Persaingan Penyerang Elite di Tanah Inggris

Gol dalam permainan sepakbola dinilai amat prestisius. Tak heran bila pencetaknya selalu dipuja. Dari sekian posisi, tugas agung tersebut selalu disandarkan kepada para penyerang.

Ya, sebagai ujung tombak serangan dan memiliki posisi terdekat dengan gawang lawan, para penyerang adalah tumpuan utama sebuah tim buat menggelontorkan gol.

Gara-gara hal ini pula, mereka yang berposisi sebagai penyerang mendapat atensi lebih dibanding para gelandang, bek, atau kiper.

Bicara tentang figur penyerang, saya melihat ada yang menarik dari gelaran Liga Primer Inggris musim ini.

‘Kepulangan’ Cristiano Ronaldo dan Romelu Lukaku ke Manchester United serta Chelsea membuat persaingan striker-striker elite di tanah Britania semakin sengit.

Sebelum Ronaldo dan Lukaku mudik, sudah bercokol nama-nama berkelas dalam wujud Harry Kane (Tottenham Hotspur), Mo Salah (Liverpool), sampai Jamie Vardy (Leicester City) yang begitu piawai mengoyak jalan lawan.

Saban musim, baik Kane, Salah, maupun Vardy selalu mengemas dua digit gol di Liga Primer Inggris.

Pada masa lalu, Liga Primer Inggris juga dipenuhi oleh para striker elite. Mulai dari Eric Cantona, Alan Shearer, Michael Owen, Thierry Henry, Didier Drogba, Robin van Persie hingga Sergio ‘Kun’ Aguero.

Nama-nama itu begitu ditakuti lini belakang lawan sebab lihai memanfaatkan peluang sekecil apapun guna mencetak gol.

Diakui atau tidak, Liga Primer Inggris memang destinasi ideal bagi para penyerang hebat di muka Bumi buat unjuk gigi.

Liga kelas wahid di Inggris tersebut selalu memberikan ruang bagi para penyerang, utamanya yang muda, untuk berkembang.

Sementara buat mereka yang sudah jadi, kompetisi ini tepat untuk menguji keampuhannya bikin skor.

Walau begitu, Liga Primer Inggris juga kejam bagi mereka yang tak kapabel. Alih-alih bersinar dan menjadi bintang, mereka bisa dicaci sampai lenyap ditelan waktu.

Andriy Shevchenko, Diego Forlan, Radamel Falcao, dan Gonzalo Higuain paham betul dengan hal tersebut.

Gaya main yang berbeda serta mengandalkan kekuatan fisik bisa menjadi batu sandungan untuk mereka yang sudah memiliki nama besar sekalipun.

Alhasil, banyak striker elite yang merasa bahwa Liga Primer Inggris adalah mimpi buruk sehingga perjalanan mereka tak diteruskan.

Mereka memilih pergi ke negara lain demi menyelamatkan karier sepakbolanya agar tak semakin ternoda.

Hadirnya Ronaldo dan Lukaku sudah pasti membuat perebutan titel pencetak gol terbanyak kian menarik. Terlebih, dua nama ini sudah membuktikan bahwa kepala dan kaki mereka begitu tajam.

Kane, Salah, dan Vardy kudu berhati-hati seraya mencetak gol lebih banyak kalau menginginkan status striker tersubur di Inggris.

Ketiadaan penyerang elite memang dapat membebani sebuah tim, khususnya mereka yang bersaing di jalur juara.

Presensi striker tajam membuat kans merebut titel bukan lagi isapan jempol belaka.

Hingga tulisan ini dibuat, Ronaldo sudah mengemas 2 gol. Sementara Lukaku (3), Salah (4), dan Vardy (3). Praktis, cuma Kane yang belum mencetak angka lantaran kondisi fisiknya belum optimal.

Mengingat kompetisi yang baru memasuki fase awal, perubahan adalah keniscayaan. Bisa saja Salah yang kini memimpin. Namun di tengah musim nanti jumlah golnya disusul Kane.

Atensi publik terhadap Liga Primer Inggris musim ini sangatlah besar. Selain melihat siapa yang akan menahbiskan diri sebagai tim terbaik di Negeri Ratu Elizabeth, menyaksikan siapa yang mencuat sebagai pendulang gol terbanyak juga pantas untuk diperhatikan secara saksama.

Dibanding beberapa musim lalu, saya merasa bahwa perebutan gelar top skorer Liga Primer Inggris musim ini meningkat intensitas dan levelnya.

Puluhan laga berikut akan menjadi tantangan bagi Ronaldo, Lukaku, Kane, Salah, Vardy maupun striker lainnya. Lantas, siapakah yang bakal menyabet predikat striker tertajam?

Komentar

This website uses cookies.