Pertunjukan yang Hilang dari Derbi Milano

Ketika Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku perang mulut sampai akhirnya saling menempelkan badan layaknya petinju yang siap adu jotos pada Derbi Milano antara AC Milan versus Internazionale Milano di ajang Piala Italia pada 27 Januari 2021 lalu, media sosial dibuat riuh.

Muncul perdebatan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Siapa yang memprovokasi dan siapa yang terprovokasi. Pun dengan kalimat apa yang meluncur dari mulut dua striker bertubuh tinggi dan besar tersebut.

Dalam kaitannya dengan pertandingan dari sepasang kesebelasan yang mempertaruhkan gengsi, keributan antara Ibrahimovic dan Lukaku pada waktu itu kembali mengatrol nama Derbi Milano sebagai salah satu partai paling sengit di jagad sepakbola Italia maupun dunia.

Derbi yang sudah dimainkan secara resmi sebanyak 227 kali (lintas ajang dan berpotensi terus bertambah), memang selalu memunculkan banyak hal menarik. Pertikaian antarpemain seperti yang diperlihatkan Ibrahimovic dan Lukaku merupakan bumbu penyedap yang biasa menyeruak dari Derbi Milano.

Kendati demikian, ada rona berbeda dari Derbi Milano selama kurang lebih satu tahun terakhir. Sebuah pertunjukan yang sebelumnya selalu hadir dari tribun Stadion San Siro. Apalagi kalau bukan koreografi menakjubkan dari Curva Nord Inter dan Curva Sud Milan.

Koreografi Curva Sud Milan via Sport Mediaset

Layaknya di negara-negara lain, Italia memiliki kultur tersendiri perihal sepakbola yang sudah mengakar kuat. Salah satunya adalah aksi kreatif dari suporter fanatik sebuah kesebelasan, utamanya dalam menyongsong laga-laga yang dinilai penuh prestise.

Entah menghabiskan biaya berapa banyak dan waktu pengerjaan berapa lama, tetapi koreo-koreo tersebut selalu menyihir penonton yang melihatnya. Baik secara langsung di stadion maupun via layar kaca.

BACA JUGA:  Dekade 1990-an: Transisi pada Satu Era, Perkenalan dan Cinta untuk FC Internazionale Milano

 

Koreografi Curva Nord Inter via Getty Images

Diakui atau tidak, koreo-koreo itu selalu mempunyai aura magis nan ajaib yang sulit diterjemahkan dengan kata-kata. Semuanya selalu membuat kita terpana dan kagum.

Ada berbagai hal yang muncul dari koreo tersebut. Misalnya saja perasaan bangga terhadap tim kesayangan, klaim sebagai klub terbaik di kota, sampai olok-olok bagi kesebelasan rival. Semuanya dituangkan secara sempurna lewat koreo yang menutupi tribun tiga tingkat di Stadion San Siro.

Saya pun meyakini ada banyak Interisti dan Milanisti atau fans sepakbola secara umum, yang kemudian berburu foto-foto koreo tersebut di internet lalu menggunakannya sebagai wallpaper komputer, laptop atau bahkan gawainya.

Nahasnya, ketika pandemi Covid-19 menghantam dunia sejak awal tahun 2020 kemarin, koreo-koreo keren dari Curva Nord Inter dan Curva Sud Milan seakan lenyap ditelan Bumi.

Koreografi Curva Sud Milan via Twitter

Larangan bagi fans untuk menonton pertandingan sepakbola secara langsung di stadion yang diterapkan oleh otoritas kesehatan Italia dan asosiasi sepakbola Italia (FIGC) membuat pertunjukan yang satu ini tak lagi bisa kita nikmati.

Alhasil, semenjak Derbi Milano pada 9 Februari 2020 silam, tribun Stadion San Siro tak pernah menyuguhkan atraksi menarik dari faksi pendukung kedua tim lantaran kosong melompong.

Belum meredanya pandemi secara global dan keengganan pemerintah Italia melonggarkan protokol kesehatan yang berpotensi membuat banyak warganya yang terjangkit Covid-19 bikin laga-laga yang ada di sana masih akan dilangsungkan tanpa penonton.

Situasi ini memaksa kita, para penggemar sepakbola, khususnya Curva Nord Inter dan Curva Sud Milan sendiri untuk bersabar dan menunggu sejenak.

Koreografi Curva Nord Inter via Passione Inter

Andai keadaan sudah membaik dan aman, percayalah bahwa ada bermacam koreo menakjubkan yang akan kembali disajikan kedua belah pihak dari tribun belakang gawang Stadion San Siro. Sebuah pertunjukan yang membuat Derbi Milano senantiasa spesial.

Komentar