Di kancah sepakbola Eropa, datangnya bulan Januari menjadi penanda bahwa jendela transfer musim dingin dibuka. Salah satu kesebelasan yang bergegas memanfaatkan momen itu adalah Juventus. Berbekal dana sebesar 35 juta euro (bisa melonjak jadi 44 juta euro sesuai dengan klausul yang disepakati), I Bianconeri mengamankan tanda tangan berlian muda asal Swedia, Dejan Kulusevski.
Performa brilian yang diperlihatkan Kulusevski selama membela Parma (dengan status pinjaman dari Atalanta) musim ini bikin sejumlah tim kesengsem. Namun beruntung, pemain berusia 19 tahun itu memilih Juventus sebagai rumah masa depannya.
I Bianconeri tak langsung memberdayakan tenaga Kulusevski di sisa musim ini. Mereka membiarkan sang pemain untuk tetap merumput bareng Parma dengan status pinjaman agar ia beroleh menit bermain yang cukup guna meningkatkan kemampuan serta memperkaya pengalaman. Hal itu lebih baik daripada menjadi penghangat bangku cadangan di Stadion Allianz, bukan?
Musim 2019/2020 tampak seperti musim yang normal bagi Juventus. Mereka masih bersaing dengan Internazionale Milano untuk memperebutkan gelar Serie A. Sementara di ajang Liga Champions, I Bianconeri telah memastikan satu tempatnya di fase 16 besar sehingga asa memeluk trofi Si Kuping Besar tetap terjaga.
Akan tetapi, di balik capaian yang cukup apik sejauh ini, ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan Juventus, utamanya membenahi sektor tengah yang dianggap loyo dan tak bernyawa.
Bagi Juventini, Federico Bernardeschi tak ubahnya pelengkap di starting eleven. Sialnya, Emre Can tak dianggap kehadirannya oleh sang pelatih, Maurizio Sarri. Sami Khedira juga inkonsisten lantaran kerap hilang di tengah pertandingan. Blaise Matuidi makin gaek dan lebih banyak membuat hati Juventini deg-degan setiap beraksi di lapangan. Sedangkan Adrien Rabiot belum menemukan performa terbaik semenjak pindah dari Paris Saint-Germain (PSG). Pun dengan Aaron Ramsey yang acap bergelut dengan masalah fisik.
Praktis, hanya Rodrigo Bentancur dan Miralem Pjanic yang sejauh ini mempertontonkan kapasitas apiknya secara konsisten sebagai gelandang yang pantas diandalkan oleh Sarri.
Rasanya ironis sebab beberapa musim lalu Juventus dikenal dengan materi pemain kelas wahid di lini tengah. Mulai dari Claudio Marchisio, Andrea Pirlo, Paul Pogba sampai Arturo Vidal. Seolah-olah level pemain tengah Juventus sekarang berada satu tingkat di bawah kuartet tersebut.
Kendati Kulusevski tak langsung mengenakan seragam putih-hitam, tapi bagi saya perekrutannya adalah cara yang ditempuh manajemen untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apalagi ada sejumlah nama yang kemungkinan tak lagi mengenakan baju I Bianconeri per musim 2020/2021 mendatang. Misalnya Can (tak masuk rencana Sarri) dan Matuidi (habis kontrak di pengujung musim ini).
Dengan kemampuan individu yang elok dan kelihaian dalam mengisi sejumlah pos berbeda, menjadikan Kulusevski sebagai figur yang pantas didatangkan ke kota Turin. Ia dapat diturunkan sebagai gelandang box to box, gelandang serang, maupun penyerang sayap.
Bersama I Crociati musim ini, pencapaian sang wonderkid memang luar biasa. Selain membawa Parma duduk di peringkat tujuh klasemen sementara, secara individu aksi-aksinya begitu memuaskan dengan mengukir 4 gol dan 7 asis. Keberadaannya pun sangat esensial dalam setiap laga yang dilakoni tim besutan Roberto D’Aversa.
Performa mantap yang dipamerkan Kulusevski sebetulnya bukan hal mengejutkan. Sedari remaja, kemampuannya memang di atas rata-rata. Lebih dari itu, mentalitasnya pun bak seorang pemain yang kenyang asam garam dunia sepakbola.
Asal tahu saja, Kulusevski memutuskan terbang ke Italia saat umurnya baru menginjak 15 tahun. Beradaptasi dengan kultur yang baru bukanlah persoalan sepele, tapi Kulusevski sanggup melakukannya dengan paripurna.
Saya merasa bahwa keputusan merekrut Kulusevski adalah langkah brilian dari manajemen I Bianconeri. Bermodal kapabilitasnya, Kulusevski bisa menjadi tumpuan utama lini tengah Juventus pada masa yang akan datang.
Tak sampai di situ, kesuksesan Juventus mengamankan jasa Kulusevski menjadi pukulan cukup telak bagi Inter, yang kabarnya juga sangat meminati pemain kelahiran Stockholm tersebut untuk memperkuat armadanya.
Terlebih Kulusevski disebut-sebut memang condong untuk bergabung dengan I Bianconeri ketimbang I Nerazzurri. Preseden itu menjadi bukti kalau Juventus punya nilai tawar yang lebih tinggi daripada sang rival. Baik dari sisi ekonomi maupun prestise.
Juventini di manapun berada kini berharap, Kulusevski dapat mematangkan kemampuannya bersama Parma di sisa musim ini. Bila itu mampu ditunaikan secara apik, ia punya kesempatan jadi cahaya masa depan di sektor tengah Juventus bersama Bentancur, Pjanic, Rabiot dan Ramsey sehingga area tersebut tak lagi loyo dan makin bernyawa.