Tim Terbaik Piala Presiden: Dominasi Persib dan Sriwijaya

Gelaran Piala Presiden resmi ditutup dengan kemenangan Persib Bandung atas Sriwijaya FC dengan skor 2-0. Gelaran Piala Presiden yang diselenggarakan oleh Mahaka Sports ini menjadi turnamen sepak bola kedua yang berlangsung sampai akhir, setelah sebelumnya Piala Kemerdekaan selesai September lalu.

Kami memilih 18 pemain terbaik yang berlaga di Piala Presiden tahun ini. Sebelasnya merupakan tim inti dan yang lainnya menghuni daftar pemain cadangan.

Untuk formasi, kami sepakat menggunakan formasi 4-3-3 dengan menempatkan satu playmaker di belakang striker. Plus double pivot dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya. Berikut susunan lengkap Best XI Piala Presiden 2015.

Dian Agus Prasetya jadi kiper terbaik

Pemain asal Ponorogo ini pernah masuk dalam skuat timnas Indonesia pada tahun 2011 dalam kualifikasi Piala Asia. Di Piala Presiden, ia bermain selama tujh kali. Selama tujuh kali mengawal gawang Sriwijaya FC, ia kemasukan delapan gol dengan sukses melakukan dua kali clean sheet.

Ia adalah benteng pertahanan terakhir Laskar Wong Kito dan menjadi aktor kunci Sriwijaya dalam mengantarkan klub kebanggaan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan ini ke final Piala Presiden.

 

Empat pemain belakang

Wildansyah

Ia sempat bermain untuk Persib Bandung. Saat ini ia membela panji Sriwijaya FC dan menjadi pemain penting di sebelah kiri pertahanan tim asuhan Benny Dollo. Ia cukup aktif membantu serangan Laskar Wong Kito.

Hasilnya, ia sudah mengoleksi dua gol. Jumlah yang cukup banyak untuk pemain yang berposisi sebagai bek sayap. Salah satu golnya dicetak kala menyamakan kedudukan saat melawan Arema di semifinal leg 1 lalu.

Sampai semifinal, berdasarkan data dari Labbola, ia memberikan 151 umpan sukses dan 1 umpan silang sukses. Ia juga mencatatkan 8 kali tekel sukses dan 16 kali memotong bola. Seorang fullback yang aktif menyerang tapi tetap disiplin bertahan.

Fachruddin

Bek Sriwijaya FC ini menjadi tandem yang pas untuk Abdoulaye Maiga. Duetnya bersama Maiga mampu menjadi tembok tebal yang melapisi pertahanan Laskar Wong Kito. Berdasarkan data dari Labbola, sampai semifinal pemain yang berasal dari Klaten ini total melakukan 11 tekel sukses, 27 intercept, dan 46 clearence.

Pemain yang pernah bermain bersama PSS Sleman dan Madura United ini berdasarkan dari Labbola juga sukses memberikan 149 umpan sukses dengan tingkat akurasi umpannya mencapai 90%.

O.K. John

Kesuksesan Mitra Kukar lolos ke semifinal tidak bisa dilepaskan dari sosok OK John. Kokohnya pertahanan yang digalang pemain berumur 32 tahun ini membuat Naga Mekes hanya kemasukan dua gol di babak penyisihan.

Strategi bertahan ala Jafri Sastra membuat posisi OK John menjadi sangat penting. Kesalahannya kala melawan Persib (membuat gol bunuh diri) di Jalak Harupat di laga semifinal tampaknya tak akan menghilangkan catatan bagus OK John bersama Mitra Kukar selama di Piala Presiden.

Tony Sucipto

Pemain serbabisa yang dimiliki Persib ini posisi aslinya adalah sebagai gelandang. Sebelum akhirnya ia bertransformasi bermain lebih ke belakang. Bersama Maung Bandung, ia bermain di posisi bek kiri dan jika dibutuhkan bisa juga mengisi pos bek tengah, seperti yang ia mainkan kala bermain di stadion Aji Imbut Tenggarong kala melawan Mitra Kukar.

