Melatih pressing, gegenpressing, dan permainan (serangan) vertikal dalam satu latihan yang sama.
Aspek bertahan: melatih pressing dan gegen(counter)pressing
Latihan ini pernah kami praktikan pada 20 April 2017 lalu. Topik utama sesi latihan ada dua. Yang pertama, dari sisi “menyerang” adalah untuk melatih permainan vertikal, diagonal, dan fokus ke area tengah. Yang kedua, dari sisi “bertahan” adalah melatih pressing dan gegenpressing.
Latihan dilakukan dalam sebuah lapangan persegi panjang, dimainkan oleh 11 pemain (5v5+1) termasuk 1 pemain netral, dan 4 pintu umpan.
Peraturan:
- Tim yang menguasai bola harus mempertahankan penguasaan bola tanpa direbut oleh tim bertahan.
- Bola harus disirkulasi di antara dua pintu terjauh (antara 1 dengan 5).
- Satu set permainan dilakukan selama 3 menit (atau bergantung setelan pelatih).
Satu pemain (kuning) merupakan pemain netral yang bergerak bebas namun hanya boleh menyentuh bola di dua koridor paling tengah.
Tim yang tidak menguasai bola melakukan pressing untuk merebut penguasaan bola. Dilihat dari situasi dalam gambar 1, melakukan pressing atau penjagaan orang per orang atau man to man, bagi biru, bukan pilihan bijak karena keberadaan kuning yang merupakan bagian dari tim merah yang menguasai bola membuat biru kalah jumlah.
Apa solusinya?
Mainkan pressing zona atau lebih spesifik lagi, pressing zona yang berorientasi pada opsi(-opsi yang mungkin diambil oleh lawan). Dengan pressing orientasi opsi, masing-masing pemain biru harus terus “sadar” opsi-opsi yang mungkin diambil oleh pemegang bola yang, secara tidak langsung, memungkinkan pemain biru untuk menjaga lebih dari 1 pemain merah.
(Gambar 2) Pressing berorientasi opsi
Salah satu pengembangan pressing yang mungkin dilakukan, sesuai ilustrasi di gambar 2, adalah pemain biru paling dekat ke pemegang bola melakukan pressing sambil menutup jalur umpan kepada pemain netral (kuning).
Bila biru mampu merebut penguasaan bola mereka tidak boleh memberikan umpan dalam kesempatan pertama kepada kuning. Biru harus memainkan umpan minimal 1 kali kepada pemain lain sebelum boleh melibatkan kuning. Di sisi lain, para pemain merah harus melakukan gegenpressing untuk merebut kembali penguasaan bola.
Dalam gegenpressing pemain diharuskan melakukan koordinasi antara satu sama lain. Seperti yang ditunjukan oleh gambar di atas, ketika 3 merah melakukan press langsung ke pemegang bola, 2 dan 4 merah bertugas menutup jalur umpan.
Dari pihak biru, dengan keharusan mempertahankan penguasaan bola ketika mendapatkan gegenpressing, pemain biru sedang dilatih untuk memiliki ketahanan tekan (pressure resistance) tinggi. Seperti yang diindikasikan oleh gambar 3, opsi bagi 2 biru, setelah ia sendiri sukses memotong umpan 4 merah, adalah:
- memainkan umpan ke 3 biru yang menjauh dari blokade pressing 2 merah; atau
- memainkan umpan ke 1 biru.
Aspek menyerang: melatih permainan vertikal dan juego de posicion
Untuk memiliki penguasaan bola yang kuat, tim menyerang harus membentuk struktur posisional dinamis yang mampu menyediakan banyak opsi, baik opsi vertikal/diagonal maupun opsi horisontal.
Berdasarkan pemikiran tersebut, menghadirkan formasi berlian atau segitiga menjadi syarat mendasar maha penting. Ide paling simpel dari formasi berlian atau segitiga adalah membuat tugas tim bertahan menjadi semakin kompleks dikarenakan banyaknya opsi yang mungkin diambil oleh tim menyerang.
Untuk memanipulasi pressing biru, seperti yang disebutkan di atas, struktur posisional merah bersifat dinamis guna mendapatkan jalur umpan ke depan (progres), baik umpan vertikal maupun umpan diagonal. Perhatikan gambar 5 di bawah.
Dinamik dalam struktur merah diraih melalui pergerakan ganda. Dua pemain (3 dan kuning netral) “menarik” pemain lawan bergerak melebar dan satu pemain (4) bergerak vertikal menjauh dari pemegang bola sekaligus mendekat ke “area depan”.
Perhatikan umpan 5 merah ke 2 merah yang berlanjut ke 4 merah yang merupakan contoh bagaimana tim merah mempraktikan konsep “pemain bebas” (2 merah), “orang ketiga” (4 merah), dan permainan vertikal.
