Menerka Persinggahan Anyar Mario Gotze

Di tengah kegembiraan dengan kembalinya Liga Jerman dan kemungkinan liga-liga Eropa lain yang akan bergulir, muncul kabar sedih dari Nordrhein.

Mario Gotze, bintang Borussia Dortmund yang berjaya di masa lampau akhirnya memutiskan tak lagi berseragam kuning hitam Die Borussen. Kontraknya akan berakhir pada 30 Juni dan tidak akan diperpanjang.

Situasi yang tentu merupakan sebuah ironi. Dulu, Gotze merupakan salah satu pilar kembalinya Borussia Dortmund dari tidur panjang klub itu. Di bawah asuhan Jurgen Klopp, ia berjuang bersama nama besar lain, seperti Robert Lewandowski, Mats Hummels, dan Marco Reus.

Ia juga merupakan pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014. Berkat gol semata wayangnya di final melawan Argentina, Der Panzer bisa mengakhiri penantian 24 tahun lamanya untuk mengangkat trofi tersebut.

Namun, cedera yang menimpanya menjadi faktor kegagalan Gotze untuk bersaing di Bayern Munchen. Ekspektasi publik yang melabelinya sebagai wajah sepakbola Jerman di masa depan juga turut andil dalam kekacauan kariernya.

Signal Iduna Park pun tak lagi ramah kala ia memutuskan untuk kembali. Sampai akhirnya, Direktur Dortmund, Michael Zorc, mengatakan bahwa telah tiba saatnya Gotze memilih bermain di luar Jerman. Tentu dengan harapan ia bisa memperbaiki performanya.

Meskipun dengan track record cedera yang buruk dan fisik yang tak seprima dulu, nama besar Gotze masih ramai di bursa. AS Roma dan OGC Nice menawarkan diri sebagai opsi. Beberapa klub dari Cina dan Amerika Serikat juga menginginkan jasanya.

Namun, di samping itu, ada tim lain yang bisa menjadi pilihan terbaik Gotze. Opsi yang bisa ia pilih untuk memenuhi harapan publik agar ia tak berakhir tragis dengan label wonderkid gagal. Berikut ini merupakan tiga klub yang bisa menjadi persinggahan jebolan akademi Dortmund itu.

BACA JUGA:  Bayern Munchen dan Stigma Liga Petani

AC Milan

Klub raksasa asal Italia ini menjadi paling terdepan dalam perburuan Gotze. Kedatangannya diharapkan dapat mengakhiri keterpurukan I Rossoneri dalam satu dekade terakhir.

Namanya muncul dalam daftar belanja beriringan dengan rumor kedatangan Ralf Ragnick ke San Siro sebagai direktur teknik. Dengan keleluasaan mengontrol kebijakan transfer pemain, ia kemunngkinan besar akan memanfaatkan koneksi sesama Jerman dengan Gotze.

Skuat Milan yang sedang dalam peremajaan dan dalam kondisi sangat inkonsisten membutuhkan sosok kenyang pengalaman. Dengan belum adanya kepastian Zlatan Ibrahimovic akan memperpanjang masa bakti, mendatangkan Gotze merupakan pilihan.

Namun, sulitnya Il Diavolo Rosso merebut jatah di kompetisi Eropa menjadi nilai minus bagi Gotze.  Selain itu, andai bersama Ragnick, Milan kemungkinan mengandalkan pressing tinggi yang bisa menyulitkannya akibat kondisi fisik yang tak seapik dulu.

Penyakit bernama miopati yang menyerang otot bisa menjadi batu sandungannya untuk beradaptasi dengan skema tersebut. Dan jangan lupa, gaji Gotze yang di kisaran 8 juta Euro per tahun membuatnya mungkin akan menerima pemotongan gaji apabila mendarat di Milan.

West Ham

Meskipun tidak seglamor Manchester United atau Liverpool, tetapi setidaknya West Ham berkutat di papan tengah Liga Inggris. Kepopuleran liga tersebut dengan gelimangan uang tentu menggiurkan bagi pesepakbola.

Peluang untuk bermain di liga elit tersebut menjadi kesempatan yang cukup langka mengingat performa Gotze yang terus menurun. Namun, di sini, soal finansial bukan jadi halangan. The Hammers cukup mumpuni dalam urusan dana bila dibandingkan klub-klub selevel lain.

Selain itu, Gotze juga bisa mendapat menit bermain. Andai ia bisa memanfaatkannya dan kembali moncer di kompetisi sekelas Liga Inggris, panggilan tim nasional bukan tak mungkin datang lagi. Ia juga bisa jadi pemimpin di antara pemain-pemain muda West Ham.

BACA JUGA:  Mengintip Sepakbola Indonesia Lewat Buku Antony Sutton

Namun, berada di lingkup sepakbola Inggris bukanlah hal yang mudah. Perbedaan gaya bermain tentu menjadi tantangan. Bahkan bisa menjadi halangan jika Gotze, dengan kelemahan kondisi fisknya, gagal untuk beradaptasi.

Lazio

Dari semua klub yang mengincar Gotze, menjadi klub dengan tren yang paling bagus. Mereka sedang menjalani bulan madu di bawah Simone Inzaghi dengan hampir pasti mengamankan tiket Liga Champions, bahkan berusaha merebut scudetto.

Bermaterikan pemain-pemain sekaliber Ciro Immobile, Luis Alberto, dan Joaquin ‘Tucu’ Correa, mengamankan tempat di kompetisi Eropa bukan hal yang sulit. Namun, untuk mengarunginya, Lazio butuh amunisi tambahan. Gotze menjadi pilihan.

Ia bisa menjadi alternatif di posisi gelandang serang jika Luis Alberto sedang buntu. Peraih Golden Boy pada 2011 itu juga dapat ditempatkan sebagai tandem Immobile di depan. Bahkan, bisa pula sebagai peyerang tunggal seperti yang ia jalankan di Timnas Jerman.

Meski begitu, kondisi finansial Le Aquile yang berada di bawah pesaing-pesaing lainnya, menjadi batu sandungan. Apalagi, beberapa waktu lalu, Gotze pernah menolak tawaran Lazio. Namun, tren mereka yang sedang ciamik bisa jadi alasan kuat baginya untuk datang ke Roma kali ini.

Komentar
Seorang desainer grafis asal Yogyakarta yang menggemari sepakbola, buku, dan berkhayal. Suka berimajinasi dan menuangkannya melalui karya visual maupun karya tulis. Bisa dihubungi melalui Twitter di akun @pradipta_ale dan Instagram di akun @pradiptale untuk melihat karyanya.