Bagi kebanyakan talenta muda Indonesia, dapat merumput di kompetisi tertinggi sepakbola nasional, Liga 1, adalah kebahagiaan tersendiri. Namun satu berkah berbeda tengah dirasakan oleh Bagus Kahfi.
Pemain yang sejak kecil acap jauh dari rumah guna menimba ilmu sepakbola di berbagai Sekolah Sepak Bola (SSB), akademi, sampai akhirnya masuk tim nasional Indonesia kelompok umur (U-16 dan U-18) serta tergabung dalam tim Garuda Select, ketiban rezeki dengan kesempatan mencari pengalaman di Eropa.
Jumat, 5 Februari 2021 tampak seperti hari-hari biasa di sebuah kota kecil di Belanda, Utrecht. Perahu-perahu kecil silih berganti melintasi kanal Oudegracht. Seorang mevrouw dengan anggunnya tampak menikmati waktu bersantai ditemani sepiring kecil bitterballen dan secangkir teh di salah satu kafe pinggir dermaga kanal. Tampak pula seekor katak melompati sebuah teratai pada salah satu kolam di kebun raya Oude Hortus.
Namun,hari itu terasa sangat spesial bagi Bagus. Jauh-jauh ia datang dari timur, segala macam hal sudah ia persiapkan, Bangku-bangku kosong Stadion Galgenwaard menjadi saksi bisu kedatangan anak muda berambut kribo tersebut.
Di ruang konferensi pers, raut wajah Bagus tampak campur aduk. Ada bahagia, ada pula perasaan tegang. Namun yang pasti, hari itu patut dikenangnya sepanjang waktu.
Di sana, ia menandatangani kontrak berdurasi satu setengah tahun (opsi perpanjangan dua tahun). Pesepakbola bernama lengkap Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri ini pun resmi menjadi pemain klub Eredivisie, FC Utrecht.
Berita ini laksana penutup manis dari kisah transfernya yang sempat menimbulkan polemik di antara Utrecht dan klubnya di Indonesia, Barito Putera.
Polemik Transfer antara Barito Putera dan FC Utrecht
Chief Executive Officer (CEO) Barito Putera, Hasnuryadi, pada saat itu menyatakan bahwa Utrecht perlu melakukan komunikasi lebih lanjut kepada Barito jika ingin merekrut Bagus.
“Mereka (Utrecht) belum ada komunikasi dengan kita, hanya satu email saja yang mereka kirimkan kepada kami. Hanya berupa pernyataan bahwa mereka meminati Bagus Kahfi. Itu saja, kelanjutannya belum ada” terang Hasnuryadi seperti dikutip dari Bolanas.
Permasalahan komunikasi yang pada saat itu terjadi memang cukup pelik. Di satu sisi, Utrecht yang tertarik dengan bakat Bagus ingin merekrutnya dan ingin membawa sang penggawa muda ke Eropa.
Bagus sendiri menampakkan keinginan yang cukup besar untuk berkiprah di Benua Biru yang jadi kiblat sepakbola dunia.
Pemuda berusia 19 tahun ini menyambut baik minat kesebelasan yang menjadi tempat Irfan Bachdim menempa diri itu dan berharap segala polemik yang ada lekas selesai seperti yang ia cuitkan dalam akun Twitter pribadinya.
Akan tetapi, Barito sebagai klub profesional ingin kepindahan Bagus ke Negeri Kincir Angin juga diselesaikan secara profesional yakni lewat proses transfer dengan kompensasi tertentu sesuai kontrak.
“Pertama, Barito mengizinkan Bagus main di Eropa, tetapi setelah selesai, ia harus kembali ke Barito. Itu permintaan kita. Atau mau yang kedua, kompensasi.” ujar Mundari Karya, manajer klub berjuluk Laskar Antasari tersebut seperti dikutip dari Indosport.
Untungnya, dengan komunikasi yang intens, semangat kebersamaan untuk membawa talenta muda Indonesia ke Eropa, dan bantuan mediasi dari federasi sepakbola Indonesia (PSSI), masalah itu terselesaikan. Barito pun menerima kompensasi dari Utrecht.
“Inti dari proses transfer pemain adalah komunikasi, administrasi, negosiasi, kesetaraan, dan kemudian diakhiri dengan terjadinya kesepakatan. Alhamdulillah, telah terjadi transfer pemain sepakbola asal Indonesia yang dimiliki Barito ke sebuah klub asal Eropa”, ungkap Sekretaris Barito, Ainul Ridha, seperti dikutip dari Bola.
Hasnuryadi sebagai CEO pada kesempatan yang berbeda kemudian menambahkan.
“Barito mendukung dan berharap yang terbaik untuk karier Bagus di masa depan, khususnya saat berkostum Utrecht. Semoga berkah dan dapat memberikan kebaikan untuk tim nasional kita”, mengutip dari video yang diunggah akun Twitter ketua umum PSSI, M. Iriawan.
Saya dan Hasnuryadi Sulaiman (CEO Barito Putera) mendukung penuh Amiruddin Bagus Kahfi Al-Fikri siap melanjutkan mimpinya di Eropa. pic.twitter.com/nPXecV4pA7
— Mochamad Iriawan (Iwan Bule) (@iriawan84) December 2, 2020
Bagus pun pergi ke Belanda dan pada akhirnya seperti yang kita lihat bahwa ia telah diperkenalkan secara resmi sebagai bagian dari kesebelasan yang tak pernah terdegradasi dari kancah Eredivisie tersebut.
Kabar Perekrutan Bagus Meramaikan Media, Taktik Marketing Jitu dari FC Utrecht?
