Tidak akan kita jumpai lagi lari kencang dan sepakan keras seorang Gareth Bale di lapangan hijau. Pasalnya Bale telah memutuskan gantung sepatu di usianya 33 tahun. Laga Wales melawan Inggris di fase grup Piala Dunia 2022, ternyata menjadi panggung terakhir bagi pria berjuluk “Tarzan” tersebut. 12 trofi bergengsi, 186 gol, dan 137 asis, sudah cukup menjadi syarat untuk menyebutnya sebagai seorang legenda sepakbola dalam satu dekade terakhir.
Perjalanan awal karier
Pemain bernama lengkap Gareth Frank Bale itu, lahir di Cardiff pada 16 Juli 1989. Ayahnya, Frank, adalah seorang penjaga sekolah yang tak jauh dari rumahnya. Sementara sang ibu, Debbie, adalah seorang manajer operasional perusahaan.
Bale memang tidak lahir dari keluarga sepakbola. Akan tetapi, minat sepakbola Bale tumbuh berkat sang paman, Chris Pike, yang merupakan mantan Cardiff City. Selain itu, Bale juga pengidola berat winger Setan Merah, Ryan Giggs. Maka tidak heran dari segi gaya bermain, Bale sejak kecil sangat terpengaruh oleh Ryan Giggs.
Saat berusia 9 tahun si “Tarzan” mulai menarik perhatian tim pemandu Southampton ketika mengikuti turnamen 6 vs 6 di SD Eglwys Newydd,Whitchurch. Akhirnya, Bale resmi direkrut untuk mengikuti akademi klub berjuluk The Saint tersebut pada tahun 1999.
Memasuki masa remaja, Bale sangat menonjol dalam berbagai bidang olahraga selain sepakbola seperti rugby dan hoki. Dan saat usianya 14 tahun, kemampuan lari kencang Gareth Bale mulai tumbuh. Pada suatu event sekolah, bahkan Bale mampu berlari sprint 100 meter dalam waktu 11,4 detik.
https://twitter.com/SouthamptonPage/status/1612470321155813381?s=20&t=tsgNfTjK_T6UCZdfUlPtUA
Pada 2006, akhirnya Bale yang waktu itu baru 17 tahun dipromosikan ke tim utama Southampton dan posisinya diplot sebagai bek kiri, karena punya kemampuan kaki kidal yang mantap dan kecepatan di atas rata-rata. Ia hanya butuh satu musim untuk membuktikan bahwa ia adalah calon bintang besar. Dalam 45 laga bersama The Saint, Bale mengemas 5 gol dan 12 asis dari 45 laga.
Akhirnya pada tahun 2007, Tottenham Hotspur menebusnya dari Southampton dan membawanya ke London Utara. Bersama The Lily White, Bale mendapatkan tugas untuk lebih menyerang dengan dirubah posisinya sebagai winger.
Then there was that hat-trick in the San Siro. Spurs were a man down when Bale decided he’d just do it all himself.pic.twitter.com/Gl6vbT8oga
— GoalScorer Challenge ⚽️ (@GoalscorerC) January 9, 2023
Kesuksesan bersama Madrid
Terbukti ia tampil jauh lebih tajam. Total ia mencetak 72 gol dan 58 asis bagi Spurs selama lima musim. Hingga pada tahun 2013, ia memutuskan hijrah ke Real Madrid dengan memecahkan rekor transfer termahal di dunia milik Cristiano Ronaldo dengan mahar Rp1,6 triliun.
Musim pertamanya bersama Los Blancos berjalan manis. Pemain berpaspor Wales itu pun langsung membawa Madrid menjuarai Liga Champions dan Copa del Rey. Di sana, Bale juga menjadi salah satu mesin gol Madrid bersama Benzema dan Ronaldo, yang kemudian mendapatkan julukan sebagai Trio BBC (Bale, Benzema, dan Ronaldo).
https://twitter.com/realmadriden/status/1612554939133317145?s=20&t=tsgNfTjK_T6UCZdfUlPtUA
Saat meninggalkan Madrid pada musim panas 2022, Bale total meraih lima gelar Liga Champions, tiga gelar La Liga, satu Copa del Rey, tiga Piala Super Eropa, tiga Piala Dunia Antarklub, dan satu Piala Super Spanyol. Dia juga bikin 106 gol dan 67 assist dari 258 laga.
Bale juga sempat dipinjamkan semusim ke Tottenham pada 2020/2021. Bermain bersama mantan klubnya di bawah arahan Mourinho ia tampil cukup tajam dengan 16 gol dari 34 laga.
Legenda Wales
Di level timnas pun Bale juga tercatat menjadi salah satu legenda Wales. Ia adalah pemilik caps dan gol terbanyak dengan 111 caps dan 41 gol. Pemain bertinggi 186 cm itu juga berhasil membawa Wales jadi semifinalis Euro 2016 dan lolos ke Piala Dunia 2022. Hal yang tidak bisa dilakukan idolanya, Ryan Giggs, sebelumnya.
Selamat pensiun, Gareth Bale!