Serunya Persaingan di Liga Primer Inggris Musim Ini

Liga Primer Inggris musim 2020/2021 mungkin sedikit berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Pasalnya, gelaran kompetisi kali ini masih terganggu adanya pandemi Covid-19 sehingga laga-laga yang ada masih dihelat tanpa penonton. Tak heran bila suara-suara nyanyian atau gemuruh fans saat menyaksikan pertandingan belum kunjung terdengar.

Di luar itu, Liga Primer Inggris musim ini juga menyajikan keseruan tak terperi. Bahkan, hasil dari suatu pertandingan jadi sukar diprediksi. Tak peduli jika laga itu memanggungkan satu klub papan atas melawan kesebelasan penghuni zona degradasi.

Selisih poin antarkontestan juga terbilang tipis. Silakan tengok papan klasemen per hari ini (3/2), berapa banyak jarang angka pemuncak klasemen dengan tim peringkat kedelapan? Hanya sebelas poin. Itu pun dengan catatan bahwa Everton masih menyimpan tabungan satu laga lebih banyak ketimbang Manchester City.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, otoritas liga menyusun jadwal yang cukup padat karena kompetisi juga bergulir lebih lambat dibanding sebelumnya. Alhasil, para pelatih dipaksa berpikir keras dan para pemain diminta untuk lebih piawai dalam menjaga kondisi fisik.

City berhasil menempati posisi pertama setelah memamerkan serentetan aksi luar biasa. Ya, anak asuh Pep Guardiola selalu menang dalam delapan pertandingan liga pamungkasnya. Padahal, mereka sempat tertatih-tatih lantaran acap menuai hasil imbang.

Dengan performa semengkilap itu, Kevin De Bruyne dan kawan-kawan punya kans untuk menambah gelar liga The Citizens menjadi tujuh buah di akhir musim.

Tanpa disangka-sangka, Manchester United besutan Ole Gunnar Solskjaer melesat bak peluru musim ini. Mereka bercokol di papan atas dan sempat memuncaki klasemen. Wajar bila fans United mulai ada yang meneriakkan kata-kata ‘The Red Devils bisa jadi juara’.

Walau masih dihinggapi inkonsistensi performa, tetapi secara keseluruhan ada banyak peningkatan yang diperlihatkan Paul Pogba dan kolega di atas lapangan serta Solskjaer dari tepi lapangan. United seakan sudah menemukan racikan pas guna bersaing kendati masih perlu penyempurnaan di sejumlah aspek.

Sang kampiun musim silam, Liverpool, sejatinya juga tetap gahar dan konsisten dalam persaingan memperebutkan trofi juara. Namun apes, musim ini banyak penggawa The Reds yang bergantian dihantam cedera, khususnya di lini belakang, sehingga Sadio Mane dan kawan-kawan tak tampil maksimal serta kehilangan poin dalam laga melawan klub-klub yang di atas kertas mampu ditaklukkan.

Gara-gara itu pula, Liverpool bekerja ekstra keras di bursa transfer musim dingin dengan mendatangkan Ben Davies dan Ozan Kabak. Dua pemain ini berposisi sebagai bek dan diharapkan sanggup menambal lubang yang ada.

Ketiga tim di atas dibuntuti oleh nama-nama kuda hitam seperti Leicester City, West Ham United, dan Tottenham Hotspur di pos enam besar. Kemudian dua posisi berikutnya dihuni sepasang klub berkostum biru, Chelsea dan Everton.

Melejitnya Leicester mungkin tak kelewat mengejutkan, tetapi keberadaan West Ham yang dinakhodai David Moyes tentu membelalakkan mata. Barangkali kita tinggal menunggu konsistensi The Hammers untuk tetap berada di situ.

Sanggupkah Thomas Soucek dan rekan-rekannya bertahan lama di sana atau justru segera menukik karena disalip tim lain yang performanya meningkat dan lebih konsisten? Misalnya saja Tottenham di bawah arahan Jose Mourinho atau Chelsea yang bernapsu bangkit bersama pelatih anyar, Thomas Tuchel.

Bahkan kalau dikerucutkan pada perebutan tiket ke kejuaraan antarklub Eropa, tim-tim semisal Aston Villa, Arsenal, dan Leeds United juga masih menyimpan peluang. Asalkan terus menuai hasil positif, mereka bisa merangsek dan menggusur tim-tim yang kini berada di enam besar.

Bergeser ke zona bawah, nama Fulham, West Bromwich Albion, dan Sheffield United, jadi kandidat teratas untuk terkena relegasi. Pasalnya, koleksi poin ketiganya terbilang cukup jauh (terpendek yakni tujuh angka) dari Brighton & Hove Albion yang menempati posisi ketujuhbelas walau masih memungkinkan untuk dipangkas.

Namun dinamika yang terjadi serta kemampuan tim-tim papan bawah menyulitkan tim papan atas, bisa mengubah segalanya. Siapa tahu, The Blades yang ditangani Chris Wilder bisa terus mendulang kemenangan seperti saat mempermalukan The Red Devils beberapa waktu lalu guna melanggengkan misi sintas.

Laju kesebelasan di Liga Primer Inggris musim ini akan sangat menarik untuk diamati. Dan kita sebagai penikmat sepakbola, bakal melihat sendiri siapakah yang tertawa dan menangis tersedu-sedu pada bulan Mei mendatang.

 

 

Komentar

This website uses cookies.