Golden State Warriors dan Persaingan Di NBA Musim Ini

Setelah beristirahat selama kurang lebih tiga bulan usai menyelesaikan musim kompetisi 2016/2017, genderang perang di kancah National Basketball Association (NBA) untuk musim 2017/2018 kembali bergemuruh.

Mulai Rabu (18/10) waktu Indonesia, 30 tim yang berlaga di liga bola basket profesional nomor wahid di Amerika Serikat ini akan kembali memeras keringat, melawan rasa lelah, dan berjuang dari laga ke laga demi meraup prestasi tertinggi.

Di sepanjang periode offseason yang lalu, ada cukup banyak cerita yang menyita atensi penikmat basket NBA di tanah air. Utamanya mengenai proses perekrutan dan perpindahan pemain via draft dan trade. Jujur saja, energi saya pun terasa habis guna memperhatikan segala transaksi yang terjadi.

Sialnya, beraneka macam transaksi yang dilakukan ke-30 tim tersebut, untuk kesekian kalinya, malah menimbulkan rasa penasaran di dalam dada.

Keinginan untuk sesegera mungkin menyaksikan aksi-aksi memukau LeBron James, Stephen Curry, Kyrie Irving, James Harden, Russell Westbrook sampai Markelle Fultz di atas lapangan justru makin meluap-luap.

Nama Golden State Warriors, sang juara bertahan tentu kembali muncul sebagai team to beat. Gelar yang mereka dapatkan musim lalu membuat ketangguhan mereka makin terbukti.

Masuknya Kevin Durant jelang bergulirnya musim lalu, membuat tim yang sudah berisi Curry, Klay Thompson, Draymond Green, Andre Iguodala, dan dilatih Steve Kerr ini semakin berbahaya.

Seolah tak ingin melihat Warriors kembali “bertingkah seenaknya” di musim ini, para rival, baik dari Wilayah Barat maupun Wilayah Timur, berupaya mati-matian untuk berbenah. Karena menjegal langkah Warriors adalah kewajiban.

Geliat di Wilayah Timur

Pesaing Warriors di tiga final NBA terakhir, Cleveland Cavaliers, baru saja mendatangkan Isaiah Thomas, Jae Crowder, Ante Zizic beserta dua draft pick via trade dengan tim yang mereka kalahkan pada final Wilayah Timur musim lalu, Boston Celtics.

Dua nama pertama bahkan menjadi bagian utama melejitnya performa Celtics pada musim kemarin.

Tyronn Lue, pelatih Cavs tentu berharap jika mereka bisa segera menyatu dengan James, Kevin Love, Tristan Thompson serta dua perekrutan anyar lainnya dalam wujud Derrick Rose dan Dwyane Wade.

Berkaca pada skuat mentereng Cavs di musim ini, potensi untuk kembali menampilkan keperkasaan dan melaju sampai babak akhir guna merebut titel juara tentu sangat besar.

BACA JUGA:  Mengapa AS Roma Mendatangkan Banyak Bek?

Akan tetapi, kehadiran tiga penggawa anyar dari Celtics itu mesti “ditebus” dengan  hengkangnya point guard andalan Cavs selama ini, Irving, yang menyeberang ke sisi sebaliknya.

Hasrat Irving untuk lepas dari bayang-bayang James dan berjuang menjadi kampiun NBA bersama “timnya sendiri” jadi salah satu alasan mengapa trade yang membelalakkan mata ini bisa menjadi kenyataan.

Bareng Celtics, Irving bakal bahu membahu dengan Marcus Smart, Jaylen Brown, Al Horford dan perekrutan penting lain mereka di musim ini, Gordon Hayward, yang diboyong dari Utah Jazz dengan status free agent.

Tak sampai di situ, kekuatan Celtics yang masih dikomandoi Brad Stevens juga semakin menjanjikan dengan bergabungnya salah satu prospek terbaik dalam draft 2017, Jayson Tatum.

Kedua tim ini digadang-gadang sebagai poros utama di Wilayah Timur, hal ini terbukti dengan munculnya nama Cavs dan Celtics dalam daftar unggulan.

Duo tersebut meninggalkan nama-nama lain seperti Toronto Raptors, Miami Heat, Washington Wizards dan Milwaukee Bucks yang selama offseason juga terus melakukan pembenahan.

