Suporter dan Fanatisme yang Melahirkan Gerakan Sosial

Olahraga adalah aktivitas melatih tubuh. Salah satu jenis olahraga terpopuler di dunia ialah sepakbola. Di Indonesia, olahraga sepakbola juga termasuk primadona.

Hal ini dibuktikan dengan minat sepakbola yang ditampilkan tidak cukup sebatas memainkan, tapi juga menyaksikan atau menonton langsung pertandingan di stadion sebagai suporter.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata suporter adalah orang yang memberikan dukungan, sokongan (dalam pertandingan dan sebagainya).

Lebih lanjut, suporter adalah salah satu elemen penting dalam pertandingan selain para pemain dan ofisial serta perangkat pertandingan.

Suporter mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan daya juang klub yang didukung bahkan melemahkan mental klub lawan.

Pada era modern, salah satu aspek yang menjadi syarat profesionalitas adalah kemandirian klub dalam mengarungi liga.

Oleh sebab itu, banyaknya penonton yang hadir atau datang mendukung klub tercinta menjadi berkah tersendiri.

Dari segi kuantitas, banyaknya penonton yang hadir di dalam stadion menjadikan dukungan dari tribun akan lebih terasa. Adapun dari segi ekonomi, pendapatan klub akan lebih besar.

Salah satu data dari Andhika Wicaksono, saya gunakan dalam membuktikan fanatisme suporter sepakbola Indonesia yang tersaji dalam pelaksanaan Liga 1 2019.

Liga 1 2019 menjadi kompetisi sepakbola dengan jumlah penonton terbanyak keempat di Asia. Jumlah penonton Liga 1 2019 sebanyak 2.863.876 orang.

Jumlah suporter yang datang ke stadion hanya kalah dari Liga Jepang (J-League), Liga Super Cina (CSL) dan Liga Super India (ISL).

Sesuai dengan data pada tabel di atas, Persija menjadi klub dengan jumlah penonton terbanyak yaitu 413.168 orang dari 17 laga kandang.

Selanjutnya, Bali United sebagai juara liga saat itu, menempati posisi tiga dalam daftar klub dengan jumlah penonton terbanyak di Liga 1 2019.

Kehadiran penonton sepakbola di stadion menjadi bukti besarnya fanatisme warga terhadap klub yang dibela.

Dengan hadirnya secara langsung menyaksikan pertandingan, suporter selalu memiliki harapan tentang klub kesayangannya. Salah satunya adalah meraih kemenangan.

Melalui kemenangan yang diraih klub, suporter akan memiliki rasa bangga. Begitu pula klub, hasil positif memunculkan sisi penghargaan dan akan dinilai sebagai klub terpandang serta disegani lawan, yang selanjutnya akan membawa kebaikan bagi citra klub.

Dalam hal apapun, fanatisme dapat ditampilkan dalam tiga hal yakni keyakinan yang teguh, berusaha untuk meyakinkan orang lain terhadap keyakinan yang dianut, dan pengabdian diri terhadap sebuah tujuan.

Sebagian besar pendukung sepakbola di Indonesia telah memiliki aspek ini. Namun bagaimana jika fanatisme pendukung atau suporter termanifestasi melalui hubungan relasi dan serangkaian perilaku?

Hal ini berkaitan terhadap cara mereka melindungi klub, bahkan sampai rela mengabaikan kepentingan pribadinya, mau memberikan waktu lebih dan berani meninggalkan kewajiban, yang akhirnya dicederai oleh hal-hal di luar kemampuan mereka sebagai suporter?

Suporter klub sepakbola di Indonesia maauk dalam golongan yang sangat fanatik. Beberapa klub sepakbola di Indonesia yang memiliki pendukung dalam jumlah besar, diantaranya Bonek (Persebaya), The Jak (Persija), Bobotoh (Persib) dan masih banyak lainnya.

Hampir setiap Provinsi, baik kabupaten maupun kotamadya memiliki militansi pendukung terhadap klubnya.

Setiap kemenangan yang didapat oleh klub, akan memberikan kebanggaan meski tidak ikut bertanding di lapangan.

Perasaan puas dan bahagia suporter yang melihat tim kesayangannya menang dalam pertandingan, sering membuat mereka larut dalam euforia berlebih dan menyebabkan suporter klub lawannya atau masyarakat di sekitar menjadi resah.

Secara psikologis, seorang yang fanatik tidak mampu memahami apa yang ada di luar dirinya dan tidak paham terhadap masalah orang atau kelompok lainnya.

