Lima Pemain yang Menarik Perhatian di Piala Presiden 2015

Piala Presiden sudah memasuki semifinal. Ada empat tim yang masih berlaga, Persib Bandung, Mitra Kukar, Arema, dan Sriwijaya FC. Keempatnya akan melakoni laga kedua empat besar akhir pekan ini dan berjuang mati-matian untuk meraih tiket ke final.

Ada lima pemain yang menurut penulis menarik perhatian di Piala Presiden. Tak semuanya mampu membawa timnya lolos ke semifinal, tapi namanya patut diapresiasi.

Zulham Zamrun

zulham-zamrun-persib-2-gol

Sulit untuk tak memasukkannya sebagai pemain nomor satu di daftar ini. Zulham Zamrun adalah definisi untuk pemain yang punya teknik olah bola mumpuni sekaligus berkemauan besar untuk tampil mengesankan sekaligus mengejar kemenangan.

Saudara kandung Zulvin Zamrun yang baru bergabung dengan Persib di Piala Presiden langsung nyetel dengan anak asuh Djajang Nurjaman. Dia membuktikan tak salah Maung Bandung merekrutnya. Enam gol dalama lima pertandingan yang dilakoni adalah bukti nyata.

Selama 412 menit berada di lapangan, berarti rata-rata dia mencetak gol setiap 69 menit sekali. Selain itu, menurut data yang dilansir Labbola, akurasi tendangannya mencapai 92 persen di mana dari 12 percobaan tembakan hanya 1 saja yang tak menemui sasaran.

Catatan menarik lainnya, dari enam gol itu dihasilkan dengan kepala, kaki kanan, dan kaki kiri. Tiga dari tandukan, dua dengan kaki kanan, dan satu dengan kaki kiri. Selain itu, Zulham memberikan dua umpan yang berbuah gol. Dia adalah komponen yang hilang ketika Persib takluk 1-0 dari tuan rumah Mitra Kukar. Dan di laga kedua di Si Jalak Harupat Zulham siap mencetak dua gol untuk membawa Pangeran Biru melaju ke final turnamen yang digagas oleh Mahaka ini.

Terens Puhiri

terens-puhiri

Namanya tenggelam dan tak banyak diperbincangkan oleh publik karena pencinta sepak bola nasional lebih suka membicarakan performa Boaz Solossa. Dibandingkan seniornya itu, Terens Puhiri memang belum ada apa-apanya, tapi dia sedang merintis jalan untuk menjadi The Next Boaz.

Pemain bernama lengkap Terens Owang Puhiri ini sudah mencetak dua gol dan satu umpan berbuah gol selama gelaran Piala Presiden. Dia tampil cepat dan cekatan setiap membawa bola, pergerakannya kerap menyulitkan lawan Pesut Etam.

Pemain terbaik dan top skor Liga Danone 2008 ini telah diprediksi akan jadi pemain masa depan Indonesia. Di Piala Presiden ini setidaknya dia sudah mengeluarkan sebagian kemampuan yang dimilikinya. Hanya saja soal pengambilan keputusan dia masih harus banyak belajar dari seorang Boaz Solossa.

BACA JUGA:  Sebotol Anggur Merah dalam Sosok Cristian Gonzales

Pemain bernomor punggung 28 ini konon dikontrak jangka panjang, lima musim, oleh Borneo FC. Menarik apakah pemain yang tak lolos seleksi timnas U-19 ini bisa memenuhi ekspektasi publik sepak bola nasional, terutama sang pemilik klub, Nabil Hussein.

Fadhil Sausu

fadil-sausu

Ketika publik lebih suka menyebut Lerby Eliandri sebagai pemain terbaik Bali United, penulis lebih memilih Fadhil Sausu. Lerby memang punya kemampuan amat baik sebagai penyerang dan potensinya sebagai pemain masa depan timnas Indonesia tak diragukan lagi.

Tapi, Fadhil Sausu adalah sentral permainan Bali United. Pemain kelahiran Palu, 19 April 1985, ini merupakan otak serangan tim asuhan Indra Sjafri. Bersama Hendra Sandi Gunawan dan Sandi Sute, mantan pemain Mitra Kukar ini mampu menampilkan permainan apik dengan mengalirkan bola dari kaki ke kaki.

Selain itu, Fadhil juga telah menyumbangkan tiga umpan yang menjadi gol Serdadu Tridatu. Oleh Ryan, ketika menganalisis permainan Bali United selama di Piala Presiden, Fadhil Sausu sebagai deep lying midfielder merupakan pemain paling penting yang memegang peranan besar bagi progresi Bali United dari deep-area ke area depan. Untuk menghentikan Bali United maka dialah orang pertama yang harus ditutup pergerakannya.