Hasilnya, meskipun kalah dari Mitra Kukar, Persib hanya kalah 1-0 dan mampu membalas di Si Jalak Harupat dan membuat Persib lolos ke Final. Dengan kemampuannya untuk menyerang, Toni sering membantu penyerangan bersama Atep yang menyisir pos sebelah kiri Pangeran Biru.

 

Trio gelandang

Fadhil Sausu

Fadhil Sausu adalah pemain dari Bali United. Meskipun ia gagal membawa Serdadu Tridatu ke semifinal, performa yang mengesankan membuat kami tidak mungkin mengesampingkan dirinya. Permainan cantik ala Indra Sjafrie menjadi sempurna ketika Fadhil Sausu bermain.

Ia memberikan 464 kali umpan. Jumlah yang tinggi untuk pemain yang hanya bermain dalam lima pertandingan.

Berdasarkan statistik dari Labbola, akurasi umpan Fadhil Sausu sebanyak 90%. Ia juga memberikan tiga asis dari 10 gol Bali United. Dalam bertahan, ia juga cukup baik.

Mantan pemain Mitra Kukar ini melakukan tekel sukses sebanyak 14 kali dari 21 percobaan dan sukses melakukan 22 kali memotong bola. Kemampuannya dalam membaca arah bola ini adalah yang tertinggi di Bali United. Catatan yang sangat impresif.

BACA JUGA:  Mengkhidmati dan Memuja Hariono

Hariono

Ia adalah seorang “pembunuh” sejati. Bersama Djajang Nurjaman, Hariono dipoles dan bermain lebih aktif. Ia tak hanya bertugas mematikan alur serangan lawan, tapi juga membantu membangun serangan.

Sampai babak semifinal, berdasarkan statistik bola.com ia total melepaskan 213 umpan berhasil dengan tingkat akurasi 90%. Ia tak melupakan tugasnya sebagai jangkar.

Ia menorehkan 10 kali memotong bola dan 11 tekel sukses sampai babak semifinal. Ia memiliki tingkat agresivitas yang tinggi. Ia melakukan 7 pelanggaran yang menghasilkan 4 kartu kuning dan 1 kartu merah.

Makan Konate

Penulis menyebut Konate sebagai anugerah terindah sepak bola Indonesia. Sekilas tampak berlebihan dan aneh. Karena sosok Konate adalah pemain asing.

Tapi skill individu Konate bisa dicontoh oleh pemain-pemain muda Indonesia. Jarang sekali pemain asing berkualitas datang ke Indonesia pada usia yang relatif muda. Jelas bahwa pemain berkebangsaan Mali ini adalah nama wajib yang dicantumkan untuk mengisi pos gelandang.

Sampai semifinal, berdasarkan data dari bola.com ia total membukukan 190 passing sukses dengan persentase sukses 83%. Ia juga membukukan 9 kali tekel sukses dan 8 intersepsi plus mencetak dua gol selama 6 kali bermain.

 

Tridente lini depan

Zulham Zamrun

Pencetak gol terbanyak Piala Presiden dengan 6 gol ini adalah momok menakutkan bagi lawan. Ia ditasbihkan sebagai pemain terbaik dan top skor Piala Presiden 2015.

Ia menjadi andalan lini depan Persib dengan mampu mencetak 6 gol dari 6 kali bermain sampai babak semifinal. Juga sempat dua kali memberikan umpan berbuah gol. Saudara Zulvin Zamrun ini gagal mencetak gol kala melawan dua tim kalimantan, Pusamania Borneo FC dan Mitra Kukar.

Permainan terbaiknya kala mencetak hattrick kala melawan Martapura FC di laga pamungkas Piala Presiden 2015 Grup A.Total dia melepaskan 11 tembakan tepat sasaran (hingga semifinal). Benar-benar pemain yang jadi ancaman bagi setiap tim lawan.

Cristian Gonzales

Kurang afdhol rasanya jika belum memasukkan nama El Loco. Pemain naturalisasi yang bermain untuk Arema adalah salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia dan khususnya Singo Edan.

Ia menjadi salah satu pemain Arema yang selalu bermain sejak awal turnamen sampai laga perebutan tempat ketiga. Total ia bermain 8 kali dengan membukukan 5 gol. Terakhir ia mencetak gol ke gawang Rivky Mokodompit untuk membuka keunggulan dalam kemenangan 2-0 yang memastikan Arema sebagai peringkat ketiga Piala Presiden.

