David Beckham tak kuasa untuk menahan laju air matanya ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan kapten timnas Inggris usai kegagalan di Piala Dunia 2006. Becks memilih untuk melepas sendiri ban kapten yang selama ini menjadi miliknya sebagai bentuk tanggung jawab kegagalan memimpin The Three Lions meraih kejayaan di Jerman.
Di sisi lain, keputusan Beckham itu memberi peluang bagi pemain muda untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan timnas Inggris. Kala itu, Becks hanya mundur sebagai kapten tapi tidak sebagai pemain. Saat dirinya akhirnya dipanggil kembali, Becks pun tetap menghormati kapten yang baru.
Ketika saya mulai menulis naskah ini, saya sudah tak lagi menjabat sebagai editor Football Fandom Indonesia. Per 1 April 2015, posisi editor mulai dipegang oleh Yoga Cholandha.
Setelah menimbang berbagai hal, inilah waktu terbaik untuk mulai menyerahkan kuasa editorial pada Yoga Cholandha. Saya yakin sepenuh hati dan tak sampai menitikkan air mata seperti Beckham kala mulai membicarakan rencana ini padanya akhir Maret lalu. Ketika waktunya tiba, saya lega dan optimis Fandom bisa lebih maju di tangannya.
Ada beberapa pertimbangan, tapi tentu semua ini dilakukan demi kemajuan Fandom. Pertama, Yoga punya pengetahuan sepak bola yang amat luas. Dia bisa hafal di luar kepala sejarah sepak bola Jerman Timur, deretan nama pemain timnas U-21 Italia, hingga rekam jejak Carlos Valderrama.
Inilah saatnya dia mulai menunjukkan potensinya. Dia punya kemampuan istimewa dan sudah waktunya diberi panggung yang lebih besar agar bisa mengekplorasi kemampuan terpendamnya.
Jadi, mulai bulan ini Yoga adalah kapten baru dari Fandom. Dialah yang akan memimpin tim ini ke depan. Semua tetek bengek editorial menjadi kuasanya. Ia akan menyunting naskah yang masuk, memastikannya diunggah tepat waktu, serta mulai untuk menggali ide-ide segar karena Fandom akan terus berinovasi.
Semoga dengan penyegaran ini, Fandom bisa menjadi lebih baik.
Salam Redaksi