Menyoal Gemellaggio dan Para Pelakunya di Serie A

Sepak bola merupakan surga kecil dalam rentang 2×45 menit.

Saya takkan bisa lupa dengan coretan Andrea Hirata seperti yang tertuang di dalam novelnya yang berjudul Sebelas Patriot itu. Nuansa romantisme dalam kalimat itu begitu aduhai, sempurna! Untuk pencinta sepak bola hal itu jelas sungguhan, bukan buatan. Karena memang begitu adanya.

Pertandingan yang seru, dijejali gol-gol menawan, suara nyanyian dan koreografi yang ditampilkan para suporter adalah partitur yang membuat sepak bola lebih menyenangkan, lebih seksi. Tentunya Anda sudah pernah merasakan atau paling tidak melihat sebuah laga sepak bola yang berjalan membosankan, nirgol serta tanpa penonton. Rasanya pasti tak beda jauh dengan nonton film biru tanpa suara, hambar!

Dari sepak bola itu sendiri kemudian lahir banyak rasa, dari suka hingga duka. Termasuk sebuah kata benda dalam bahasa Inggris yang disebut rivalry atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti rivalitas atau persaingan. Rivalitas yang ada dalam sepak bola merupakan bumbu penyedap yang paling menggugah selera. Tak enak bukan kalau sebuah kompetisi sepak bola hanya didominasi nama yang itu-itu saja?

Namun pada praktiknya, sepak bola tak melulu soal persaingan. Ada nilai humanis lain yang mekar dari permainan sebelas lawan sebelas ini seperti respek, kesetiaan dan persahabatan.

Jangan pongah begitu membaca kata terakhir dari kalimat tersebut. Karena dalam sepak bola, persahabatan bukanlah hal tabu atau dilarang. Di Indonesia, contoh kasus ini bisa mudah didapati dengan persahabatan erat fans Persib Bandung dan Persebaya Surabaya yang begitu kental. Pun begitu dengan suporter setia Persija Jakarta dan Arema Malang yang akrab di dalam dan luar lapangan.

Bergeser ke Italia, persahabatan juga terjalin di antara pendukung satu kesebelasan dengan kesebelasan lainnya. Bahasa Italia-nya disebut gemellaggio yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih bermakna pengembaran atau penyamaan. Meski beberapa kalangan menyebut jika gemellaggio tak sekadar persahabatan melainkan lebih kepada “kerja sama” antardua kelompok suporter dari tim yang berbeda.

Gemellaggio yang ada di Italia pastinya tidak muncul tanpa alasan atau dengan sendirinya. Ada banyak alasan yang dapat melatarbelakangi lahirnya gemellaggio antarpendukung sebuah klub, mulai dari persamaan paham politik hingga kebencian pada rival yang sama.

Namun ada juga beberapa alasan lain yang bahkan tak diketahui secara pasti. Dan berikut adalah beberapa gemellaggio yang ada di persepakbolaan Italia.

1. AC Milan dan Brescia

fototifobresciamilan020301
Sumber: vivereultras.altervista.org

Sama-sama berasal dari region Lombardy nyatanya tak membuat fans fanatik kedua kubu ini berseteru. Relasi antara Milan dan Brescia malah terjalin dengan begitu baik. Persahabatan mereka didasari oleh pandangan politik yang sama, meski sekarang pandangan politik di Curva Sud Milan telah berubah drastis.

BACA JUGA:  Jalan Sunyi Mario Balotelli

Cori per Il Brescia e contro L’Atalanta!

Itu adalah kalimat yang dinyanyikan pendukung Milan saat mereka disambangi Atalanta di stadion Giuseppe Meazza pada November 2011. Klub asal kota Bergamo itu merupakan musuh bebuyutan Brescia sehingga suporter Milan yang punya romantisme tersendiri dengan pendukung I Biancoazzurri menggemakan nyanyian tersebut.

Di beberapa kesempatan saat Brescia terancam degradasi dari Serie A, tifosi Milan pun tak segan untuk membentangkan spanduk dukungan kepada klub yang berkandang di stadion Mario Rigamonti tersebut. Pertemanan yang diikat sejak 1980-an ini merupakan salah satu yang terawet di Italia. Luar biasa!

2. Fiorentina dan Torino

Sumber: www.sportpeople.net
Sumber: www.sportpeople.net

Gemellaggio yang satu ini masuk dalam kategori muncul akibat satu musuh yang sama. Kongsi yang muncul pada awal 1970-an dan menguat pada era 1980-an ini lahir berkat kebencian yang besar kepada Juventus.

Fiorentina membenci tim berseragam putih-hitam tersebut karena dianggap mencuri Scudetto mereka pada 1982 silam. Ditambah keputusan hengkangnya Roberto Baggio ke Turin pada tahun 1990 yang katanya bukan karena kemauan sang pemain melainkan paksaan oknum tertentu semakin menggolakkan kebencian itu.

Sementara Torino jelas membawa rivalitas satu kota untuk membenci tim yang identik dengan produsen mobil FIAT tersebut. Il Toro yang merupakan representasi klub kelas pekerja jelas menyimpan ketidaksukaan pada Juventus yang banyak dipuja oleh kaum borjuis dan kaya.

