Mason Greenwood, Phil Foden, dan Proses Kedewasaan Pemain Muda

Mason Greenwood dan Phil Foden menjadi pembicaraan di linimasa Twitter sejak kabar mereka membawa perempuan ke hotel timnas Inggris merebak. Gareth Southgate yang baru saja memberi mereka debut ketika melawan Islandia, langsung memberi hukuman keduanya untuk pulang ke Inggris lebih awal.

Hubungan antara para bintang lapangan hijau dengan model perempuan adalah hal yang biasa. Ada banyak pesepakbola yang menikah dengan model, Francesco Totti dengan Ilary Blasi misalnya.

Ada pula yang terlibat dalam skandal seks. Kisah percintaan Ryan Giggs dengan Imogen Thomas adalah salah satu yang paling menggemparkan. Giggs yang saat itu dikenal sebagai pesepakbola yang tidak neko-neko tersangkut perselingkuhan dengan sang super model. Borok yang kemudian membongkar skandal lain yang melibatkan dirinya.

Jika hubungan antar-dua insan manusia adalah hal yang normal, mengapa Greenwood dan Foden harus menerima sanksi berat? Padahal skuad Inggris masih berpergian ke Denmark untuk melakoni lanjutan UEFA Nations League.

Sejak Corona merebak, dunia memang tempat yang tak lagi sama. Keduanya dinyatakan melanggar protokol kesehatan dengan membawa orang yang bukan bagian dari tim masuk ke hotel karantina.

Peraturan sepakbola tambah rumit. Ada sekian protokol kesehatan yang harus dipatuhi agar sepakbola tetap bisa berlangsung. Jika tidak, otoritas akan menghentikan semua hal berkaitan dengan sepakbola.

Cristiano Ronaldo pun harus patuh terhadap protokol. Dia tidak boleh marah ketika panitia pertandingan mengingatkannya untuk mengenakan masker. Video itu kemudian viral dan jadi contoh bagi khalayak tentang pentingnya mengenakan masker di area publik.

Be like Cristiano, begitu banyak orang bilang. Megabintang yang tetap berusaha patuh terhadap peraturan yang berlaku. Tidak ada yang diistimewakan dalam kondisi seperti saat ini.

Karakter seorang Cristiano sebagai pesepakbola memang layak untuk diteladani. Dia adalah sosok yang selalu haus dengan kemenangan. Selalu merasa lapar untuk meraih kejayaan. Di usianya yang sudah 35 tahun, dia menjaga dirinya agar tetap bugar dan bisa bersaing dengan para pemain dengan usia lebih muda.

BACA JUGA:  Mengenang Cristiano Ronaldo Terbaik saat Meraih Ballon d'Or 2008

Laku hidup pria Madeira itulah yang menurut Jose Mourinho mulai jarang ditampakkan oleh pesepakbola generasi sekarang. Para pemain muda sekarang tidak memiliki passion yang kuat untuk berprestasi di lapangan dan meraih medali. Mereka lebih peduli dengan uang dan penampilan yang atraktif di media sosial.

Mereka terlalu cepat puas dengan apa yang sudah mereka peroleh. Bagi mereka, yang penting gaji mereka besar dan bisa menunjang gaya hidup superstar, tak peduli berapa medali yang sudah mereka bisa kumpulkan.

Etos kerja keras dan disiplin tinggi dinilai tak banyak ditemui di diri pesepakbola generasi ini. Seperti halnya yang pernah secara vulgar dikatakan oleh legenda Jerman, Miroslav Klose.

I have been in contact with former professionals who are coaches today or at least still in football, they confirm that today’s generation no longer has the right attitude, which was normal for us,” kata Miroslav Klose pada Kicker.

Tidak sedikit pelatih atau pemain senior yang mengeluh tentang kebiasaan para pemain muda generasi sekarang yang dianggap berbeda dengan era lama.

Semua terkait dengan kemauan untuk meningkatkan kemampuan dengan menambah latihan, rasa lapar untuk sukses, dan kebiasaan hidup yang lebih sibuk dengan hal di luar lapangan.

Zaman bergerak. Ada banyak hal yang berubah. Tentu saja ada nilai dan kebiasaan yang berubah.

Dahulu Roy Keane memimpin Manchester United dengan penuh ketegasan. Namun kini Si Setan Merah dikapteni oleh bek overpriced senilai 80 juta Poundsterling yang mudah dikelabui penyerang lawan dan baru saja berurusan dengan polisi karena perilakunya tidak terkontrol gara-gara meminum alkohol.

Tidak selalu benar bahwa masa lalu memiliki nilai yang lebih baik dari sekarang. Untuk urusan perempuan, Greenwood dan Foden belum ada seujung jari dibanding kisah cassanova pria Italia bernama Antonio Cassano.

BACA JUGA:  Swiss Bukan Hanya Pegunungan Bersalju dan Cokelat Lezat

Akan tetapi, tak ada salahnya untuk menengok sebentar pada masa yang sudah berlalu sebagai bagian belajar menghadapi proses kedewasaan.

Masyarakat sekarang berubah seiring dengan perkembangan teknologi, namun penghargaan terhadap keberhasilan berupa medali dan piala tetaplah dihargai tinggi. Itulah mengapa Lionel Messi tidak perlu sering berjoget tetap memiliki follower Instagram yang lebih banyak dibanding Jesse Lingard.

Oleh karena itu, Greenwood dan Foden perlu menjadikan masalah mereka saat ini sebagai pijakan untuk kembali serius meningkatkan kemampuannya di sepakbola. Karier mereka baru dimulai.

Para pesepakbola generasi sekarang seperti Greenwood dan Foden mungkin memperoleh nilai kontrak yang lebih besar. Tapi percayalah, uang yang besar diikuti tanggung jawab yang besar. Begitu mudahnya karier pemain hancur karena kesalahan di luar lapangan yang mengganggu konsentrasi di lapangan.

Berhati-hatilah dengan gaya hidup, apalagi itu diumbar ke media sosial. Warganet bisa dengan cepat menghakimi dan tidak akan pernah melupakan kesalahan seberapa keras pun kita berusaha memperbaikinya.

Ingatan kita terhadap pesepakbola dalam negeri pun demikian. Bagaimana Nurhidayat dirundung hingga sekarang karena hadiah mobil Mini Cooper kepada pacaranya atau unggahan #yangpentinghalal dari Hansamu Yama terus direproduksi di media sosial.

 

View this post on Instagram

 

Happy 6 month anniversary sayang,semoga kamu suka sama kadonya ❤️ @saraaaahmad

A post shared by Nurhidayat Haris (@nurhidayatnh32) on

Besar atau kecil kesalahan kita, semuanya ada dampaknya. Jika tidak kuat, karier yang jadi taruhannya.

Sekali lagi, zaman memang telah berubah, yang tidak berubah adalah bagaimana publik tetap menghargai gelar juara sebagai tujuan akhir para pemain dan klub berkompetisi.

Komentar
Akrab dengan dunia penulisan, penelitian, serta kajian populer. Pribadi yang tertarik untuk belajar berbagai hal baru ini juga menikmati segala seluk beluk sepak bola baik di tingkat lokal maupun internasional.