Juara Eredivisie musim 2021/2022, Ajax Amsterdam seperti mengalami deja vu jelang musim baru. Usai menjalani periode gemilang, para pemain kunci De Godenzonen terancam eksodus besar-besaran.
Kondisi ini mirip saat musim 2018/2019 silam ketika Frenkie De Jong dan kawan-kawan sukses mengawinkan gelar Eredivisie dan Piala KNVB, plus mencapai semifinal Liga Champions.
13 pemain kala itu meninggalkan Ajax untuk bergabung dengan klub-klub raksasa Eropa, termasuk kepergian Frenkie De Jong, Matthias De Ligt, Van de Beek, dan Hakim Ziyech.
Usai membangun ulang skuat di bawah tangan dingin Erik Ten Hag, kini Ajax mengalami ancaman serupa. Kepergian sang manajer ke Manchester United disusul kepergian beberapa penggawa kunci yang juga merapat ke klub-klub Eropa lainnya.
Ryan Gravenberch, Noussair Mazraoui, dan Sebastian Haller dipastikan memperkuat dua raksasa Jerman. Belum lagi, beberapa bintang muda lain sekelas Anthony, Lisandro Martinez, dan Jurrien Timber sedang berada dalam radar klub-klub top Eropa lainnya, termasuk klub yang ditukangi Ten Hag sekarang, Manchester United.
Ajax dengan School van De Toekomst-nya memang populer sebagai pemasok talenta hebat lapangan hijau. Bak peribahasa “mati satu tumbuh seribu”, Ajax tak pernah kehabisan akal melahirkan calon-calon bintang baru yang akan bersinar.
Namun, kebijakan transfer Ajax berubah seiring waktu. Pada 2019 silam, Ten Hag dan Overmars, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Sepak Bola sepakat bahwa skuatnya kekurangan pemain berpengalaman berusia 25 tahun ke atas.
Ajax di bawah kepemimpinan Edwin Van der Sar selaku CEO klub, tentu tak ingin kisah serupa terulang.
Kini, Ajax bergerak gesit memboyong eks asisten Ten Hag, Alfred Schreuder dari Club Brugge untuk segera membentuk skuat utama. Berbagai langkah menahan gelombang eksodus juga dilakukan dengan mematok harga tinggi pemain kunci agar tak rugi, sekaligus demi membuat sang pemain bertahan di klub.
Ajax tak ingin lagi menjadi pabrik bintang. Melampaui itu, Ajax ingin kembali merajai Eropa!