Tujuh Rahasia Sukses Villarreal

Sejak promosi kembali ke La Liga pada tahun 2013, Villarreal selalu sukses bersaing di papan atas klasemen. Pada akhir musim 2013-2014 dan 2014-2015, posisi enam klasemen selalu diduduki oleh El Submarino Amarillo atau tim Kapal Selam Kuning. Di pekan ke-tujuh musim 2015-2016 yang sedang berlangsung, anak-anak asuh Marcelino Garcia Toral malah sukses menduduki posisi puncak untuk pertama kali dalam sejarah mereka. Apa saja kira-kira kunci sukses mereka?

1. Menemukan Pengganti Giovani-Vietto

Villarreal sebenarnya memulai musim 2015-2016 dengan kehilangan dua pemain kunci, yaitu Giovani dos Santos yang hijrah ke Los Angeles Galaxy dan Luciano Vietto yang pindah ke Atletico Madrid. Namun, dengan kejeliannya, pelatih Marcelino langsung bisa menemukan sosok pengganti keduanya.

Sang pelatih dengan jeli melihat situasi Leo Baptistao yang baru saja pulang dari masa peminjaman di Real Betis dan masih susah bersaing di lini depan Atletico Madrid. Tawaran peminjaman semusim langsung diterima pemain muda Brasil tersebut, dan dampak positifnya langsung terasa. Hingga pekan ke-tujuh, Leo sukses membuat lini depan El Submarino kembali bertaji dengan kerja samanya bersama Roberto Soldado.

2. Transfer pintar

Setelah kebanjiran jutaan Euro dari hasil penjualan Vietto, manajemen mereka membelanjakan kembali dana tersebut dengan beberapa kebijakan transfer yang cenderung pintar. Harga sekitar 20 juta Euro mungkin tidak seberapa dibandingkan dana belanja klub-klub liga Inggris, tapi sudah cukup bagi Villarreal untuk membeli talenta-talenta murah dari klub-klub Liga Spanyol. Duet “Samu”, yaitu Samu Castillejo dan Samu Garcia, diangkut dari Malaga dengan dana 8 juta Euro. Pemain muda Denis Suarez dikontrak “hanya” dengan biaya 4 juta Euro, ditambah striker Cedric Bakambu dari Bursaspor (Liga Turki) sebesar 8 juta Euro.

Selain memanfaatkan jasa beberapa pemain tak terpakai di klub-klub rival untuk direkrut dengan status pinjaman, Marcelino juga mengamankan secara permanen jasa Victor Ruiz, pemain pinjaman dari Valencia yang bermain gemilang musim lalu. Satu keputusan transfer mengejutkan mungkin hanya pembelian Roberto Soldado, yang memaksa presiden Fernando Roig merogoh kocek untuk dana tambahan sekitar 15 juta Euro. Namun, pada kenyataannya, tak sepeser pun dana transfer tersebut terbuang percuma.

BACA JUGA:  Kenapa Mendukung Real Madrid (Harusnya) Membosankan?

3. Bangkitnya Soldado

Penggemar Liga Spanyol mana yang tidak sedih melihat Roberto Soldado merumput di Liga Inggris hanya untuk menjadi olok-olok? Ketajaman penyerang La Roja ini memang menurun drastis ketika membela Tottenham Hotspur dibandingkan masa-masa jayanya di Getafe dan Valencia. Hanya mencetak 7 gol dari sekitar 50 pnampilan membuatnya kehilangan tempat di timnas Spanyol dan sekaligus membuat banyak orang menilai karirnya akan segera habis.

Namun, Marcelino datang dan menyelamatkan karir pemain berusia 30 tahun ini. Dana transfer lebih dari 15 juta euro untuk memboyong pemain yang mulai kehilangan ketajaman mungkin membuat banyak orang mengerutkan kening. Namun, segala keraguan itu langsung dihapus Soldado dengan sebuah gol pada penampilan debutnya melawan Real Betis, serta tiga assist yang dicatatkannya hingga pekan ketujuh.