Lebih lanjut, fanatisme merupakan simpati dan cinta tinggi terhadap konsentrasi pada merek, institusi atau individu yang kolektif. Ini diberikan kepada orang yang hidup sebagai fanatik.

Oleh sebab itu, diperlukan kontrol diri atas fanatisme terhadap klub tercinta, terlebih ketika klub tercinta menang dan juara.

Dalam pagelaran seri pertama Liga 1 2021/2022, ketidakpuasan pendukung atas beberapa klub ditampilkan melalui beberapa aksi.

Protes suporter terjadi di beberapa daerah, diantaranya pendukung Persib yang mendatangi Graha Persib di Jalan Sulanjana dan menghadang bus tim seusai laga Persib melawan PSM karena tak puas dengan penampilan Wander Luiz dan kolega.

Suporter Persija dan Persebaya memberikan karangan bunga ke markas klub masing-masing seiring kekecewaan terhadap performa klub.

Tren buruk turut dirasakan pendukung PSS yang membuat suporter melakukan protes keras kepada manajemen. Salah satu bentuk ketidakpuasan suporter ditampilkan dengan mendesak manajemen untuk berbenah.

Beberapa aksi pendukung menyikapi performa klub dalam pagelaran Liga 1 2021/2022 di atas membuktikan bahwa gerakan sosial yang mereka lakukan sebagai suporter merupakan proses pertumbuhan siklus dari gerakan-gerakan sosial yang terdiri empat aspek khas gerakan sosial.

Menciptakan gerakan sosial merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, apalagi jika tujuan atau tuntutan yang dilayangkan bukanlah hal yang tulus atau genuine.

Akan tetapi, gerakan-gerakan sosial yang ditampilkan beberapa kelompok suporter ketika klub yang dibela justru mencederai hal-hal di luar kemampuan mereka sebagai suporter.

Hal ini mengakibatkan munculnya gerakan sosial yang terdiri empat aspek khas gerakan sosial.

Pertama, jaringan interaksi yang bersifat informal, terdiri atas pluralitas individu dan kelompok. Tidak memandang latar belakang dan hal-hal di luar perbedaan, hanya fokus pada substansi tujuan.

Kedua, solidaritas dan keyakinan bersama. Mereka sebagai suporter akan berbondong-bondong melakukan aksi yang telah diperhitungkan kegunaannya terhadap perjuangan mencapai tujuan.

Ketiga, adanya konflik-konflik kultural dan politik serta hubungan oposisional di antara para aktor.

Gerakan sosial menyebabkan pihak yang diprotes akan melakukan pembenahan karena apabila tidak ditanggapi akan menyebabkan distorsi.

Keempat, adanya proses pertumbuhan dan siklus hidup dari gerakan–gerakan sosial.

Pertumbuhan dan siklus hidup dari gerakan-gerakan sosial-lah yang mendewasakan sekaligus merekatkan mereka sebagai suporter.

Ini membuktikan bahwa gerakan sosial yang berkembang dalam sebuah siklus hidup, yakni persiapan (gestation), pembentukan (formation), dan konsolidasi (consolidation).

Sedangkan dari pihak klub, gerakan sosial yang ditampilkan pendukungnya semakin menyadarkan tentang seberapa besar rasa memiliki suporter terhadap klub.

Dalam upaya munculnya aksi bersama dari suporter sepakbola di Indonesia, penting bagi klub untuk memiliki dan mau membagi pemahaman dengan suporter agar klub dan suporter memiliki kesepemahaman.

Kesepemahaman yang dimaksud mulai dari persiapan klub (mengelola dan keikutsertaan dalam liga). Pembentukan klub (manajemen, tim pelatih dan pemain) serta konsolidasi (memiliki target yang jelas).

Hal ini supaya hubungan klub dengan suporter erat dan kuat. Sekali lagi, kehadiran mereka sebagai suporter dalam memunculkan aksi bersama atau gerakan sosial membuktikan bahwa perkembangan sepakbola Indonesia sangat sensitif terhadap interaksi-interaksi.

Maka dengan memiliki dan mau membagi pemahaman klub dengan suporter, kedua belah pihak memiliki kesepemahaman dalam perjalanan mengarungi liga.

Keadaan itu juga memungkinkan kerja sama yang baik, mulai dari persiapan, berlanjut ke pembentukan, hingga sampai pada tahap konsolidasi.

Komentar

This website uses cookies.