Sebagai tambahan, pelatih bisa menambahkan garis-garis penanda ruang sebagai usaha untuk membantu pemain menempati ruang-ruang yang tepat dalam permainan posisional. Ide ini dapat diterapkan sesuai dengan tingkat penerimaan pemain. Apabila pemain merasa nyaman dan sangat membantu, kenapa tidak?
Pressing versus build up
Latihan ini bersumber dari model permainan kami yang mana pada saat build up menggunakan bentuk dasar 4-3-3 dan ketika melakukan pressing blok tinggi bertransposisi ke 4-2-2-2. Gambar 7 di bawah menunjukan formasi 4 pemain merah yang merupakan irisan dari pressing 4-2-2-2 menghadapi build up biru.
Peraturan:
- Tim biru melakukan build up untuk mengakses 8 dan 10 dan mencetak gol ke satu dari gawang kecil.
- Biru berhak menceploskan bola setelah salah satu dari 8 atau 10 biru melakukan umpan lay off kepada salah satu dari 3, 4, atau 6 biru.
- Pemain 2 serta 5 merupakan bek sayap dan 8 serta 10 merupakan gelandang tengah. Pembatasan satu sentuhan diberlakukan bagi 2, 5, 8, dan 10 biru.
- Merah bertugas melakukan press untuk merebut bola dan mencetak gol ke gawang besar.
- Kedua bek sayap biru boleh masuk ke dalam lapangan apabila merah sukses merebut bola.
Pressing merah
Dengan memblokir akses langsung ke 6 biru, tim merah sedang mengarahkan sirkulasi biru agar lebih banyak dilakukan di lini bek dan kiper. Hal ini perlu untuk terus dilakukan agar penguasaan bola lawan dilakukan sejauh mungkin dari gawang merah.
Salah satu metode paling umum dalam pressing blok tinggi 2 penyerang adalah tim pressing memicu bek lawan memainkan bola ke kiper untuk kemudian salah satu penyerang melakukan press sambil memblokir akses kiper ke salah satu bek. Sementara penyerang lain menjaga bek tengah lain lawan berjaga kalau kiper lawan mengaksesnya.
Kedua gelandang tengah menyesuaikan posisi mereka berdasarkan letak bola dan sikap nomor 6 biru. Untuk lebih jelas, mohon perhatikan gambar di bawah.
Salah satu contoh praktis pressing seperti yang dicontohkan oleh tim merah adalah pressing Juventus ketika menghadapi Barcelona di 8 Besar Champions League 2016/2017. Pemain 9 merah adalah Gonzalo Higuain yang menutup akses kiper ke bek sisi jauh, 10 merah adalah Paulo Dybala yang menjaga bek sisi bola, dan 6 adalah Sami Khedira yang menjaga Sergio Busquets.
Bagaimana biru dapat memanipulasi pressing merah ada kaitannya dengan bentuk lapangan. Bentuk lapangan yang melebar turut menyediakan beberapa opsi sirkulasi bola bagi biru.
Yang pertama, bentuk lapangan dapat memicu sirkulasi bola dari satu tepi ke tepi lain dan memancing pergeseran horizontal pressing merah. Pergeseran horizontal yang terus-menerus, secara alami, berpotensi membuka celah horizontal di antara para pemain merah yang sekaligus memberikan akses vertikal bagi biru.
Umpan kiper ke 3 biru memicu pressing horizontal oleh 8 dan 10 merah dan membuat keduanya berfokus ke sisi kanan biru yang menyebabkan membesarnya jarak antara 8 dan 6 merah. Ruang di antara 6 dan 8 merah dimanfaatkan oleh 3 dengan memainkan umpan balik ke kiper yang diikuti dengan sebuah umpan vertikal dari kiper ke 8 biru.
Setelah bola diterima oleh 8, tim biru berpeluang memainkan “orang ketiga” melalui dua opsi, yaitu lewat 6 biru ditengah atau 4 biru di sisi jauh.
Yang kedua, bentuk lapangan memberikan kesempatan bagi biru untuk meng-overload satu sisi untuk kemudian melakukan perpindahan bola ke sisi lain.
Selain melatih strategi “overload lalu pindahkan”, latihan ini juga berguna untuk melatih bek tengah agar berani untuk bergerak ke depan. Perhatikan 4 biru yang bertindak sebagai “orang ketiga” dan bergerak ke depan ke ruang kosong. Saat semua pemain merah meladeni overload biru di sisi kanan, saat itulah sisi kiri mengalami underload dan membuka banyak ruang bagi pemain-pemain biru di sisi kiri.
Bentuk serupa dapat ditemukan dalam build up serangan Manchester City. Salah satunya adalah ketika tim asuhan Pep Guardiola itu menang atas Chelsea di putaran pertama Premier League 2017/2018.
Selamat mencoba dan berproses!