Setidaknya, kemenangan Kroasia atas Brasil ini bisa dibagi dalam tiga babak. Pertama, solidnya pertahanan Kroasia yang dikomandoi oleh kiper Dominik Livakovic.
Sebenarnya tidak hanya Livakovic, para pemain bertahan Kroasia seperti Josko Gvardiol dan Dejan Lovren juga tampil cukup solid. Begitu pula dengan kedua bek sayap yang selalu siap mengunci pergerakan pemain sayap Brasil.
Namun, yang paling jelas tentu saja performa dari Livakovic. Penampilannya jelas membuat para penyerang Brasil stress untuk menghadapinya. Sepuluh percobaan berhasil digagalkan oleh Livakovic dalam pertandingan itu.
Babak kedua, masuknya Bruno Petkovic. Pada menit ke-72, Bruno Petkovic masuk menggantikan Andrej Kramaric sebagai penyerang. Terbukti, pemain Dinamo Zagreb tersebut menghadirkan ancaman nyata buat Brasil.
Ia bisa saja memberikan asis indah melalui aksi nutmegnya sebelum mengumpan ke Brozovic. Sayang, tendangan Brozovic masih melambung jauh dan tidak menemui sasaran. Kemudian, Brasil unggul lebih dulu melalui gol cantik Neymar.
Tetapi, masa tambahan waktu adalah saat-saat di mana Kroasia tampil melampaui batas. Melalui skema serangan balik yang cepat, Petkovic mencetak gol penyeimbang dan memaksa Brasil untuk bermain dalam adu penalti.
Babak ketiga adalah kompetisi adu penalti ini. Berbekal pengalaman di pertandingan sebelumnya yang juga harus berakhir lewat adu penalti, seluruh (4) eksekutor dari kubu Kroasia berhasil memasukkan bola ke gawang Alisson.
Sementara itu, Rodrygo dan Marquinhos gagal mengeksekusi penalti yang membuat langkah Brasil harus terhenti di perempatfinal, sama seperti di tahun 2018.