Cristian Gonzales

cristian-gonzales-fgf

Ada tiga pemain Arema yang menurut penulis layak untuk masuk daftar ini. Mereka adalah Lancine Kone, Purwaka Yudhi, dan Cristian Gonzales. Kone langsung tampil produktif dengan koleksi tiga golnya.

Sedangkan Purwaka, dia bisa mengisi kekosongan di lini belakang Arema dengan baik yang ditinggalkan oleh Victor Igbonefo dan Thierry Gautessi. Dia bisa cepat kompak dengan Fabiano Beltrame untuk mengawal pertahanan Singo Edan.

Tapi, nama Cristian Gonzales tetaplah menarik. Setelah dia dan istrinya menghiasi layar kaca untuk memberi komentar mengenai pembekuan PSSI, El Loco trengginas di Piala Presiden. Uniknya dia tak langsung tancap gas. Tak mencetak satu pun gol di penyisihan. Bahkan laga perempat final pertama dia juga masih mandul.

Saat memasuki laga perempat final kedua, barulah Crisgo unjuk gigi. Dia mencetak tiga gol dalam kemenangan 2-3 di stadion Kapten Dipta, Gianyar, untuk memastikan Arema lolos ke semifinal. Uniknya, tiga gol itu dia cetak masing-masing satu dengan kepala, kaki kanan, dan kaki kiri.

BACA JUGA:  Analisis Pertandingan Borussia Dortmund 2-2 Real Madrid

Di semifinal dia sempat tercatat mencetak gol meski berbau kontroversial setelah ada sedikit benturan dengan Dian Agus Prasetya. Dia kini, menjadi kandidat terkuat untuk mengejar perolehan enam gol milik Zulham Zamrun.

Gonzales di usianya yang menjelang 40 tahun tetap jadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Dia bisa saja mandul dalam satu pertandingan, tapi bisa tiba-tiba unjuk ketajaman. Yes, he scores when he want!

Titus Bonai

titusbonai

Titus Bonai belum mencetak satu pun gol bagi Sriwijaya FC di Piala Presiden. Tapi, dia sudah mengoleksi dua umpan yang berbuah menjadi gol. Lebih dari itu, perannya sebagai kapten tim amat penting bagi tim besutan Benny Dollo ini.

Tibo selama ini dikenal sebagai pemain yang indisipliner dan kerap membuat onar. Tapi, sejauh ini dia menampilkan perilaku yang amat baik. Mampu menenangkan timnya ketika protes kepada wasit atau terlibat adu mulut dengan lawan. Patrich Wanggai yang jadi pemain paling emosional di Laskar Wong Kito tampak jadi yang paling sering ditenangkan oleh Tibo dan dia menunjukkan respek yang besar pada kaptennya tersebut.

Menjelang semifinal kedua di Solo –Palembang dinilai tidak aman karena kabut asap—Tibo memilih izin pulang ke Papua untuk menengok kakaknya yang kecelakaan. Dia lantas berjanji akan kembali segera sebelum laga semifinal digelar.

Tahun ini sendiri bagi Tibo merupakan waktu-waktu yang sulit. Awal tahun ini dia kehilangan kakak keempatnya –Tibo anak kelima dari enam bersaudara—yang tentu membuatnya berduka mendalam. Tapi, duka di keluarganya tampaknya ikut mempengaruhi kedewasaannya. Menarik menanti apakah dia benar-benar kembali atau tidak. Ini semacam pembuktian diri bahwa seorang Tibo sudah jauh lebih dewasa dari sebelumnya.

Tentu selain lima pemain itu ada beberapa pemain yang mengalami peningkatan di Piala Presiden. Misalnya, Rivki Mokodompit kiper Mitra Kukar yang kerap melakukan blunder semasa di Sriwijaya justru tampil mengesankan di turnamen kali ini atau Defri Rizki yang mengalami peningkatan di Mitra Kukar dibanding saat di Persija dan tentunya pemain lain yang tak sempat disebutkan namanya.

Itu lima pemain yang menarik perhatian di Piala Presiden 2015 versi kami, kamu punya pilihan lain?

 

Komentar
Akrab dengan dunia penulisan, penelitian, serta kajian populer. Pribadi yang tertarik untuk belajar berbagai hal baru ini juga menikmati segala seluk beluk sepak bola baik di tingkat lokal maupun internasional.