PS Sleman, Ayo Kepakkan Sayapmu!

Bisa kembali menyaksikan pertandingan sepakbola setelah vakum nyaris setahun rasanya menyenangkan. Mirip seperti nikmatnya menenggak segelas es ketika bedug magrib tanda waktu berbuka dikumandangkan. Hal inilah yang seharusnya dirasakan Sleman Fans.

Pasalnya, tim kesayangan mereka, PS Sleman, resmi mengikuti turnamen pra-musim bertajuk Piala Menpora 2021 yang diselenggarakan sejak 21 Maret 2021 kemarin.

Akan tetapi, setelah Ega Rizky dan kawan-kawan bermain tiga kali, akun media sosial PSS malah dibanjiri dengan kritikan kepada sang pelatih, Dejan Antonic. Bahkan seusai laga melawan Persik (1/4), tanda pagar #DejanOut semakin ramai di media sosial.

Jika menengok pernampilan PSS saat melawan Persik kemarin, rasanya wajar kalau tanda pagar #DejanOut itu muncul. Kemenangan yang didapat Super Elang Jawa tidak dibarengi dengan penampilan yang memuaskan.

Masih ada banyak celah dan kekurangan dari permainan klub yang berdiri tahun 1976 ini. Sejumlah kesalahan elementer yang terjadi pada dua laga sebelumnya, melawan Madura United (23/3) dan Persela (28/3), terulang kembali saat berjumpa Macan Putih, julukan Persik.

Ada yang masih kebingungan harus mengumpan bola ke teman yang mana. Ada yang sudah mempersiapkan diri memperoleh posisi bagus untuk menyerang tetapi malah tidak mendapatkan bola, dan ada juga yang terlambat kembali ke posisi asal karena merasa temannya sudah menjaga lawan.

Jelang berpartisipasi di Piala Menpora, PSS melepas sejumlah pemain lamanya dan merekrut nama-nama baru sebagai pengganti. Alhasil, Dejan kudu membuat anak asuhnya menyatu meski waktu berkumpul dan beradaptasi tidak begitu panjang.

Kalau biasanya tim dapat mempersiapkan diri selama dua sampai tiga bulan jelang mentas di laga kompetitif perdananya, kali ini hanya tersedia waktu kurang dari dua bulan. Otomatis banyak materi latihan yang dikebut.

BACA JUGA:  Menanti Sepakbola Dejan Antonic Bersama PSS Sleman

Baik melakukan peningkatan fisik pemain serta psikis mereka sampai pematangan strategi kala beraksi di atas lapangan hijau.

Nahasnya, di tengah-tengah momen tersebut terhampar pula berbagai kesulitan yang ditemui. Entah dari sisi adaptasi, komunikasi, sampai kenyamanan dan pemahaman dari para pemain.

Sepakbola merupakan olahraga tim. Hal utama yang pasti terlihat dari sebuah tim adalah kerja sama mereka. Apabila sudah dapat bekerja sama dengan baik, maka akan menghasilkan tim yang kompak.

Kekompakan inilah yang menjadi kunci bahwa tim akan solid dan sulit dikalahkan. Bayangkan saja sebuah tembok yang kokoh berdiri dan dibuat dari campuran bata, pasir, dan semen yang berkualitas.

Sayangnya, hal tersebut tidak terlihat dari PSS di gelaran Piala Menpora kali ini. Ada banyak miskomunikasi yang terlihat dari para pemain. Pengambilan keputusan dari mereka juga acap tidak tepat sehingga usaha mencetak gol yang dilakukan justru gagal.

Dejan perlu membuat anak asuhnya lebih banyak melakukan aktivitas bersama guna meningkatkan level kerja sama. Baik itu melalui game ataupun latihan teknis. Penekanan pada permainan individu juga patutnya dikurangi.

Selain itu, pelatih dan kapten sebagai pemimpin juga memiliki peran untuk menyatukan tim. Pemimpin bertugas mengarahkan anggotanya untuk bersama-sama meraih tujuan.

Pelatih wajib menyusun program latihan yang dapat mengembangkan kompetensi pemain dan memberikan apresiasi ketika pemain mampu melakukan instruksinya dengan baik.

Kapten juga dapat memberikan dukungan sosial dan kehangatan bagi pemain-pemain baru yang mungkin masih canggung dengan kondisi tim, terutama para penggawa anyar.

Memang Piala Menpora ini hanya turnamen pra-musim yang sekaligus digunakan untuk uji coba protokol kesehatan buat menyambut liga yang sesungguhnya.

Turnamen ini tak lebih dari ajang memanaskan kaki setelah hampir setahun para pemain tidak merumput. Jadi mereka perlu beradaptasi lagi dengan iklim kompetisi, terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang.

BACA JUGA:  Lelah dan Jenuh yang Mematikan Hasrat Toni Kroos

Namun bukan berarti PSS boleh bermain asal-asalan di ajang ini. Sebaliknya, mereka kudu memanfaatkan Piala Menpora sebagai tempat mengasah kemampuan, baik taktis maupun teknis, sebelum turun di liga. Bila performa tim tetap tak memuaskan, jangan harap tanda pagar #DejanOut akan lenyap dari media sosial.

Saat ini, klub kebanggaan masyarakat Sleman ini ada posisi tiga klasemen Grup C dengan koleksi 4 poin. Kans untuk melaju ke babak 8 besar masih terbuka dengan syarat PSS bisa mengandaskan Persebaya dalam laga terakhirnya (7/4) di fase grup.

Tidak mudah memang untuk melakukannya. Namun peluang itu masih terbuka. PSS kudu bangkit dan memanfaatkannya dengan baik sehingga Sleman Fans gembira. Ayo kepakkan sayapmu, Super Elang Jawa!d

Komentar
Penggila sepakbola asal Gresik yang lihai memasak makanan enak. Bisa dihubungi melalui akun Twitter @s11emak.