Ruben Dias dan Efek Domino Kedatangannya

Seperti musim-musim sebelumnya, Manchester City kembali menggeliat di bursa transfer demi mendatangkan penggawa baru ke Stadion Etihad. Kali ini, bek berusia 23 tahun kepunyaan Benfica, Ruben Dias, yang resmi dicomot.

Uang senilai 68 juta Euro plus Nicolas Otamendi jadi harga yang mesti dibayarkan The Citizens buat mengamankan tanda tangan pemilik 19 penampilan bersama tim nasional Portugal itu.

Kedatangan Dias seolah memperpanjang kebiasaan City dalam merekrut pemain belakang dengan banderol selangit.

Di era Pep Guardiola saja, mereka sudah menginvestasikan dananya untuk menggamit Nathan Ake, Jose Angelino, Joao Cancelo, Danilo, Aymeric Laporte, Benjamin Mendy, Otamendi, John Stones, sampai Kyle Walker.

Dilansir Football Tribe Indonesia, secara total The Citizens sudah menguras isi kantongnya sebanyak 8,8 triliun Rupiah guna merekrut para bek plus kiper. Di Indonesia, dana sebegitu masif tentu bisa disepuh jadi dua hingga tiga stadion standar internasional berkapasitas 40 ribu tempat duduk.

Banyak yang menyebut bahwa perekrutan palang pintu Benfica itu sebenarnya bukan rencana utama City dalam menyongsong musim kompetisi 2020/2021. Namun deadlock yang mereka temui dalam negosiasi dengan Napoli terkait Kalidou Koulibaly maupun kubu Sevilla tentang Jules Kounde, bikin mereka mengalihkan pendekatan kepada Dias.

Dias pasti sadar kalau Guardiola punya harapan tinggi kepadanya. Ia dianggap sebagai kepingan puzzle pelengkap buat menambal lubang di sektor pertahanan City yang musim lalu menderita sembilan kekalahan di Liga Primer Inggris.

Benar jika klub berusia 126 tahun ini memiliki amunisi berlimpah di lini belakang, tetapi kekalahan 5-2 dari Leicester City sepekan lalu (27/9) membuat Guardiola geram dan ingin memperkokoh area pertahanan. Dias digadang-gadang sebagai figur ideal pengganti eks kapten mereka yang kini berstatus pelatih Anderlecht, Vincent Kompany.

Dias memang dikenal sebagai seorang pemimpin di sektor belakang Benfica. Selain atribut teknis dan fisik yang mumpuni, Dias juga vokal. Ia bak seorang jenderal yang pandai melakukan koordinasi di di lini pertahanan. Konsentrasinya pun tinggi sehingga ia jarang sekali kecolongan.

Seperti kebutuhan Guardiola selama ini perihal bek, Dias tak cuma andal di fase defensif, dalam fase ofensif pun dirinya bisa memberi kontribusi nyata. Pasalnya, lelaki kelahiran Amadora tersebut memiliki kemampuan visi dan akurasi umpan yang cukup baik.

Dengan modal itu, Guardiola tak perlu sering-sering menarik Fernandinho dari posisi aslinya sebagai gelandang bertahan buat dijadikan bek tengah.

Mengingat harganya lebih murah dan usianya lebih muda dibanding Koulibaly, banyak yang mengklaim bahwa investasi City untuk Dias sangatlah tepat. Paling tidak, kebersamaan Dias dan The Citizens bisa berlangsung lama andai sama-sama merasa cocok.

“Dias memiliki etos kerja luar biasa dan menunjukkan kematangan yang lebih di usianya sekarang. Dirinya akan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan. Ini adalah akusisi yang bagus dari City. Mereka mendapat pemain top yang selalu ingin berkembang jadi lebih baik dan itu merupakan hal yang sangat penting”, terang Jose Fonte, rekan Dias di timnas Portugal, seperti dilansir BBC.

