Kualitas Juventus

Kualitas Juventus
Kualitas Juventus

Seperti yang diperkirakan khalayak ramai, pertandingan antara Internazionale Milano kontra Juventus dini hari tadi (7/10) pada giornata ketujuh Serie A musim 2019/2020 berlangsung amat sengit dan menarik.

Masing-masing kubu mengusung ambisi tinggi buat mereguk angka penuh. Inter ingin memenangi laga supaya makin nyaman di puncak klasemen sementara. Sedangkan Juventus berhasrat mengemas poin sempurna untuk mengkudeta posisi sang rival.

Disaksikan oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia, kedua tim bermain dengan sangat apik sedari sepak mula. Pressing tinggi, permainan yang mengalir, pandai memanfaatkan ruang dan kemampuan dalam menciptakan peluang bersih dipertontonkan secara impresif.

Intensitas permainan yang tinggi, kedua tim rajin jual beli serangan, membuat laga di babak pertama berkesudahan dengan skor imbang 1-1. Gol cantik Paulo Dybala di menit ke-4 sanggup disamakan oleh sepakan penalti Lautaro Martinez pada menit ke-18.

Namun pada suatu titik, I Bianconeri memperlihatkan kepada kita semua bahwa mereka masih di atas I Nerazzurri. Tidak hanya lewat kedudukan akhir yang terpampang di papan skor Stadion San Siro, Juventus unggul 2-1 dari Inter, tapi juga kualitas tim secara keseluruhan.

Sudah bukan rahasia lagi kalau di musim ini, Inter besutan Antonio Conte punya ketergantungan besar kepada trio lini tengah, Nicolo Barella, Marcelo Brozovic, dan Stefano Sensi. Presensi ketiganya, lebih-lebih di laga-laga besar, sungguh dibutuhkan I Nerazzurri.

Apesnya, Conte belum menemukan formula yang tepat andai satu atau lebih dari ketiganya absen maupun terpaksa diganti di tengah laga. Hal inilah yang kemudian sanggup dibaca dan dimanfaatkan pelatih Juventus, Maurizio Sarri, untuk mengubah jalannya pertandingan.

Sensi yang ditarik pada menit ke-33 meninggalkan lubang yang sulit diisi oleh Matias Vecino. Alhasil, agresivitas dan progresi permainan Inter dalam fase menyerang acapkali macet. Pun begitu dengan fase bertahan yang amburadul lantaran sering terjebak dalam situasi kalah jumlah pemain.

BACA JUGA:  Menyoal Gemellaggio dan Para Pelakunya di Serie A

Sadar jika sang lawan kepayahan, Sarri memasukkan Rodrigo Bentancur dan Gonzalo Higuain untuk menggantikan Sami Khedira serta Federico Bernardeschi. Nama pertama diplot Sarri buat memperkokoh sektor tengah, menekan Barella dan Brozovic seraya jadi opsi serangan dari lini kedua. Sementara sang striker Argentina diminta untuk cermat mencari ruang serta rajin bertukar posisi dengan Dybala dan Cristiano Ronaldo.

Di sepanjang babak kedua, serangan Juventus dua kali lipat lebih berbahaya ketimbang usaha Inter. Dan gol yang mereka incar buat mempermalukan tim tuan rumah pun akhirnya lahir di menit ke-80.

Berawal dari umpan Miralem Pjanic kepada Ronaldo yang berdiri bebas (tapi menarik Stefan de Vrij sedikit keluar dari areanya) di ruang antar lini Inter, bola kemudian didorong lelaki Portugal tersebut kepada Bentancur yang lepas dari pengawalan Brozovic.

Alih-alih mengeksekusi sendiri karena punya ruang yang cukup, Bentancur secara cerdas malah memberi umpan ciamik kepada Higuain yang berdiri bebas di kotak penalti I Nerazzurri akibat penjagaan yang kurang apik dari Alessandro Bastoni. Higuain pun cuma butuh sepersekian detik untuk mengoyak jala Samir Handanovic dan memaksa Interisti terdiam. Wajib diakui bahwa proses gol kedua I Bianconeri amat paripurna.

Kemampuan Bentancur dan Higuain menjadi pembeda bagi Juventus adalah pukulan telak untuk Inter. Bagaimana tidak, Vecino yang dimasukkan Conte buat mengisi pos Sensi justru tak terlihat presensinya. Orang Jawa menyebutnya sebagai jangkep-jangkepan.

Hal serupa juga tampak dari Matteo Politano yang mensubstitusi Lautaro pada menit ke-77. Praktis, tak ada dampak signifikan yang dibawa pemain kidal itu terhadap permainan Inter, khususnya dalam fase menyerang.

Kesimpulannya, selain karena Sarri mengungguli Conte secara taktikal, kedalaman skuat I Bianconeri juga lebih baik ketimbang sang rival. Manakala permainan I Nerazzurri belepotan setelah Sensi meninggalkan lapangan, pergantian pemain yang dilakukan Juventus membuat mereka semakin kokoh.

BACA JUGA:  Mengangkut Sepakbola dengan Mobil Formula 1

“Kami bermain dengan karakter dan determinasi. Sungguh menyenangkan bisa membawa pulang tiga poin dari San Siro,” terang Higuain kepada Sky Sport Italia.

Kemenangan atas Inter membuat Juventus kini berdiri di puncak klasemen sementara Serie A dengan keunggulan hanya satu poin. Tipis memang, tapi dengan kualitas yang dimiliki anak asuh Sarri, hal itu bisa tampak jauh di mata rival kendati musim masih begitu panjang. Menurunkan Juventus dari tahta yang dikuasai selama sewindu pamungkas nyatanya bukan pekerjaan sepele karena Leonardo Bonucci dan kawan-kawan adalah tim berkualitas.

Komentar