Bagaimana dengan New York Knicks dan Chicago Bulls?

Maaf-maaf saja, dua tim elite ini akan kesulitan bersaing. Keduanya diramalkan gagal lolos lagi ke babak playoffs. Terlebih Bulls baru saja ditinggal mayoritas pemain bintangnya.

Semakin mengerikannya Wilayah Barat

Dalam kurun beberapa tahun terakhir, para pengamat menyebut dengan lantang bahwa ada ketimpangan kekuatan di NBA. Sejumlah tim di Wilayah Barat dianggap memiliki kekuatan yang jauh lebih mengerikan ketimbang Wilayah Timur.

ituasi timpang ini, lagi dan lagi, diinisiasi oleh super team kepunyaan Warriors.

Tak ingin dipecundangi terus menerus, memaksa tim-tim semisal Oklahoma City Thunder, San Antonio Spurs, Houston Rockets sampai Minnesota Timberwolves memanfaatkan momen offseason untuk menyusun ulang kekuatan. Imbasnya, peta persaingan di Wilayah Barat akan semakin ketat.

Thunder yang masih diperkuat oleh Most Valuable Player (MVP) musim lalu, Westbrook, berhasil mendatangkan dua pemain bintang dalam diri Carmelo Anthony dan Paul George via trade dengan Knicks serta Indiana Pacers.

BACA JUGA:  Tentang Xavi Simons

Kehadiran Big Three anyar ini, diharapkan bisa meningkatkan performa Thunder arahan Billy Donovan yang musim kemarin keok di babak pertama playoffs.

Setali tiga uang, Spurs juga memperkuat armada tempurnya. Tiga nama pilar, Pau Gasol, Patty Mills, dan Manu Ginobili mendapat perpanjangan kontrak dari pihak manajemen.

Sebagai tambahan kekuatan, Rudy Gay mereka comot dari Sacramento Kings via trade. Bersama Kawhi Leonard, Tony Parker, LaMarcus Aldridge, dan Danny Green, superioritas mereka takkan tergoyahkan.

Sementara Timberwolves, berhasil memperlihatkan aktivitas ciamik selama offseason lalu. Tim besutan Tom Thibodeau ini sukses mendatangkan Jimmy Butler, salah satu komoditi terpanas di NBA saat ini.

Begitu juga dengan Jeff Teague, Jamal Crawford, dan Taj Gibson, keempatnya bakal membantu para pebasket muda dalam diri Andrew Wiggins, Gorgui Dieng sampai Karl-Anthony Towns untuk berkembang dan menjadi salah satu kuda hitam yang wajib diwaspadai musim ini.

Terakhir, walau aktivitas mereka untuk memboyong nama besar terbilang minim. Tapi kesuksesan Rockets merekrut Chris Paul terasa begitu menjanjikan.

Bersama James Harden, keduanya bisa menjadi combo guard yang siap meneror lawan. Ditambah lagi, Rockets juga masih punya amunisi berkualitas dalam diri Clint Capela, Ryan Anderson, Trevor Ariza, Nene sampai Eric Gordon di dalam skuat.

Artinya, kesempatan untuk bersaing terbuka dengan sangat lebar bagi mereka.

Keempat tim di atas, bersama Los Angeles Clippers, Dallas Mavericks, dan Portland Trailblazers bakal menjadi favorit dari Wilayah Barat guna menemani sang super team ke fase playoffs.

Usaha beberapa tim yang telah saya sebutkan guna menyongsong musim baru adalah cerminan nyata bahwa mereka semua ingin meraih sesuatu yang lebih baik di musim ini.

Menyelesaikan 82 pertandingan di musim reguler secara maksimal dan lolos ke playoffs akan menjadi kunci bisa tidaknya mereka mengintip peluang juara.

Publik pencinta basket, khususnya fans dari tim-tim tersebut, jelas berharap jika pembenahan yang telah dilakukan timnya bisa mendatangkan manfaat lebih dengan lahirnya kohesi di antara para pemain, baik lawas maupun baru.

Bila terwujud dengan sempurna, cita-cita menurunkan Warriors dari tahtanya tentu bukan perkara mustahil.

Bagaimana, sanggup?

Komentar