Mengejar Mimpi di Benfica

Kegemaran Dias akan sepakbola sudah terlihat sedari belia. Tumbuh di masa persepakbolaan Portugal sedang mengalami grafik menanjak, termasuk jadi runner up Piala Eropa 2004, bikin Dias ingin mengikuti jejak Ricardo Carvalho, Deco de Souza, Luis Figo, Pedro Pauleta, dan Manuel Rui Costa.

Akademi dari klub kota kelahirannya, Estrela Amadora, jadi tempat Dias menimba ilmu sepakbola pertama kali. Ia mendapat gemblengan luar biasa sampai akhirnya pindah ke akademi salah satu kesebelasan top Portugal, Benfica. Bareng As Aguias juga, mimpi Dias untuk jadi pesepakbola hebat di masa yang akan datang semakin meluap-luap.

Tahun 2015 jadi penanda ia menapaki jenjang profesional usai menjalani pendidikan di akademi. Dias diturunkan pada laga Benfica B melawan Chaves di ajang Liga Pro.

Selang dua tahun kemudian, mimpinya buat menembus tim utama sekaligus merumput dengan tim senior Benfica terwujud. Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Dias dipercaya merumput dalam laga kontra Boavista.

Setelah itu, jalan Dias untuk menjadi bek tengah berkualitas terhampar luas. Kesempatan bermain yang ia dapatkan betul-betul menempanya jadi palang pintu yang tangguh dan akhirnya diserahi jabatan kapten.

Bersama As Aguias, Dias sudah dua gelar yakni Liga Primera Portugal 2018/2019 dan Supertaca Candido de Oliveira 2019 (sekelas Piala Super Italia atau Community Shield).

Bagusnya performa Dias di Benfica membuatnya dipercaya mengenakan baju timnas Portugal sejak 2018. Bertandem dengan bek-bek senior macam Fonte atau Pepe tak membuatnya canggung. Saat Portugal menjadi kampiun UEFA Nations League 2018/2019 silam, Dias juga masuk ke dalam skuad.

Pekan lalu (26/9) Dias memainkan pertandingan terakhirnya untuk Benfica saat berjumpa Moreirense. Terasa istimewa, di laga tersebut ia juga sukses menceploskan gol sehingga As Aguias menang 2-0.

Dalam wawancara selepas laga, ia mengaku bahwa ini adalah momen yang sangat luar biasa untuknya. Ya, dirinya pamit usai mencetak gol sekaligus menghadiahkan angka penuh bagi Benfica.

Pintu Keluar Bagi Eric Garcia

Kedatangan dua pemain bertahan sekaligus di musim ini, Ake dan Dias, menyebabkan penumpukan jumlah pemain bertahan yang ada di skuad City.

Secara keseluruhan ada Ake, Dias, Eric Garcia, Laporte, dan Stones yang bakal memperebutkan dua atau tiga posisi di lini belakang. Itu pun belum menghitung Fernandinho yang seringkali dimainkan Guardiola sebagai bek.

Maka tak heran jika transfer Dias bakal memunculkan efek domino. Dari sekian nama yang ada skuad, tampaknya Eric Garcia yang bakal jadi korban.

The Citizens sendiri terlihat siap melepas pemain berumur 19 tahun tersebut. Jurnalis Sky Sports, Fabrizio Romano, melaporkan bahwa Barcelona yang kini diasuh Ronald Koeman, ingin membawa pulang dirinya ke Stadion Camp Nou. Tak hanya sebagai penguatan, tapi merekrut Garcia juga menguatkan sinyal regenerasi di tubuh Blaugrana.

Presensi Dias plus Ake yang memadatkan lini belakang tentu memunculkan efek domino. Jangan kaget bila dalam waktu dekat City bakal meresmikan kepergian Garcia yang begitu antusias mudik ke tanah kelahirannya untuk mengenakan baju Barcelona.

Menahan Garcia lebih lama sama artinya dengan menihilkan potensi pemasukan yang bisa didapat The Citizens lantaran kontrak sang pemain akan habis musim panas 2021 nanti.

Komentar

This website uses cookies.