Titus Bonai

Titus Bonai adalah sosok penyerang yang tajam. Ketika bermain di Sriwijaya FC, coach Benny Dollo mengubah peran Tibo. Ia ditempatkan lebih melebar. Tujuannya adalah untuk melayani Patrich Wanggai, kompatriotnya kala bermain bersama di timnas U-23.

Meksipun begitu, ia tak melulu bermain melebar. Ia sering melakukan cut inside dan melepaskan tendangan ke gawang. Sampai semifinal, berdasarkan Labbola, ia total melepaskan 10 shooting ke gawang.

Ia diberi kebebasan oleh Bendol untuk mengeksplorasi sisi sebelah kanan pertahanan lawan. Bahkan ketika Final, Tibo harus dijaga oleh Supardi dan Zulham saking mobilitasnya yang tinggi.

Nilai lebih mantan pemain Persipura ini adalah kepemimpinannya. Jika sebelumnya dia dikenal sebagai pemain yang kerap indispliner, di Piala Presiden dia adalah sosok kapten yang tenang dan jadi pengayom bagi timnya. Perangainya yang meledak-ledak tak lagi kita jumpai.

 

Cadangan

Rivky Mokodompit

Kiper dari Mitra Kukar ini menjadi tembok terakhir pertahanan Mitra Kukar. Bersama dengan O.K John, mereka berdua menjadi dua tembok rapat.

Sampai perempat final, gawang Mitra Kukar hanya kemasukan 4 kali. Jumlah kemasukan paling sedikit di antara tim yang lain. Meskipun akhirnya di semifinal, Naga Mekes kalah 3-1 dari Persib, dan memaksa Rivky Mokodompit bekerja keras berjibaku menahan gempuran pemain-pemain Persib.

Tiga shoot on target dari total 6 tendangan tepat sasaran, mampu ditahan oleh Rivky Mokodompit. Total dia melakukan 17 penyelamatan sepanjang gelaran Piala Presiden ini.

Purwaka Yudhi

Purwaka punya perawakan yang tak sebesar Fachruddin, bek Sriwijaya yang tinggi badannya 186 meter. Tapi, ia di anugerahi kemampuan untuk membaca serangan lawan dengan baik.

Ia menjadi pemain dengan jumlah intercept tertinggi di Piala Presiden dengan 32 kali. Duetnya dengan Fabiano Beltrame, memberikan rasa aman untuk Kadek Wardana ataupun Kurnia Meiga. Lebih dari itu dia berhasil menggantikan peran Victor Igbonefo dan Thierry Gautessi yang selama ini menjaga pertahanan Singo Edan.

BACA JUGA:  Juventus (2-1) Lazio: Perang Taktikal yang ditentukan oleh Kemampuan Individu

Saiful Indra Cahya

Bek muda Sriwijaya FC ini sebenarnya adalah salah satu pemain muda potensial. Ia sempat bermain untuk Persik Kediri dan Persija Jakarta. Permainan bagusnya kala membela Sriwijaya mampu membawa Laskar Wong Kito menembus final Piala Presiden.

Pemain yang pada Mei lalu genap berumur 23 tahun ini melakukan debutnya untuk timnas Indonesia saat kualifikasi Piala Asia pada 2013 melawan Irak. Syaiful posisinya adalah bek kanan atau bisa pula bermain di sebelah kiri.

Ia aktif membantu serangan dengan catatan membuat lima tendangan (dua on target). Sedangkan catatan bertahannya, sampai semifinal ia mencatatkan 7 kali tekel sukses, 14 kali memotong bola, dan 13 sapuan.

Syamsul Chaeruddin

Siapa yang tidak kenal Syamsul. Duetnya bersama Ponaryo menjadi duet lini tengah terbaik ketika PSM menjuarai Liga Indonesia awal decade 2000-an. Saat ini, ia berumur 32 tahun. Meskipun begitu, jangan ditanya tentang stamina.

