Tegakkan Kepalamu, Nadeo Argawinata!

Popularitas Nadeo Argawinata tengah meroket. Penyebabnya apalagi kalau bukan performa gemilang kiper berusia 22 tahun itu saat menjaga gawang tim nasional Indonesia U-23 di ajang South East Asian (SEA) Games 2019 di Filipina.

Dalam dua laga pembuka babak penyisihan di Grup B melawan Thailand U-23 dan Singapura U-23, pemain kepunyaan Borneo FC tersebut berhasil mengukir clean sheet.

Pendukung tim Merah Putih pun seolah tak henti mengelu-elukan namanya, baik di dunia nyata maupun jagat maya. Sementara media-media Indonesia secara jamak membanding-bandingkannya dengan kiper nomor satu Chelsea, Kepa Arrizabalaga.

Menurut media-media dan fans sepakbola di Indonesia, Nadeo memang punya perawakan tubuh, rupa sampai potongan rambut yang mirip dengan penjaga gawang berpaspor Spanyol itu.

Sebagai penggemar Chelsea, saya juga sepakat bila gaya main Nadeo begitu mirip dengan Kepa. Khususnya dalam memberi komando dari bawah mistar serta refleksnya yang cekatan guna membuat penyelamatan penting.

Saat mengawal jala Indonesia di laga ketiga melawan Vietnam kemarin malam (1/12), optimisme publik meluap sebab ingin menyaksikan gawang Nadeo tak kebobolan lagi dan Indonesia beroleh kemenangan. Tak peduli bahwa kualitas skuat The Golden Stars, julukan Vietnam, sangat mumpuni.

Mereka adalah tim yang produktif dengan menceploskan 12 gol di dua laga perdananya, masing-masing saat berjumpa Brunei Darussalam dan Laos. Hal ini jelas menjadi ujian bagi lini belakang Indonesia, termasuk Nadeo.

Benar saja, unggul lebih dahulu via gol Sani Riski di babak pertama, Indonesia ditekan habis oleh Vietnam pada babak kedua. Ketidakmampuan lepas dari tekanan tinggi The Golden Stars berakibat fatal. Gawang Nadeo akhirnya bobol oleh gol yang diciptakan Nguyen Thanh Chung sehingga skor jadi imbang 1-1.

Lebih menyakitkan lagi, Vietnam sukses membalikkan keadaan di menit-menit akhir laga usai Nguyen Hoang Duc melepaskan sepakan ciamik yang tak kuasa dibendung Nadeo kendati sang kiper telah melentingkan badan. Skor 1-2 pun jadi penutup laga.

Kecewa? Sudah pasti. Marah? Tentu saja. Terlebih Indonesia sempat unggul lebih dahulu dan punya potensi untuk meraih angka. Ah, rasanya menyebalkan sekali. Mood saya benar-benar rusak melihat Indonesia kalah dengan cara seperti itu!

Sejujurnya, Indonesia bisa saja kalah dengan skor lebih telak andai Nadeo tidak melakukan banyak penyelamatan krusial sepanjang laga. Sebuah bukti jika figur yang kerap dipanggil Kepa +62 ini memang punya kualitas dan layak jadi pilihan utama.

Hasil minor yang didapat dari Vietnam bikin perjalanan Indonesia menuju fase berikutnya terasa sedikit terjal. Mereka butuh kemenangan besar di partai melawan Brunei dan Laos guna menabung selisih gol. Pasalnya, Vietnam dan Thailand juga mampu mengalahkan dua negara itu lewat skor mencolok. Gagal melakukan itu, peluang lolos Indonesia bisa terancam.

Sebagai kiper, Nadeo tentu memanggul tugas cukup berat untuk menjaga keamanan gawangnya di dua partai tersisa. Tak peduli bahwa lawan Indonesia nanti hanyalah Brunei dan Laos.

Meremehkan mereka dapat mendatangkan bala dan Indra Sjafri sebagai pelatih wajib mempersiapkan anak asuhnya dengan lebih intensif. Jangan sampai, harapan Indonesia luluh lantak gara-gara penampilan tak memuaskan saat bersua kedua tim tersebut.

Teruslah berjuang hingga titik darah penghabisan, Indonesia. Dan bagi Nadeo, tetap tegakkan kepalamu. Buktikan sekali lagi bahwa dirimu tak sekadar pantas dipuji karena mirip dengan Kepa secara fisik, tapi juga terampil serta lihai dalam menjaga kesucian gawang Indonesia selama beraksi di ajang SEA Games 2019.

 

Komentar

This website uses cookies.