“Kalian tahu Robert Lewan-goal-ski, kan. Bayern Munchen memilikinya dan itu sudah cukup”, papar Thomas Muller kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers.
Kalimat itu dilontarkan Muller ketika seorang wartawan bertanya tentang siapa yang ingin dijadikannya tandem di lini depan, apakah Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Dengan santai, Muller mengutarakan bahwa keduanya merupakan figur luar biasa. Namun partner terbaiknya adalah mesin gol Die Bayern saat ini, Robert Lewandowski. Saking piawainya bikin gol, bahkan nama Lewandowski acap diplesetkan jadi Lewangoalski.
Semenjak merapat ke Stadion Allianz Arena medio 2014 silam, Lewandowski kian sanggup membuktikan kapasitasnya sebagai penyerang super tajam. Saban musim, kepala dan kakinya amat produktif menghasilkan gol yang membuat Bayern memenangkan laga dengan mudah dan terus menambah deretan gelar di lemari trofinya.
Tak perlu kaget bila di suatu laga ia mengukir tiga, empat atau bahkan lima gol sekaligus. Gara-gara keberingasannya itu pula, penggemar sepakbola cuma bisa geleng-geleng kepala melihat aksi ayah dari dua orang putri tersebut. Sampai sekarang, Lewandowski masih memegang rekor sebagai pencetak hattrick tercepat (3 menit 21 detik), quattrick tercepat (5 menit 42 detik), dan lima gol tercepat (8 menit 59 detik). Spektakulernya lagi, semua itu diukirnya dalam satu pertandingan saja!
Secara keseluruhan, hingga musim 2019/2020 kemarin, pria yang akrab disapa Lewy tersebut sudah mempersembahkan 15 silverwares buat Die Bayern sembari menancapkan dominasi klub yang berdiri tahun 1900 itu di Jerman maupun Eropa. Dalam waktu dekat, jumlah itu pun diyakini segera bertambah. Entah dari ajang domestik maupun regional.
Bicara tentang torehan individu, Lewandowski juga superior. Sampai sekarang, ia sudah memenangkan lima gelar pencetak gol terbanyak di ajang Bundesliga maupun Piala Jerman, lagi-lagi ada peluang dirinya menambah torehan ciamik tersebut. Lebih jauh, dirinya juga terpilih sebagai UEFA Men’s Player of The Year 2019/2020 plus delapan kali dinobatkan sebagai Polish Footballer of The Year.
Gelar top skorer Liga Champions juga ia kantongi di musim kemarin. Secara statistik, Lewandowski jadi nama kedua setelah Luis Suarez yang sanggup merebut prestasi individu tersebut dan mengungguli dua alien, Messi dan Ronaldo, yang bergantian jadi pencetak gol terbanyak kejuaraan antarklub nomor wahid di Benua Biru tersebut selama kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Andai penganugerahan Ballon d’Or 2020 tetap diselenggarakan, khalayak mendapuk Lewandowski sebagai figur yang paling pantas mendapatkannya.
Hanya dalam tempo kurang dari sewindu, Lewandowski sudah layak ditahbiskan sebagai legenda Die Bayern. Selain karena banyaknya trofi yang ia sumbangkan bagi klub, produktivitas Lewandowski cuma kalah dari penyerang legendaris Bayern dan Jerman di era 1960-an dan 1970-an, Gerd Muller. Ya, cuma sosok fenomenal seperti Der Bomber saja yang sulit dilampaui Lewy. Sementara figur-figur seperti Karl-Heinz Rummenigge, Rainer Ohlhauser, dan Giovane Elber sudah berhasil ia salip pencapaiannya.
Di tim nasional Polandia pun, Lewandowski sudah patut dilabeli status legenda. 63 gol (dan masih bisa bertambah) menempatkannya di posisi pertama pencetak gol terbanyak The Eagles. Ia mengungguli predator masa silam seperti Wlodzimierz Lubanski, Grzegorz Lato, dan Zbigniew Boniek. Terkait jumlah caps, Lewy pun ada di posisi teratas dengan 114 penampilan, unggul dari Jakub Blaszczykowski.
Satu-satunya hal yang kurang dari Lewandowski di level timnas adalah prestasi kolektif. Setelah era 1970-an dan 1980-an di mana mereka meraih medali emas Olimpiade 1972 serta menempati peringkat tiga di Piala Dunia 1974 dan 1982, Polandia belum mampu berbicara banyak. Capaian terbaik The Eagles dalam rentang satu dekade pamungkas ‘hanyalah’ menembus perempatfinal Piala Eropa 2016 kemarin.
Sayangnya, masih ada yang menilai pencapaian hebat Lewandowski sebelah mata karena ia ‘cuma’ bermain di ajang Bundesliga dan memperkuat tim sekelas Bayern. Padahal, torehan eksepsional macam itu tak gampang dibuat. Hanya pesepakbola hebat yang sanggup melakukannya dan Lewandowski, kalian suka atau tidak, masuk ke dalam kategori itu.
Di usianya yang mencapai 32 tahun, karier Lewandowski memang kian dekat dengan garis finis. Namun sampai momen itu benar-benar tiba, ada jutaan momen di mana kita bisa melihat Lewandowski mencetak ratusan gol lain dan terus menuliskan rekor. Sebab gol dan rekor adalah variabel yang selalu lekat dengannya.