Selayaknya Thomas Tuchel yang terkejut atas pemecatannya, Graham Potter juga merasa demikian. Namun bukan soal pemecatan, melainkan lompatan karier yang signifikan untuk mengisi kursi panas Chelsea yang sedang mencari pengganti jangka panjang. Potter akan memulai era baru Chelsea di bawah tampuk kepemimpinan Todd Boehly. Pertanyaan lain muncul ke permukaan, siapa yang akan meneruskan start impresif Brighton & Hove Albion setelah ditinggal Potter beserta gerbong staf kepelatihannya?
Pelatih tim U-21 The Seagulls, Andrew Crofts mengisi kekosongan sebagai pelatih interim dan dibantu oleh staf kepelatihannya di akademi serta Adam Lallana yang berperan sebagai interim player-coach. “Ini adalah tentang apa yang dibutuhkan pemain, bukan tentang saya,” ucap Crofts di rilis pertama klub sejak penunjukannya. Brighton sudah cukup menderita sejak musim lalu karena ditinggal beberapa pemain kunci seperti Ysev Bissouma, Marc Cucurella, dan Neal Maupay. Namun keterampilan Potter mengubah situasi.
Kini mereka harus mempertahankan momentum dan motivasi. Selain itu pekerjaan paling berat adalah menemukan formula yang pas untuk skuad. Sebab, Brighton di bawah Potter dikenal sebagai tactical chameleon atau tactical tweaks yang suka mengubah taktik, mencoba pemain di posisi yang berbeda, dan adaptif terhadap permainan lawan. Bisa dibilang gaya kepelatihan dan pemikiran Potter adalah arwah dari permainan The Seagulls yang terus menanjak hingga kini. Ia pandai melihat potensi pemain dan menyesuaikannya untuk kebutuhan tim.
Pertanyaannya, kini sosok tersebut beserta gerbong stafnya telah hilang. Sementara tim juga sedang diliputi kekecewaan karena ditinggal sang pelatih, Crofts dan staf harus menjaga trayek positif Brighton demi bisa bersaing di papan atas. Crofts mewarisi sepaket skuad bertalenta yang sedang dalam performa terbaiknya dan selalu tampil dominan di tiap pertandingan musim ini. Dari catatan The Athletic, The Seagulls menjadi tim dengan permainan level papan atas yang ditunjukkan dari angka kreasi peluang dan penguasaan bola di daerah sepertiga akhir lapangan yang cukup tinggi.
Memang, mereka baru menghadapi satu tim Big 6, yakni Manchester United di laga perdana saat Setan Merah juga masih belum menemukan performa terbaiknya. Ujian terberat baru akan dijalani dalam lima pertandingan ke depan kontra Bournemouth, Crystal Palace, Liverpool, Tottenham, dan Brentford. Tantangan berat bagi skuad The Seagulls untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar bisa beradaptasi dengan keadaan, pun begitu bagi klub yang harus segera mencari pengganti Potter yang sepadan.
Soal uang Brighton tak perlu pusing sebab mendulang pendapatan besar dari tebusan kontrak Potter oleh Chelsea sebesar 20 juta paun. Pelatih Bodø/Glimtø, Kjetil Knusten diyakini sebagai profil yang paling mendekati prasyarat untuk menggantikan Potter. Knusten punya kisah yang hampir mirip saat membawa perubahan untuk Bodo selama empat tahun kiprahnya. Ia sukses mempersembahkan dua gelar Liga Norwegia atau Eliteserien pada 2020 dan 2021. Bodo yang terdegradasi pada 2016 disulapnya menjadi skuad juara di kasta tertinggi Liga Norwegia.
Profil pelatih 53 tahun asal Norwegia itu terasa dekat dan cocok dengan kisah yang sedang dibangun oleh The Seagulls. Potter sebelum ke Premier League juga diboyong dari Osterund FK di Liga Swedia. Knusten punya riwayat mampu mengubah mental dan performa tim secara signifikan dalam waktu singkat. Kisah itu barangkali bisa nyetel dengan skuad Brighton yang sedang dalam motivasi tingkat tinggi untuk menembus kompetisi Eropa. Fondasi dan filosofi Potter perlu ditangani oleh sosok yang tepat. Menurutmu, apakah nasib Brighton tanpa Potter ke depannya tetap bisa Bright?