Tim berlambang banteng ini sendiri terbentuk berkat inisiasi dari Alfredo Dick, eks presiden Juventus di era 1900-an, yang kecewa pada profesionalisme di sektor internal La Vecchia Signora.

Hingga saat ini, baik pendukung Fiorentina maupun Torino kerap menyambut kedatangan sang sahabat dengan jamuan hangat kala tim yang mereka dukung berjumpa satu sama lain.

3. Genoa dan Napoli

Gemellaggio-Napoli-Genoa
Sumber: vavel.com

Kisah romansa kedua kubu dimulai pada 16 Mei 1982 saat mereka berjumpa di pekan terakhir Serie A musim 1981/1982. Saat itu nasib Genoa sedang berada di ujung tanduk karena kekalahan akan mengantar mereka turun kasta ke Serie B. Namun ternyata Napoli punya “rencana” lain dan “membiarkan” laga berakhir dengan skor 2-2.

Genoa pun selamat dari jerat degradasi sekaligus mengantar AC Milan, klub dari Italia utara yang tak disukai banyak fans Napoli, terelegasi ke Serie B.

Gemellaggio keduanya jadi semakin mesra tatkala berjumpa di pekan terakhir Serie B musim 2006/2007. Pada laga yang cenderung bertempo biasa-biasa saja itu kedua tim bermain seri tanpa gol sekaligus memastikan langkah mereka promosi ke Serie A musim berikutnya. Pasca-laga fans kedua kubu berpesta pora di stadion Luigi Ferraris guna merayakan keberhasilan tersebut.

BACA JUGA:  Laura Giuliani: Kiper dengan Gelar Doktor

Spanduk bertuliskan ucapan selamat datang pun menjadi pemandangan jamak di stadion Luigi Ferraris maupun stadion San Paolo kala kedua tim bersua baik di partai-partai Serie A, Piala Italia maupun ajang lainnya.

4. FC Internazionale dan Lazio

INTER_Lazio_02_05_09_07
Sumber: blogspot.com

Hubungan erat kedua kesebelasan berawal dari kedekatan antara kelompok suporter Lazio yang bernama Eagles dengan Boys Sez Roma (BSR), pendukung Inter yang berbasis di kota Roma pada pertengahan 1980-an.

Walau keberadaan BSR sempat dianggap tidak berarti namun pasca-bubarnya Eagles di tahun 1992 dan munculnya Irriducibili Lazio sebagai penguasa baru di tribun utara stadion Olimpico justru membuat gemellaggio antara Curva Nord Lazio dan Curva Nord Inter semakin langgeng.

Hal tersebut terjadi lantaran Irriducibili Lazio yang kala itu dipimpin Fabrizio Toffolo membagi ultras dalam dua kategori, yaitu kawan dan lawan. Dan BSR yang punya hubungan cukup apik pun dianggap sebagai kawan. Persamaan sejarah berdirinya kedua klub, paham ultras yang selaras dan akrabnya petinggi kedua kubu juga menjadi latar belakang akurnya dua entitas yang berbeda ini.

Hubungan baik tersebut yang menjadi salah satu pemicu mudahnya proses jual beli pemain di antara kedua tim sampai hari ini. Mulai dari Christian Vieri, Sinisa Mihajlovic, Dejan Stankovic, Goran Pandev hingga Tommaso Rocchi.

5. Empoli dan Parma

empoli_parma_empolichannel_11
Sumber: www.empolichannel.it

Kisah manis Empoli dan Parma bermula dari sebuah pertandingan di satu malam yang dingin pada tahun 1984 saat kedua klub berkubang di Serie B. Ketika itu pendukung Parma berbondong-bondong menuju stadion Carlo Castellani, markas Empoli, guna menyaksikan tim pujaan mereka bertanding. Sialnya pertandingan itu diganggu oleh kabut sehingga membuat suporter kedua tim kesulitan menyaksikan aksi pemain-pemain pujaan mereka.

Saat peluit akhir berbunyi, Empoli memastikan kemenangan atas sang tamu. Sayangnya fans tim tuan rumah tak mengetahui hasil itu akibat gangguan cuaca buruk tersebut. Secara mengejutkan dan heroik, pendukung Parma mendatangi Curva Sud tempat suporter tim tuan rumah berada untuk memberitahukan hasil akhir laga sekaligus mengucapkan selamat. Semenjak saat itu, gemellaggio tercipta diantara fans Empoli dan Parma.

Sayangnya kebangkrutan yang dialami Parma musim lalu membuat atraksi gemellaggio dua tim ini akan cukup lama menghilang dari sorotan kamera karena I Gialloblu saat ini terperosok di Serie D. Namun pastinya hal itu takkan sedikit pun melunturkan persahabatan antarsuporter dari kedua belah pihak.

Selain lima gemellaggio yang saya sebutkan diatas, sudah tentu Liga Italia masih punya stok gemellaggio yang lain. Rivalitas memang hal jamak dan lumrah dalam sebuah kompetisi namun adakalanya persahabatan pun bisa lahir darinya. Ada yang mau meniru?

 

Komentar