Selepas peresmian, foto-foto dan video pengumuman perekrutan Bagus langsung diunggah di seluruh akun media sosial klub.
Sontak kabar gembira ini langsung disambut oleh pencinta sepakbola Indonesia serta menuai atensi suporter Utrecht dan pemerhati sepakbola di Belanda.
Pada saat itu, perbincangan mengenai bergabungnya Bagus bersama Utrecht mendominasi jejaring sosial maupun media, baik dari dalam maupun luar negeri.
Di Twitter, Bagus langsung menjadi topik bahasan yang paling ramai dibahas oleh khalayak. Di Instagram, Utrecht langsung menuai hasil manis dari perekrutan pemuda kelahiran 16 Januari 2002 tersebut. Akun mereka berhasil mendapat tambahan pengikut sekitar 10 ribu orang pada hari perkenalan Bagus.
Tiga unggahan perdana terkait Bagus juga langsung kebanjiran like dan komentar. Tiga unggahan tersebut bahkan memecahkan rekor unggahan dengan jumlah like dan komentar terbanyak yang pernah mereka dapatkan, di mana rata-rata ketiga postingan tersebut memiliki 7o ribu sampai 80 ribu like dan memperoleh 6 ribu komentar.
Dampak positif juga terjadi pada kanal Youtube resmi Utrecht di mana video pengenalan Bagus berhasil memecahkan rekor video dengan jumlah penonton terbanyak yang pernah mereka upload yaitu 400 ribu kali ditonton. Padahal sebelumnya rata-rata konten video yang diunggah oleh kanal resmi Utrecht belasan ribu penonton.
Angka-angka mempesona yang diperoleh oleh akun media sosial Utrecht tentu saja tak lepas dari peran warganet Indonesia yang memang dikenal aktif dalam penggunaan media sosial dan memiliki jumlah pengguna yang sangat besar.
Media-media daring, dalam dan luar negeri, pun tak kalah ramai dalam memberitakan kabar transfer saudara kembar dari Bagas Kaffa itu.
Dari dalam negeri, media-media populer seperti Kompas, CNN Indonesia, dan Antara memberitakan perekrutan Bagus dengan menyoroti kemampuannya selama membela timnas kelompok umur.
Kepindahannya ke Belanda membuat ia sah mengikuti jejak Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk/Polandia), Witan Sulaeman (FK Radnik Surdulica/Serbia), dan Brylian Aldama (HNK Rijeka/Kroasia).
Kedatangan Bagus juga menarik perhatian media lokal di Belanda. Salah satunya adalah Algemeen Dagblad (AD). Mereka menyebut bahwa Bagus merupakan perekrutan yang brilian dan mengangkat atensi masyarakat Indonesia yang begitu tinggi di akun Instagram resmi Utrecht.
“FC Utrecht menerbitkan foto tim 2000/2001 di Instagram. Namun kebanyakan pengunjung Instagram mereka yang berasal dari Indonesia justru meminta lebih banyak konten tentang Bagus,” papar media itu seperti yang tercantum dalam ad.nl.
Lebih lanjut, mereka berharap Bagus bisa segera beradaptasi di Utrecht dan mampu memenuhi ekspektasi. Mereka juga membandingkan Bagus dengan rekrutan pemain asal Asia Tenggara lain yang sebelumnya dilakukan klub Belanda, SC Heerenveen, Doan Van Hau.
“Bagus harus menunjukkan bahwa ia tidak seperti Doan Van Hau (pemain Vietnam). Dia tidak hanya ramai di media sosial” tambah mereka.
Sebelum Bagus, Van Hau memang terlebih dahulu berkarier di Belanda. Namun sayangnya, ia gagal memenuhi ekspektasi.
Van Hau tercatat hanya bermain sekali selama 10 bulan menjalani masa peminjalan di Heerenveen. Kini, bek timnas Vietnam itu telah kembali ke klubnya Hanoi FC.
Fakta Seputar Perekrutan Bagus Kahfi
Dengan resmi bergabungnya Bagus ke Utrecht, ia tercatat menjadi pemain kedua asli Indonesia (bukan berdarah campuran ataupun naturalisasi) yang berkarier di Belanda. Sebelumnya, ada Bambang Pamungkas yang memperkuat EHC Norad pada 2002.
Namun perlu diingat bahwa saat itu Bepe, sapaan akrab Bambang, hanya berkiprah di Hoofdklasse, setara divisi amatir di Belanda.
Bagus bisa dikatakan memiliki kesempatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kesempatan yang dulu didapatkan oleh Bepe.
Sebagai permulaan, Utrecht akan menempatkan Bagus di tim U-18 mereka yang mengikuti kompetisi junior Belanda.
Meski untuk sementara hanya bergabung dengan tim junior, tetap saja ini merupakan lompatan besar dan kesempatan berharga bagi seorang pesepakbola muda Indonesia. Jenjang karier yang menjanjikan terbentang di depan mata.
Bagus tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini karena jika tampil bagus di tim U-18, ia mempunyai kesempatan besar promosi ke tim Jong Utrecht (U-23) yang bermain di Eerste Divisie (kasta kedua liga sepakbola di Belanda).
Andai hal itu terjadi, rasanya takkan sulit melihat ia mengenakan baju Jong Utrecht dan berkesempatan promosi ke tim utama.
Bisa direkrut klub kasta tertinggi Belanda dan mendapatkan kesempatan memulai mimpi bermain di Eropa merupakan pencapaian impresif dari Bagus. Hal itu jelas menginspirasi banyak pesepakbola muda Indonesia lainnya.