Meraba Kans Juventus Musim Depan

Sebelum dipecahkan oleh transfer Paulo Dybala musim ini, mahar 20 juta euro yang dikeluarkan untuk meminang Alvaro Morata dari Real Madrid adalah rekor transfer termahal yang pernah dikeluarkan manajemen Juventus sejak Andrea Agnelli naik menjadi presiden Juventus pada April 2010. Alih-alih membeli pemain mahal, Giuseppe Marotta, transfer guru Juventus, lebih memilih untuk mendatangkan pemain dengan harga miring. Arturo Vidal didatangkan dari Bayer Leverkusen dengan harga 12, 5 juta euro sementara Carlos Tevez ditebus dengan harga 12 juta euro dari Etihad Stadium. Belum lagi pemain-pemain gratisan macam Andrea Pirlo, Paul Pogba, dan Fernando Llorente.

Jadi agak mengejutkan ketika pada bursa transfer kali ini Juventus begitu aktif (membelanjakan uangnya). Sampai tulisan ini dirampungkan, tiga nama besar secara resmi akan mengenakan kostum hitam-putih musim depan. Paulo Dybala menjadi rekrutan paling mahal dengan dana total 40 juta euro untuk menebusnya dari Palermo. Sementara itu, penyerang tim nasional Kroasia, Mario Mandzukic, dibeli dengan harga 17 juta euro, sedangkan Sami Khedira diangkut secara cuma-cuma.

Ada beberapa alasan mengapa Juventus tampak begitu jor-joran pada jendela transfer kali ini. Pertama, keuangan mereka yang mulai stabil. Keberhasilan Juventus menginjakkan kaki di partai final Liga Champios (ditambah dengan kegagalan Roma dan Napoli berprestasi) musim lalu berpengaruh signifikan pada pemasukan yang mereka peroleh. Menurut Calcioenfinanza.it, Juventus mendapatkan pemasukan hingga 86,9 juta euro dari Liga Champions; lebih besar dari yang didapat sang juara, Barcelona. Sementara itu, La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa Juventus memperoleh pendapatan 320 juta euro sepanjang musim 2014-2015.

Musim ini, pendapatan Juventus berpotensi untuk terus membesar. Nilai kontrak kerjasama dengan apparel kenamaan asal Jerman, Adidas, diperkirakan mencapai 139,5 juta euro untuk jangka waktu enam tahun. Kemudian, sebagai bagian dari kerjasama dengan FIAT, Jeep—yang merupakan anak perusahaan FIAT—akan terus tampil sebagai sponsor dada Si Nyonya Tua dengan nilai kontrak 17 juta euro per musim sampai musim 2020/21. Menilik fakta ini, rasanya tanpa perlu menjual pemain bintangnya pun, Juventus dapat membeli pemain-pemain yang mereka inginkan.

Kedua, memperkuat dan meremajakan skuat. Di kancah Serie A Italia beberapa tahun terakhir, Juventus seolah menjadi pelari maraton profesional yang berlari di ajang amatir. Praktis tak ada satu tim pun yang mampu menyaingi mereka. Akan tetapi, pada musim depan, tim-tim lain, khususnya duo Milan, AC Milan dan Internazionale, juga telah bersiap sedini mungkin. Mereka telah melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap skuat mereka untuk barangkali, setidaknya, lebih menyulitkan Juventus. Sementara, Di Liga Champions, meskipun pada musim lalu berhasil menembus partai final, harus diakui bahwa secara kedalaman skuat, Juventus masih kalah bila dibandingkan dengan Barcelona, Real Madrid, atau FC Bayern.

BACA JUGA:  Dukungan (Support) dalam sepakbola

Selain itu, apabila kita menilik pemain-pemain yang datang dan pergi, kita bisa melihat juga bahwa ada jarak usia rata-rata yang signifikan di antara mereka. Sejauh ini, sudah ada tujuh pemain yang didatangkan oleh manajemen Juventus: Paulo Dybala (21 tahun), Sami Khedira (28), Simone Zaza (24), Mario Mandzukic (29), Daniele Rugani (20), Roberto Neto (25), dan Guido Vadala (18). Mereka didatangkan untuk menggantikan tujuh pemain yang angkat kaki: Carlos Tevez (31), Andrea Pirlo (36), Marco Storari (38), Rubinho (32), Simone Pepe (31), Alessandro Matri (30), dan Romulo (28). Para pemain baru tersebut berusia rata-rata 23,5 tahun, sedangkan mereka yang pergi usia rata-ratanya 32,3 tahun.

