Juego de Posicion vs Juego de Posicion jilid II. Napoli vs Manchester City. Tulisan ini mencoba memperlihatkan model permainan kedua pelatih dari masing-masing kubu. Bagaimana model permainan keduanya secara garis besar.
Susunan pemain
Sarri kembali memainkan trio Jorginho, Allan, dan Marek Hamsik setelah di pertandingan pertama ia lebih memilih Zielinski-Diawara ketimbang Allan-Jorginho. Di belakang dan depan tidak ada perubahan susunan pemain serta, secara umum, Napoli kembali memainkan bentuk dasar 4-3-3.
Selain itu, seperti yang diduga oleh banyak orang, strategi Napoli yang mendayagunakan sisi kiri sebagai lokasi serang pun tetap digunakan dengan karater overload yang identik dengan yang ditampilkan di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tentang apa itu overload, bisa dibaca di sini.
Dari City, Pep Guardiola membangkucadangkan David Silva dan menggantinya dengan Ilkay Gundogan. Di belakang, Danilo bermain sebagai pemain inti menggantikan tempat Kyle Walker sebagai bek kanan.
Perubahan lain yang dilakukan Pep adalah model bangun serangan dari belakang yang berbeda dengan yang ditampilkannya dua minggu sebelumnya. Pep tidak terlalu banyak memainkan pola dasar MW (3-2-2-3) yang mana Fabian Delph (bek kiri) sering kali masuk ke pos nomor 6 dan bertindak sebagai gelandang tengah bersama Fernandinho.
Kali ini, Pep lebih banyak meletakkan bek sayapnya di koridor tepi dan membiarkan Fernandinho bermain sebagai nomor 6 tunggal yang terkadang ditemani oleh Gundogan yang turun ke bawah untuk menjemput bola, memanfaatkan celah terbuka akibat pressing Napoli.
Model permainan Napoli
Dalam fase bangun serangan dari lini belakang (build up), Napoli kerap menggunakan ruang di area koridor sayap untuk keluar dari pressing blok tinggi tim tamu. Ruang semacam ini sendiri merupakan ruang yang bersifat temporal yang juga bawaan alami pressing yang berfokus ke koridor tengah dan half space.
Ia disebut temporal karena keberadaannya yang hanya sesaat. Dan dikarenakan umpan yang diarahkan ke ruang (temporal) tersebut adalah umpan lambung, dengan sedikit penyesuaian, pergeseran kolektif blok pressing City mampu dengan cepat menutup akses mudah bek sayap penerima bola sebelum si bek sayap melanjutkan serangan ke area depan.
Napoli sendiri meresponnya dengan membangun formasi yang mana penempatan posisi dan koneksi pemain yang sangat berekatan antarsatu pemain dengan yang lainnya.
Formasi semacam ini sendiri merupakan salah satu ciri khas overload Napoli yang mana overload Napoli dimainkan dengan tujuan utama untuk menciptakan koneksi kuat yang mampu menopang kombinasi umpan dalam jarak yang sangat berdekatan. Bek sayap, gelandang 6, gelandang 8, dan penyerang sayap merupakan pemain-pemain yang secara prinsip sering mengisi overload semacam ini.
Dari kedua gelandang nomor 8 Napoli, yaitu Hamsik dan Allan, Hamsik terlihat lebih banyak bergerak di antara kedua half space untuk mendukung overload-overload serupa. Apa itu half space, bisa dibaca di sini.
Ketika bola jatuh ke sektor kanan, misalnya, Hamsik akan ikut menyesuaikan posisinya dengan bergeser ke kanan. Pergerakan-pergerakan Hamsik ini juga pada dasarnya dilakukan karena ia sering digunakan untuk menerima bola pendek dari sayap kanan untuk kemudian oleh Hamsik bola dipindahkan dengan cepat ke sayap sisi jauh.
Gol Napoli berawal dari sebuah serangan di sisi kiri. Seperti yang disebutkan di awal tulisan, sisi kiri merupakan area serang utama Napoli.
Tetapi, berbeda dengan pertandingan-pertandingan lain sebelumnya, Napoli melakukan sedikit perubahan dalam fase penciptaan peluang mereka. Dalam penciptaan peluang dari sisi kiri, ada 2 alternatif utama yang sering dipraktikan oleh Napoli.
Pertama, memanfaatkan Lorenzo Insigne untuk melepaskan umpan dari sayap atau half space kiri ke Jose Callejon yang berada di sisi kanan. Kedua, memainkan kombinasi umpan agresif di sisi kiri untuk masuk ke kotak 16 melalui sisi kiri.
Menghadapi City, alternatif pertama terhitung jarang digunakan. Napoli lebih banyak memainkan alternatif kedua.
Biasanya, Insigne akan ikut masuk ke celah antarlini lawan (apa itu celah antarlini bisa dibaca di sini untuk menerima umpan lalu melakukan dribble cepat ke dalam kotak 16 lawan. Gol Napoli berawal dari skema ini. Insigne menerima bola dari Hamsik kemudian ia melakukan progres dan memainkan umpan pantul cepat dengan Dries Mertens.
