang pernah bermain untuk Barcelona. Didatangkan ketika sedang mengalami hukuman, terpaksa Arda harus menunggu untuk bisa melakukan debut bersama klub barunya. Saat ini Arda hanya bisa menggungah foto melalui media sosial Instagram dan ngobrol-ngobrol ceria dengan Lionel Messi. Terlepas dari para pendahulunya yang tidak terlalu sukses ketika bermain untuk Barcelona, Arda kini dibayangi oleh hal tersebut. Asumsi tersebut bisa dipatahkan oleh Arda dengan gelontoran gol dan assists seperti yang ditunjukkan di Atletico de Madrid, jika tidak segeralah belajar olah vokal kepada Serj Tankian. Hosgeldin Arda!!!!

 

Komentar
Mahasiswa jurusan sejarah yang sedang berusaha menyelesaikan studinya di salah satu universitas di semarang, penikmat sepakbola dari layar kaca setiap minggunya dan mantan pemain futsal tingkat jurusan.