Kepiawaian Luciano Spalletti

Pelatih Napoli, Luciano Spalletti.
Pelatih Napoli, Luciano Spalletti.

Bersama Napoli, kepiawaian Luciano Spalletti membuat I Partenopei memuncaki klasemen Serie A musim ini dengan unggul 18 poin. Di Italia, Spalletti adalah sosok yang sangat dihormati. Lantas, bagaimana perjalanan kariernya sebagai pelatih hingga bisa mencapai titik ini?

Spalletti merupakan pelatih senior yang lahir pada 7 Maret 1959 di Certaldo, Italia. Ia mengawali kariernya di dunia sepakbola sebagai pemain. Berposisi sebagai gelandang, ia pernah memperkuat beberapa klub seperti Entella, Spezia, Viareggio, dan Empoli.

Setelah berkarier selama kurang lebih satu dekade sebagai pemain sepakbola profesional, Spalletti memulai perjalanannya sebagai pelatih pada tahun 1993. Klub pertama yang dia latih adalah Empoli.

Saat itu, Empoli masih berada di Serie C. Bakat Spalletti sebagai pelatih mulai terlihat dengan berhasil membawa Empoli promosi berturut-turut ke Serie B, dan kemudian ke Serie A.

Ia melatih Empoli sampai tahun 1998, sebelum berpindah-pindah klub untuk melatih beberapa tim lainnya seperti Sampdoria, Venesia, dan Ancona. Baru pada musim 2004/2005, kemampuan kepelatihannya benar-benar menonjol di Udinese.

Di kesempatan keduanya melatih Udinese tersebut, ia memimpin klub kelas menengah yang beroperasi dengan anggaran yang relatif lebih ketat itu bersaing di papan atas Serie A.

Di sana, Spalletti berhasil membawa Udinese mencatatkan sejarah dengan membawa mereka lolos ke Liga Champions untuk pertama kali. Prestasi luar biasa bersama Friulani, julukan Udinese, menarik perhatian salah satu klub besar Italia, AS Roma.

Bertahan selama empat tahun di Stadion Olimpico untuk melatih AS Roma, Spalletti sukses memenangkan dua trofi Coppa Italia. Ia juga berhasil membuat klub berjuluk Serigala Ibu Kota itu memberikan perlawanan ketat bagi para pesaingnya.

Formasi favoritnya saat itu adalah 4-2-3-1, menggunakan Francesco Totti sebagai false nine. Sistem itu terbukti efektif untuk Roma karena berhasil mencetak rekor baru dengan sebelas kemenangan beruntun di Serie A.

BACA JUGA:  AC Milan: Setan Merah yang Bangkit dari Keterpurukannya

Untuk pertama kalinya, Spalletti pindah ke luar negeri menjadi pelatih kepala FC Zenit di Saint Petersburg, Rusia. Di sana, ia merebut dua gelar Russian Premier League, termasuk di musim pertamanya.

Spalletti juga mencatatkan rekor dengan membuat Zenit menjalani 21 pertandingan tak terkalahkan di Russian Premier League. Setelah tiga musim puasa gelar, Spalletti dipecat pada 10 Maret 2014.

Ia kembali ke Italia dan melatih AS Roma pada tahun 2016. Spalletti hampir memenangkan Scudetto meski mendapat kritik keras atas sedikit waktu bermain yang diberikan kepada kapten sekaligus legenda hidup, Francesco Totti.

Cuma semusim di Roma, Spalletti dikukuhkan sebagai manajer baru Inter Milan pada 9 Juni 2017. Ia membawa Nerazzurri kembali ke Liga Champions setelah absen selama enam tahun lamanya.

Pada 29 Mei 2021, setelah dua tahun tidak aktif karena dipecat Inter pada tahun 2019, Spalletti diumumkan sebagai pelatih kepala baru Napoli, menggantikan Gennaro Gattuso. Di musim pertamanya, Spalletti dan Napoli berhasil finis di peringkat ketiga klasemen.

Musim panas 2022 menjadi ujian yang cukup berat baginya di Napoli, banyak pemain inti yang meninggalkan tim. Seperti bek veteran Kalidou Koulibaly, pencetak gol terbanyak klub di semua kompetisi Dries Mertens, gelandang Fabian Ruiz, dan kapten tim Insigne.

Untuk menggantikan kekosongan yang ditinggal sejumlah pilar penting tersebut, Napoli sebagai gantinya membeli pemain seperti penyerang sayap Khvicha Kvaratskhelia dari Dinamo Batumi, bek Kim Min-jae, dan penyerang Giacomo Raspadori dan Giovanni Simeone.

Dua nama pertama menjadi pembelian terbaik Spalletti di Napoli. Kvaratskhelia dibeli hanya dengan harga 10 juta euro. Saat ini, pemuda 22 tahun itu menjadi salah satu penyerang sayap yang berkembang pesat dengan 13 gol dan 15 asis dari 28 laga.

BACA JUGA:  Mengagumi Keserbabisaan David Alaba

Kemudian nama kedua adalah Kim Min-jae. Bek asal Korea Selatan itu dipinang dari Fenerbahce dengan harga 18 juta euro. Ia merupakan bek tengah yang sempurna, agresif, tepat, cepat, dan bagus di udara.

Tapi Napoli di bawah asuhan Luciano Spalletti tidak hanya diisi oleh dua nama itu saja yang bermain baik. Sangat sulit menemukan pemain Napoli yang tidak bersinar saat ini. Seperti striker mereka, Victor Osimhen, yang sudah membukukan 19 gol dari 22 laga di Serie A.

Selanjutnya di lini tengah diisi oleh Zambo Anguissa yang bertugas sebagai gelandang box to box, Piotr Zielinski yang sering mengisi nomor 10, dan Stanislav Lobotka yang berada di belakang mereka sebagai gelandang bertahan.

Mereka bertiga kuat secara fisik, memenangkan banyak duel dan sangat cerdas dalam transisi menyerang, dengan dan tanpa bola. Bahkan di sektor belakang juga tak kalah bagusnya dengan lini tengah maupun depan mereka.

Dua bek sayap mereka misalnya, Giovanni Di Lorenzo dan Mario Rui. Keduanya tak kenal lelah untuk naik turun membantu serangan sekaligus bertahan. Di Lorenzo telah mengoleksi empat asis dan Mario enam asis di Serie A musim ini.

Pemain cadangan mereka juga dapat diandalkan. Contohnya seperti saat Victor Osimhen masih cedera, dan Spalletti memasang Raspadori dan Simeone secara bergantian. Kedua striker tersebut mampu menjalankan perannya dengan cukup baik.

Tentunya Napoli saat ini telah menjadi klub paling menghibur di Italia. ‘Kehabisan bensin’ seperti di musim-musim sebelum ini tampaknya dapat dihindari. Dan, Spalletti pastinya tahu apa yang pantas diinginkan timnya saat ini, yakni Scudetto.

 

Sumber:

eurosport.com/football/serie-a/2022-2023/how-luciano-spalletti-made-serie-a-leaders-napoli-the-most-entertaining-club-in-italy-inside-europe_sto9200794/story.shtml

forbes.com/sites/danieleproch/2023/01/23/napoli-manager-luciano-spalletti-sets-new-record-for-most-serie-a-wins/?sh=487de77b3dc1

asroma.com/en/news/2016/1/10-things-you-need-to-know-about-spalletti

Komentar
Menjadi fans Chelsea karena pengaruh bapak. Dapat disapa via akun Twitter @iiklil.