Tujuh Belas Jersey Klub dengan Sponsor Ikonik

Bagi klub sepakbola, menjual bagian depan kostum mereka untuk ditempati logo sponsor menjadi salah satu cara untuk meraih dana segar. Sementara itu, bagi perusahaan yang menjadi sponsor, tampilnya lambang mereka di jersey tim sepakbola merupakan ajang promosi.

Beberapa kisah sebuah klub dan sponsornya menjelma menjadi sangat mudah diingat. Baik dikarenakan kolaborasi mereka yang berlangsung lama, maupun lantaran adanya momen penting kala kerja sama tersebut dijalin. Di bawah ini merupakan tujuh belas jersey klub dengan sponsor yang ikonik.

Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers – Carling

Jersey Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers 2008/2009

Dibalik panasnya rivalitas Old Firm Derby, kedua tim ternyata sempat memiliki sponsor yang sama di jersey mereka. Tidak hanya sekali, tetapi dalam beberapa kesempatan. Yang paling terkenang tentunya saat logo Carling menempel di kostum dua tim asal Glasgow itu.

Perusahaan minuman beralkohol tersebut menjadi sponsor utama sejak 2003 hingga 2010. Ketika itu, nama Shunsuke Nakamura meroket di Celtic, sedangkan Kris Boyd sedang menjadi andalan Rangers.

Livepool – Carlsberg

Jersey Liverpool 2004/2005

Beranjak ke selatan, Liverpool juga lekat dengan sponsor minuman beralkohol. Logo Carlsberg menjalai debutnya pada kostum spesial ulang tahun ke-100 The Reds dan tetap langgeng hingga akhirnya digantikan Standard Chartered pada 2010.

Selama itu, Liverpool dua kali mencapai final Liga Champions dan sekali juara. Sulit untuk melupakan momen Steven Gerrard mencium Si Kuping Besar dengan lambang Carlsberg di kaosnya setelah kejadian yang ajaib di Istanbul itu.

Manchester United – Sharp

Jersey Manchester United 1996/1997

Sementara itu, musuh bebuyutan Liverpool dalam Northwest Derby, Manchester United, identik dengan Sharp. Selain menampilkan logo, mereka juga menunjukkan variasi, misal menunjukkan salah satu produknya, Sharp Viewcam. Perusahaan elektronik itu bekerja sama selama 17 musim, sejak 1982.

Pada masa itulah Setan Merah mulai bangkit bersama Sir Alex Ferguson. Ketika meraih treble winner pada tahun 1999, perusahaan asal Jepang tersebut juga yang menjadi sponsor utama. Ditambah lagi alumni Class of ’92 semua moncer dengan jersey itu.

Arsenal – JVC

Jersey Arsenal 1994/1995

Soal sponsor dari perusahaan elektronik, Arsenal juga pernah punya. Meski sudah terpampang sejak 1981, tetapi kostum dengan logo JVC menjadi lebih terkenang kala The Gunners dibesut Arsene Wenger yang kemudian mendobrak dominasi United.

Tatkala gelar Liga Primer Inggris dan Piala FA direngkuh pada musim 1997/1998, perusahaan Jepang itulah yang melekat. Sayangnya, mereka berpisah semusim kemudian, setelah Arsenal memilih Dreamcast sebagai sponsor utama.

Chelsea – Autoglass

Jersey Chelsea 1997/1998

Klub sekota Arsenal, Chelsea, lebih terkenal dengan tipografi bertuliskan Autoglass di jersey mereka. Perusahaan yang memproduksi kaca mobil di Inggris itu menjadi sponsor sejak musim 1997/1998 sampai 2000/2001.

Saat itu menandai hijrahnya beberapa pemain Italia ke Stamford Bridge, sebut saja Gianfranco Zola, Gianluca Vialli, dan Roberto Di Matteo. Selanjutnya, Zola bersama Tore Andre Flo dan Gus Poyet berhasil menggondol Piala FA pada 1999/2000 di bawah asuhan Vialli.

Ajax Amsterdam – ABN AMRO

Jersey Ajax Amsterdam 1996/1997

Menyeberang Laut Utara ke Eropa daratan, tim dari Ibukota Belanda bekerja sama dengan ABN AMRO cukup lama. Sejak 1991 sampai 2008, perusahaan yang bergerak di bidang perbankan itu menjadi sponsor utama Ajax Amsterdam.

Kala Jari Litmanen dan Patrick Kluivert menaklukkan Eropa pada tahun 1995, ABN AMRO lah yang singgah di kostum mereka. Nama bank itu pula yang melekat ketika Zlatan Ibrahimovic muda berseteru dengan Rafael van der Vaart di Amsterdam Arena.

PSV Eindhoven – Philips

Jersey PSV Eindhoven 2004/2005

Bergeser sedikit, rival senegara Ajax, PSV Eindhoven, sudah tak dapat dipisahkan dengan Philips sejak lahir. Susunan huruf “PSV” pada nama klub itu sendiri merupakan singkatan dari Philips Sport Vereniging.

Philips sendiri merupakan perusahan elektronik yang didirikan di Eindhoven sebelum kantor pusatnya pindah ke Amsterdam. Logo mereka berada di jersey PSV hingga tahun 2016. Ronaldo Nazario da Lima pernah memakainya ketika merintis karir di Eropa.

Inter Milan – Pirelli

Jersey Inter Milan 2004/2005

Ronaldo juga pernah mengenakan kostum ikonik lain, bermotif garis biru-hitam dengan logo Pirelli di bagian depan. Inter Milan menempelkannya sejak Massimo Moratti mengakuisisi mereka dari Ernesto Pellegrini.