Bagaimana kira-kira Juventus akan bermain musim depan?

Kedatangan Paulo Dybala membuat pilihan formasi yang bisa digunakan Allegri akan semakin kaya. 4-3-1-2 berlian barangkali akan tetap menjadi andalan Mister Allegri musim depan di mana hengkangnya Tevez dan Pirlo tidak akan banyak mempengaruhi bentuk formasi ini. Pos Andrea Pirlo sebagai deep lying midfielder akan ditempati oleh Claudio Marchisio atau Sami Khedira. Sementara, Mario Mandzukic/Paulo Dybala akan secara bergantian mengisi satu tempat di sektor penyerang yang ditinggal Carlitos Tevez.

Opsi kedua adalah formasi 4-3-3 yang sebenarnya sudah beberapa kali digunakan Allegri musim lalu. Apabila formasi ini digunakan, maka Mandzukic akan bermain sebagai ujung tombak dengan Dybala menyisir dari sayap kanan dan Morata menusuk dari sisi kiri. Tiga pemain di tengah secara bergantian akan diisi oleh Sami Khedira, Paul Pogba, Arturo Vidal, Stefano Sturaro, Kwadwo Asamoah, Roberto Pereyra, dan Claudio Marchisio. Media-media Italia, khususnya, telah menyebutkan bahwa apabila Allegri mampu mendapatkan satu pemain no. 10—di mana Oscar dan Isco gencar diberitakan menjadi target utama—maka ia akan bertahan dengan formasi 4-3-1-2, namun jika tidak, maka ia akan mencoba bermain dengan formasi 4-3-3.

BACA JUGA:  AC Milan: Perpaduan Simfoni Bernada Sumbang dan Vokalis Tanpa Karisma

Kans Musim Depan

Hingga kini, di Serie A, hanya Juventus dan duo Milan yang tampak begitu jor-joran pada bursa transfer musim panas ini. Meski begitu, para pengamat masih menjagokan Juventus sebagai kandidat utama peraih scudetto, mengingat perbedaan jenis transfer yang mereka lakukan. Juventus sudah memiliki pondasi skuat yang kuat dan melakukan transfer untuk memperkuat dan meremajakan skuat, sedangkan duo Milan tampaknya masih memulai dari nol untuk membangun ulang skuat mereka. Sementara itu, Napoli, Roma, dan Lazio tampaknya masih adem ayem menyikapi bursa transfer kali ini.

Lalu bagaimana di Liga Champions? Banyak yang tidak menyangka Juventus mampu mengakhir musim sebagai finalis pada musim lalu. Terlepas dari fakta bahwa mereka pada akhirnya kandas di tangan Blaugrana, mereka telah melewati musim yang fantastis. Apalagi, banyak yang menyebut bahwa tim musim lalu Juventus hanya didesain untuk mencapai babak perempatfinal.

Tentu tidak mudah mengulangi pencapaian musim lalu. Tim-tim besar Eropa lainnya tentu akan memperbaiki timnya masing-masing. Andrea Agnelli sendiri sering mengatakan bahwa tujuan Juventus dalam waktu dekat adalah memperkecil jarak dengan klub-klub raksasa Eropa lainnnya. Namun, menilik apa yang mereka lakukan saat ini, rasanya mereka sudah berada di trek yang tepat untuk bisa bersanding dengan para raksasa itu lagi.

Pada akhirnya, kita masih menantikan bagaimana kiprah Juventus di calciomercato hingga bursa transfer benar-benar ditutup. Manajemen sendiri masih berusaha mendatangkan seorang playmaker sekelas Isco atau Oscar. Belum lagi rumor soal Mohammad Salah dan Juan Cuadrado. Kita pun masih menantikan apakah pemain seperti Arturo Vidal dan Paul Pogba akan benar-benar pergi dari dari J-Stadium, meski hingga kini, tak satu pun dari mereka yang sudah menyatakan ingin pergi. Masih ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Kita nantikan saja.

 

Komentar
Bangunkan saya jika sudah berada di depan Mol Antonelliana, atau saat terdampar di perairan Venezia. Penulis bisa dihubungi melalui akun Twitter @vchmn22.