Ia tetap menjadi pemegang VO2 Max tertinggi di PSM. Selama membela Laskar Ayam Jantan di Piala Presiden, ia mencetak 2 gol melalui tendangan penalty dan tendangan bebas. Syamsul adalah inspirator klub kebanggaan masyarakat Makassar dan Sulawesi Selatan ini.

Firman Utina

Pemain yang sangat berpengalaman dan telah malang melintang di berbagai klub besar tanah air. Sampai semifinal, umpan sukses Firman sebanyak 193 kali dengan akurasi 76%.

Ia bersama Konate menjadi andalan Persib di lini tengah. Wakil kapten Maung Bandung ini memang mulai menurun staminanya dan cederanya kerap kambuh, tapi dia tetap komponen penting dalam gelar juara di turnamen yang dihelat oleh Mahaka ini.

Boaz Salossa

Tidak ada yang perlu meragukan kualitas Boaz Solossa. Pemain yang baru kali ini bermain di klub lain selain Persipura di Indonesia ini, bermain untuk PBFC.

Di Pesut Etam, ia mampu membawa warna baru. Selama bermain bersama klub milik Nabil Husein ini, persentase umpan suksesnya sebanyak 73%. Ia memberikan tiga assists untuk kawan-kawannya di PBFC.

Selain itu, ia memberikan dua gol untuk PBFC. Keduanya dicetak ketika mengalahkan Persib 3-2 di stadion Segiri.

Lerby Eliandri

Pemain ini adalah target man Bali United. Ia mencetak empat dari sepuluh gol yang dihasilkan Serdadu Tridatu.

Ia adalah pemain muda yang penampilannya mampu memukau banyak pihak. Meskipun gagal meloloskan Bali United ke semifinal, penampilan Lerby layak diberikan apresiasi khusus pada Piala Presiden kali ini.

 

Pelatih

Djajang Nurjaman

Pelatih ini mampu membuat Persib lebih terlihat gahar. Ia mampu memberikan gelar Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015.

Selain dibawanya menjadi juara, Pangeran Biru juga menghadirkan permainan yang apik dan selalu tampil menyerang. Sepak bola agresif seperti ini jelas menghibur setiap orang yang menyaksikannya.

Indra Sjafrie

Pelatih yang mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-19 ini kini melatih Bali United. Indra memilih memberikan kepercayaan lebih untuk para pemain muda. Coach Indra menerapkan formasi 4-3-3 dengan variasi 4-3-2-1/4-1-4-1 kala bertahan.

Bali United bisa dikatakan menjadi tim paling menghibur. Setiap pertandingan, Bali United rata-rata melepaskan 400-an umpan pendek dengan akurasi umpan 87%. Rata-rata umpan terbaik di Piala Presiden.

Keduanya adalah pelatih yang punya catatan mengesankan di Piala Presiden. Seperti layaknya setiap tim tentu ada pelatih kepala dan asisten. Tapi, kami bingung untuk menentukannya, mungkin keduanya bisa berembug untuk menentukan siapa yang menjadi pelatih kepala dan siapa yang menjadi asisten.

 

Penghargaan khusus: Iwan Setiawan

Rasanya kurang lengkap jika tak menyebut nama Iwan Setiawan dalam daftar kumpulan yang “terbaik” di Piala Presiden. Pelatih PBFC ini jadi buah bibir setelah psywar-nya ketika tim asuhannya jumpa Persib di perempat final.

Dia mendobrak tradisi sepak bola Indonesia yang biasanya adem ayem dalam hal kritik atau menyerang kondisi internal tim lawan. Iwan telah melakukan tugasnya dengan baik untuk memberi warna baru bagi persepakbolaan Indonesia. Meski harus diakui, tak semuanya senang dengan komentar yang disampaikan oleh mantan pelatih Persija Jakarta tersebut.

Itulah sebelas pemain terbaik pilihan kami berikut dengan tujuh pemain cadangan. Anda punya pilihan lain?

 

Komentar
Penulis adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya. Mencintai sepakbola seperti mencintaimu. Penikmat Sepak bola Indonesia dan Italia. Dikontrak seumur hidup oleh Gresik United dan AS Roma dengan kepimilikan bersama atau co-ownership. Yang mau diskusi tentang sepak bola ataupun curhat tentang cinta, bisa ditemui di akun twitter @alipjanic .