Lambang bahkan Pirelli masih terlihat hingga saat ini. Dan sempat mewarnai kisah pencarian trofi Liga Champions oleh Ibrahimovic, yang setelah hengkang dari Inter justru I Nerazzurri berhasil menggondol Si Kuping Besar di bawah asuhan Jose Mourinho.

Juventus – Sony

Jersey Juventus 1995/1996

Sony juga berhasil meraih gelar Liga Champions ketika menjadi sponsor musuh bebuyutan Inter, Juventus. Ketika itu, musim 1995/1996. Lini depan Si Nyonya Tua dimotori Fabrizio Ravanelli, Vialli, dan Alessandro Del Piero yang masih belia.

Namun, perusahaan elektronik asal Jepang tersebut tak lama singgah di kostum Juventus. Jersey spesial ulang tahun satu abad menjadi akhir kebersamaan mereka. Setelah itu, I Bianconeri menggandeng D+ Liberta Digitale sebagai sponsor mereka.

AC Parma – Parmalat

Jersey AC Parma 1999/2000

Masih dari Italia, ada kalanya sebuah perusahaan susu dan olahannya tak hanya merajai pasar makanan, tetapi juga moncer di ranah sepakbola. Semua itu berawal dari akuisisi bos Parmalat, Calisto Tanzi, terhadap klub lokal, AC Parma.

Masa kejayaan Parma Bersama Hernan Crespo dan kolega ditandai dengan lambang perusahaan tersebut di jersey mereka. Selain itu, Parmalat tak hanya melekatkan logo di kostum I Gialloblu, beberapa produk mereka juga pernah ditampilkan, seperti Joy dan Mr Day.

Fiorentina – Nintendo

Jersey Fiorentina 1997/1998

Sama fenomenalnya dengan Parma pada akhir 1990-an, Fiorentina mengenakan jersey dengan logo Nintendo di depannya. Namun, kolaborasi mereka tak begitu langgeng dengan hanya menjalani dua musim sebelum berpisah pada tahun 1999.

Selama itu, La Viola juga gagal merengkuh gelar. Akan tetapi, berkat dua orang di lini depan mereka, kostum tersebut menjadi ikonik. Duet itu diisi Gabriel Batistuta yang meledak-ledak di depan gawang bersama pelayannya yang menari-nari di sepertiga akhir lapangan, Manuel Rui Costa.

AC Milan – Opel

Jersey AC Milan 2000/2001

Rui Costa kemudian hijrah dan mengenakan jersey hitam-merah berlogo Opel. Beberapa musim sebelumnya, AC Milan memang telah bekerja sama dengan perusahaan otomotif tersebut. Beberapa nama mobil produk Jerman itu sempat terpampang pula, misalnya Astra, Meriva, dan Zafira.

Lambang berupa petir itulah yang singgah saat Andriy Shevchenko mengambil tendangan penalti penentu di dua final Liga Champions, tahun 2003 dan 2005. Selain Milan, Bayern Munchen juga identik dengan sponsor Opel.

Borussia Dortmund – Die Continentale

Jersey Borussia Dortmund 1996/1997

Sementara itu, rival Bayern Munchen lekat dengan Die Continentale. Perusahaan asuransi yang juga berbasis di kota yang sama dengan Dortmund tersebut mulai memutuskan untuk mendukung Die Schwarzgelben pada 1986.

Matthias Sammer memenangkan Ballon d’Or saat mengenakan kostum itu pada 1996. Kisah Die Continentale dan Dortmund ditutup dengan manis saat mereka berhasil memenangkan Liga Champions musim 1996/1997 setelah mengalahkan Juventus di laga pamungkas.

Bayer Leverkusen – Aspirin

Jersey Bayer Leverkusen 1998/1999

Bicara dukungan perusahaan kepada klub lokal di Jerman, Bayer juga melakukannya. Awal kisah perusahaan farmasi itu dengan Bayer Leverkusen lebih mirip dengan Philips dan PSV sebetulnya, yang memilih menudukung tim bentukan karyawan mereka sendiri.

Tentu saja Bayer menggunakan jersey Leverkusen sebagai salah satu tempat promosi. Satu per satu produk mereka ditampilkan. Mulai dari obat maag bernama Talcid, lalu diteruskan Alka Setzer. Kemudian, yang paling fenomenal tentu saja Aspirin yang menempel hingga akhir musim 1999/2000.

Real Madrid – Teka

Jersey Real Madrid 1998/1999

Terbang ke Semenanjung Iberia, merek peralatan dapur dan kamar mandi pernah tampil di jersey raksasa Spanyol selama 9 musim. Real Madrid mulai bekerja sama dengan Teka sejak 1992 dan berakhir pada 2001.

Sebenarnya, perusahaan itu berasal dari Jerman, tetapi moncer di Spanyol setelah melakukan ekspansi ke Santander. Bersama Teka, Los Blancos memenangi dua gelar Liga Champions pada 1998 serta 2000. Pada dua kesempatan itu, duet Raul Gonzales dan Fernando Morientes menjadi ujung tombak mereka.

Barcelona – Tanpa Sponsor

Jersey Barcelona 2003/2004

Setelah hubungan dengan Teka berakhir, Madrid mengangkat kembali Si Kuping Besar dengan jersey tanpa sponsor. Namun, soal kostum polos, Barcelona lebih identik dengan itu. Mulai dari Diego Maradona, Romario, Rivaldo, sampai Ronaldinho mengenakan kaos sponsorless tersebut.

Bahkan, ketika Lionel Messi melakukan debutnya, Blaugrana masih belum menampilkan logo apapun di kostum mereka. Saat terakhir Barca mengenakannya adalah ketika menjungkalkan Arsenal pada final Liga Champions 2006. Musim berikutnya, mereka mulai menampilkan lambang UNICEF.

Komentar

This website uses cookies.