Selamat Ulang Tahun, Becks!

Saya masih ingat betul bagaimana saya mengenal nama David Beckham untuk pertama kalinya. Usia saya masih enam tahun kala itu dan saya masih belum akrab betul dengan (perkembangan) sepak bola (internasional). Adalah majalah Bobo yang pertama kali mengenalkan saya dengan sosok yang kemudian menjadi pesepak bola legendaris tersebut. Dalam sebuah rubrik di majalah Bobo tersebut, diceritakan soal gol dari tengah lapangan yang dicetak Beckham ke gawang Neil Sullivan (Wimbledon).

Sejak itu, tiba-tiba saja saya melihat kehadiran Beckham di mana-mana. Rasanya, tak ada momen penting dalam karier sepak bola Beckham yang tidak menjadi headline. Mulai dari gol ke gawang Sullivan, kemudian gol tendangan bebas ke gawang Kolombia di Piala Dunia 1998, lalu ketika ia diusir oleh Kim Milton Nielsen usai menendang Cholo Simeone, dua sepak pojoknya yang berujung gol dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer ke gawang Bayern, sampai insiden bootgate yang membawa dirinya ke pintu keluar Old Trafford. Semuanya menyita perhatian dunia.

Ketenaran Beckham itu sebenarnya sempat membuat saya malas mengikuti perkembangan kariernya. Ada sebuah periode dalam hidup saya di mana saya menganggap Beckham sebagai pretty boy yang – kalau tidak tertolong oleh kualitas crossing dan eksekusi bola-bola matinya, sebenarnya tidak bisa bermain sepak bola. Namun, lambat laun, saya kemudian mampu menyaksikan apa yang sebelumnya gagal saya saksikan. Pada setiap penampilannya, tak pernah sekalipun Beckham tak tampil ngotot.

Teknik olah bola Beckham harus diakui memang pas-pasan. Ia jelas tidak bisa melakukan gocekan-gocekan laiknya pemain-pemain sayap kebanyakan. Wajar saja, toh sebenarnya Beckham bukan seorang winger. Ia adalah seorang wide-midfielder yang area operasinya cenderung stasioner. Jarang sekali ia melakukan tusukan-tusukan ke depan. Kalau pun ia keluar dari area operasinya, ia lebih sering bergerak ke tengah untuk membantu para gelandang tengah mempertahankan areanya.

BACA JUGA:  Kapten Baru

Keterbatasan skill olah bola itu kemudian ditutupi suami Victoria Adams ini dengan determinasi bermain yang tinggi. Ia memang bukan gelandang macam Edgar Davids atau Angelo Di Livio yang punya daya jelajah tinggi. Determinasi yang ditunjukkan Becks lebih kepada kemauan kuatnya merebut bola, terutama ketika lawan berhasil mencuri bola darinya. Sebelumnya, maafkan saya karena kembali mengulang hal ini, tetapi ingatkah teman-teman pembaca sekalian akan tekel Beckham terhadap Andik Vermansyah? Hal seperti itulah yang memunculkan kembali kekaguman saya atas sosok satu ini.

Terhitung kemarin, sudah empat dekade penuh David Robert Joseph Beckham hadir di muka bumi. Dengan karier profesional yang berlangsung lebih dari dua dekade, tentu banyak sekali momen-momen David Beckham yang berkesan bagi teman-teman sekalian. Untuk itu, kami dari FootballFandom mengajak teman-teman untuk berpartisipasi dalam Pekan David Beckham. Sampai saat ini, sudah ada dua tulisan soal David Beckham yang tayang di situs web kami, dan kami membuka luas kesempatan bagi teman-teman untuk mengirimkan tulisan mengenai David Beckham. Silakan tulis dengan sudut pandang dan gaya apa pun, lalu kirimkan ke alamat surat elektronik (surel) kami di footballfandom2012@gmai.com dengan subject “Pekan David Beckham”.

Selamat ulang tahun, Becks! Kami sungguh berterimakasih atas sumbangsihmu terhadap sepak bola!

 

Komentar
Punya fetish pada gelandang bertahan, penggemar calcio, dan (mencoba untuk jadi) storyteller yang baik. Juga menggemari musik, film, dan makanan enak.