4. Pemain-Pemain Cadangan Berkualitas

Para penggila Liga Italia mungkin akan terkejut jika melihat daftar pemain pelapis Villarreal karena ada nama Daniele Bonera di sana. Yap, peraih trofi Liga Champions bersama AC Milan ini direkrut secara free transfer untuk menambah kedalaman skuat yang juga akan berlaga untuk tahun ke-tiga di liga Eropa. Selain itu, ada nama-nama berkualitas seperti Denis Suarez, Adrian Lopez (pinjaman dari Porto) serta Jonathan dos Santos yang bisa dimainkan bergantian dengan para pilihan utama.

5. Meroketnya Alphonse Areola

Persiapan Villarreal menghadapi musim 2015-2016 bukan hanya diganggu kepindahan para pemain kunci, tetapi juga cederanya penjaga gawang utama mereka, Sergio Asenjo. Padahal yang bersangkutan bermain gemilang selama musim 2014-2015 dan beberapa kali mendapat panggilan ke tim nasional. Untungnya, gawang El Submarino sukses dibuat aman oleh portero pinjaman dari Paris Saint Germain, Alphonse Areola.

Sang kiper muda berkebangsaan Prancis ini secara mengejutkan mengungguli persaingan dengan Mariano Barbosa. Padahal, nama kedua merupakan penjaga gawang senior yang juga merupakan muka lama di Villarreal. Barbosa adalah bagian dari tim Villarreal legendaris yang sukses tampil di semifinal Liga Champions 2005-2006 sebelum ditaklukkan oleh Arsenal. Meski demikian, Areola-lah yang memperoleh kepercayaan Marcelino. Kerja sama apiknya dengan duet palang pintu Victor Ruiz dan Eric Bailly terbukti sukses. Terutama di kemenangan 1-0 atas Atletico Madrid, ketika Areola menjadi man of the match.

6. Figur Pemimpin

BACA JUGA:  Problem Liverpool Pasca Hengkangnya Wijnaldum

Jika Anda mencari tokoh one-man club panutan ala Francesco Totti atau Paolo Maldini di La Liga, Bruno Soriano bisa jadi salah satu pilihan. Pemain berusia 31 tahun ini sudah mengalami masa-masa sukses maupun masa-masa pahit di stadion El Madrigal. Ia menjadi bagian Villarreal asuhan Manuel Pellegrini yang sukses menjadi runner-up La Liga musim 2007-2008, juga mengemban ban kapten ketika Villarreal terdegradasi pada akhir musim 2011-2012.

Hingga kini, Bruno menjadi sosok pemain paling dihormati publik Madrigal. Ban kapten pun tak pernah terlepas dari lengannya. Kepercayaan penuh yang diberikan Marcelino dibayarnya dengan penampilan yang selalu maksimal. Vicente del Bosque juga kembali memanggilnya untuk mengisi posisi gelandang bertahan di timnas Spanyol.

7. Pelatih Jenius

Marcelino Garcia Toral seolah telah ditakdirkan untuk berjodoh dengan Villarreal. Pada musim 2011-2012, ia kehilangan posisi sebagai pelatih utama Sevilla ketika tim Andalusia itu kalah di kandang sendiri melawan tim Kapal Selam Kuning. Nyaris setahun menganggur, ia baru mendapatkan rezeki menjadi pelatih kepala lagi, justru dari Villarreal! Perlahan, nasibnya berubah dari pelatih sial menjadi ahli taktik yang disegani. Bruno Soriano dan kawan-kawan berhasil dibuatnya promosi ke La Liga, lalu dua kali menduduki posisi 6 klasemen sehingga menjadi calon regular Spanyol di Liga Europa.

Untuk musim 2015-2016, pelatih berusia 50 tahun ini masih mengandalkan formasi tradisional 4-4-2 dengan Bruno di posisi jangkar dan duet Soldado-Leo atau Bakambu di lini depan. Kita lihat saja apakah Kapal Selam Kuning mampu bertahan di posisi atas hingga musim ini selesai.

 

Komentar
Selalu percaya sepak bola bukan hanya 2 x 45 menit di lapangan hijau, melainkan juga filosofi sederhana yang bisa mengubah hidup manusia. Cintanya terhadap sepak bola tumbuh di stadion bersejarah yang dulu bernama Mattoanging, dan sampai sekarang tetap menjadi pendukung setia PSM. Pernah menerbitkan buku memoar perjalanan sepak bola berjudul Home & Away (2014).