Manchester Biru
Secara prindip, Pep Guardiola melakukan perubahan model permainan dibandingkan yang ditampilkannya di pertemuan pertama. Perhatikan gambar di bawah.
City tidak terlalu banyak menggunakan MW (3-2-2-3) yang mana Fabian Delph (bek kiri) sering kali masuk ke pos nomor 6 dan bertindak sebagai gelandang nomor 6 bersama Fernandinho.
Kali ini, tim tamu lebih banyak meletakkan bek sayapnya di koridor tepi. Pep tidak mengulangi pendekatan build up yang sama dengan sebelumnya, yang mana pressing Napoli sudah mengenali model build up-nya ini.
Di sisi lain, dengan hanya memainkan satu gelandang nomor 6 dan dua bek sayap yang “berdiam” di koridor sayap, Pep berharap compactness horizontal pressing Napoli terganggu sehingga pemain-pemain City mendapatkan lebih banyak celah progres serangan melalui sisi tengah. Apa itu compactness, bisa dibaca di sini.
Kalau ada satu kekurangan City dalam progres ini adalah, terkadang, pengambilan keputusan yang diambil oleh bek sayap menempatkan City ke dalam situasi kurang strategis.
Contoh, saat Delph melakukan dribble ke depan – Setelah menerima umpan Gundogan -, dengan penyesuaian posisi oleh De Bruyne dan Sane, Delph mendapatkan opsi-opsi umpan di half space dan sayap kiri.
Yang disayangkan adalah Delph memilih umpan ke sayap yang, pada gilirannya, malah mengisolasi serangan City di tepi Sekaligus membuat City kehilangan momentum berharga. Hal yang berbeda mungkin terjadi bila bola dimainkan ke De Bruyne, misalnya.
Metode lain dalam progres serangan City adalah memainkan bola langsung kepada satu dari kedua penyerang sayap yang sejak semula berada sejajar dengan lini belakang Napoli.
Metode ini bisa dipraktikan oleh City karena selain pressing Napoli berfokus ke tengah, penempatan posisi kedua bek sayap City yang cukup dekat ke lini pertama (Otamendi-Stones-Fernandinho) menciptakan jarak vertikal besar dengan kedua penyerang sayapnya.
Kalau gelandang-gelandang sayap Napoli berfokus menjaga bek-bek sayap City, mereka akan “tertarik” ke area depan dan mengakibatkan terciptanya celah besar di antara gelandang sayap dan bek sayap Napoli. Celah iniah yang dimanfaatkan bek tengah City untuk segera mengakses Sane atau Sterling.
Bila umpan dari lini pertama City sukses mencapai penyerang sayap, dukungan selanjutnya akan disediakan oleh gelandang tengah terdekat. De Bruyne atau Gundogan akan bergerak naik ke half space sisi bola untuk menyediakan opsi peralihan ke tengah atau ke sayap sisi yang berseberangan.
Perbedaan mendasar dan umum
- Dalam build up dari belakang, kedua penyerang sayap Napoli mengambil posisi lebih ke dalam ketimbang dua penyerang sayap Man. City. Dua penyerang sayap Napoli, terutama Insigne, terlibat lebih banyak dalam usaha progres serangan dari belakang ke depan.
- Di sepertiga akhir, bek sayap Napoli merupakan posisi yang bertugas untuk menyediakan aspek kelebaran. Bek sayap akan segera naik ke atas untuk menyeimbangkan pergerakan penyerang sayap yang masuk ke tengah. Bek sayap City berbeda. Delph dan Danilo tidak serta-merta bergerak naik menyisir koridor saya untuk menyediakan aspek kelebaran maksimal. Kenapa? Karena aspek kelebaran juga ikut disediakan oleh penyerang sayap dan gelandang tengah City (De Bruyne sering mengisi koridor sayap kanan).
- Dalam build up dari belakang, City lebih banyak memainkan umpan silang melambung ke sisi lapangan yang berseberangan. Misal, dari kotak penalti sebelah kiri, Ederson mengirimkan umpan jauh diagonal ke sayap kanan di sepertiga tengah kepada Sterling. Sementara Napoli lebih memilih sirkulasi aman. Kalau pun mereka melakukan perpindahan dari sayap ke sayap, hal tersebut banyak dilakukan di dalam satu sektor yang sama. Bola-bola diagonal sendiri baru akan dimainkan oleh Napoli ketika mereka mendekati sepertiga awal lawan (Insigne di half space kiri kepada Callejon di half space/sayap kanan misalnya).
- Overload serangan Napoli diisi oleh pemain dengan jarak antara satu dengan yang lain yang sangat berdekatan. Sementara dalam overload City, rata-rata jarak antarpemain tidak sedekat Napoli. Bentuk overload Napoli memang ditujukan untuk menyerang pertahanan lawan dengan umpan-umpan pendek-cepat. Berbeda dengan gaya Pep yang mana overload-nya ditujukan untuk menciptakan celah untuk kemudian diikuti dengan umpan yang dimainkan ke celah tersebut.