Mengagumi Keserbabisaan David Alaba

Keputusan David Alaba hijrah ke Real Madrid untuk mencari tantangan baru dinilai banyak pengamat sebagai pilihan yang tepat.

Eks pemain Bayern Munchen itu mampu tampil nyetel bersama Los Blancos. Hingga jornada ke-18 La Liga, ia mampu mengantar klub barunya itu duduk manis di puncak klasemen.

Alhasil, nama Real Madrid pun sekali lagi menjadi favorit untuk menjuarai La Liga. Terlebih para pesaing utamanya seperti Atletico Madrid dan Barcelona, sedang terseok-seok.

Kembali kepada Alaba. Performa konsisten bek asal Austria ini merupakan kunci dari kukuhnya lini belakang Los Blancos.

Ia bak jenderal baru yang dibutuhkan klub sepeninggal Sergio Ramos dan Raphael Varane yang hijrah ke Paris Saint-Germain dan Manchester United.

Mengacu pada WhoScored, Alaba memiliki kontribusi defensif yang signifikan untuk Real Madrid.

Ia mengukir rataan 2,8 sapuan, 1 tekel, dan 0,5 blok per laga. Hal tersebut memiliki peran penting sebab jumlah kebobolan Los Blancos baru menyentuh angka 15 gol alias terbaik kedua di La Liga.

Sementara pada aspek ofensif, dirinya telah bikin 1 gol dan 3 asis berikut 0,7 umpan kunci per pertandingan.

Sama baiknya ketika bertahan dan menyerang merupakan kelebihan dari sosok kelahiran Wina, 29 tahun silam ini.

Tak heran kalau manajemen Los Blancos begitu bernafsu menggamitnya sebagai suksesor Ramos dan Varane. Terlebih, dirinya sudah dikenal sebagai bek dengan kemampuan komplet dan serba bisa.

Alaba sendiri menganggap Real Madrid adalah tim yang adiluhung. Ketika mereka memperlihatkan ketertarikan, sulit baginya untuk menolak. Antusiasme Alaba untuk memakai baju serba putih pun terlihat.

Hal tersebut berbeda dengan reaksinya kala didekati klub-klub lain semisal Chelsea, Liverpool, dan Manchester United.

Pergerakan Real Madrid buat mengamankan jasa kapten Timnas Austria ini memang jauh lebih cepat dan meyakinkan sehingga ia berkenan merapat ke Stadion Santiago Bernabeu.

BACA JUGA:  Kenapa Mendukung Real Madrid (Harusnya) Membosankan?

Piawai melepas umpan dan sanggup menjadi inisiator serangan dari bawah merupakan nilai plus dari Alaba.

Semakin ciamik sebab pemilik 91 caps dan 14 gol bareng Tim Nasional Austria ini pandai memerankan sejumlah posisi.

Sebenarnya posisi natural Alaba adalah bek kiri. Namun ia juga bisa bermain di pos bek tengah, sayap kiri, gelandang bertahan, dan gelandang tengah.

Bahkan Alaba juga pernah dipasang di sayap kanan dan gelandang serang dalam beberapa kesempatan saat masih membela Bayern. Dengan kemampuan seperti itu, wajar kalau Alaba kini menjadi salah satu pemain andalan Carlo Ancelotti.

Versatilitas Alaba membuatnya sempat dicoba oleh Ancelotti pada awal kompetisi untuk mengisi pos bek kiri.

Kehilangan Ferland Mendy karena cedera serta merosotnya penampilan Marcelo bikin sang pelatih memasang Alaba di pos tersebut.

Secara fantastis, dirinya tampil brilian di sana sampai akhirnya digeser ke pos bek tengah guna bertandem dengan Eder Militao seiring pulihnya Mendy.

Duetnya dengan Militao juga dipuji karena solid, saling melengkapi dan cair. Seolah-olah mereka sudah bermain bersama selama beberapa musim.

Ancelotti pun memuji adaptasi Alaba yang begitu cepat sehingga ia bisa menjadi bagian integral tim.

Sejauh ini, pemain bernomor punggung 4 ini sudah menciptakan 1 gol dan 3 asis. Sebuah bukti bahwa kemampuannya memang ekspesional.

Lebih manisnya lagi gol tersebut ia bukukan saat Real Madrid menumpas perlawanan Barcelona dalam laga El Clasico pada 24 Oktober 2021 silam.

Proses terjadinya gol di laga itu pun sangat apik. Berawal dari menekan pemain Barcelona dan berhasil merebut bola, Alaba langsung mengoper kepada rekannya.

Kemudian serangan balik cepat pun dimulai dan ia langsung melakukan overlap meninggalkan posnya untuk membantu serangan.

Bola pada akhirnya diberikan kembali padanya dan tanpa pikir panjang, saat ia sudah berada di kotak penalti, Alaba melepaskan sepakan keras yang menghujam gawang Marc-Andre ter Stegen. Los Blancos pun unggul 1-0 hingga akhirnya menutup laga dengan kemenangan 2-1.

BACA JUGA:  Manis dan Pahit Kisah Ben Burgess

Kedatangan Alaba ke ibu kota Spanyol memberi banyak benefit untuk Real Madrid. Selain presensinya yang sangat penting di barisan pertahanan, Alaba juga direkrut tanpa biaya dari Bayern.

Artinya, ia tak membuat neraca keuangan  benar-benar terbebani sehingga Real Madrid bisa bergerak lebih leluasa sepanjang bursa transfer musim panas lalu.

Matang Bersama Bayern Munchen

Berbicara soal Alaba, tentu sulit untuk menepikan Bayern sebagai tempatnya menimba ilmu sekaligus mematangkan kemampuan.

Selama 13 tahun ia mengenakan baju Bayern sedari junior hingga senior. Bersama raksasa Jerman itu pula, Alaba ditempa menjadi bek yang serba bisa.

Alaba memang sempat menjalani masa peminjaman ke TSG Hoffenheim. Namun itu dilakukan Bayern agar dirinya mendapat jam terbang lebih tinggi pasca-mentas dari tim junior dan kelak siap menghuni tim senior.

Total, ia mencatatkan 431 penampilan bersama Bayern dengan mengepak 33 gol dan 55 asis.

Alaba juga berhasil meraih 27 trofi termasuk 10 gelar Bundesliga dan 2 gelar Liga Champions. Sungguh luar biasa.

Padahal saat berkostum Die Bayern, Alaba merasakan fase kepelatihan sejumlah nama berbeda. Dari sosok seperti Juup Heynckes, Pep Guardiola, sampai Niko Kovac dan Handi Flick.

Akan tetapi, nama-nama di atas senantiasa memberi tempat kepada lelaki keturunan Nigeria-Filipina ini buat menunjukkan kelasnya.

Bareng Bayern juga, jiwa kepemimpinan Alaba terbentuk. Ia begitu vokal dalam mengorganisasi lini belakang dan sesekali terlihat membentak rekannya yang lalai.

Bulan madu Alaba bersama Die Bayern berjalan sangat indah dan menyenangkan. Kini, ia coba merasakan hal serupa di Spanyol bersama klub terbesar di sana, Real Madrid.

Komentar
Pemuda penyuka sepakbola dan bersumpah setia kepada Manchester United. Bisa disapa di akun Twitter @Irfanafwandi.