Saya bukan ahli sejarah, tapi saya (dan mungkin para pembaca) kerap mendengar ungkapan, “Veni, Vidi, Vici”.
Ungkapan itu ditulis oleh jenderal sekaligus politisi Romawi, Julius Caesar, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada senat kerajaan Romawi pada tahun 47 SM.
Jika diartikan ke bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki arti, “Saya Datang, Saya Melihat, Saya Menaklukkan”.
Surat ini ditulis bukan tanpa tujuan atau dasar, Julius Caesar menulis surat tersebut saat akan memimpin pasukan Romawi berperang melawan Kerajaan Pontus yang dipimpin Pharnaces II.
Julius Caesar bukan seorang pembual, apa yang ia tulis di surat tersebut benar-benar ia tunjukkan saat memimpin pasukannya hingga mampu menaklukkan Kerajaan Pontus.
Seperti kata pepatah, sejarah akan terus berulang dengan sendirinya. Kini sejarah tersebut tengah diukir kembali. Bukan oleh jenderal perang atau raja, melainkan seorang pemuda 21 tahun asal Brasil yang mencintai sepakbola.
Ia bernama adalah Vinícius José Paixão de Oliveira Júnior atau yang biasa kita kenal dengan Vinicius atau Vini Jr.
Vini Jr. Datang
Vini Jr. didatangkan oleh Real Madrid pada Mei 2017 saat usianya masih 16 tahun. Karena masih sangat muda, Los Merengues memutuskan untuk meminjamkannya ke Flamengo terlebih dahulu selama dua musim.
Akan tetapi, ketika periode peminjamannya baru berumur semusim, Madrid memutuskan untuk menyudahinya.
Kepergian Cristiano Ronaldo ke Juventus menjadi alasan utama hal tersebut dilakukan. Mereka butuh figur penyerang sayap baru.
Merantau jauh saat usianya masih 17 tahun, tentu tidak mudah bagi siapapun, termasuk Vini Jr. Apalagi ia datang pada periode kepergian seorang legenda klub.
Menyadari hal tersebut, Los Merengues tidak gegabah dalam mengorbitkan Vini Jr. Mereka memutuskan untuk menaruhnya terlebih dahulu ke Real Madrid Castilla, tim junior yang saat itu dilatih Santiago Solari sembari memberinya kesempatan untuk berlatih dan bertanding bersama tim senior sesekali untuk membantunya beradaptasi.
Vini Jr. Melihat
Bersama tim Castilla, ia hanya mencatatkan 5 penampilan. Hal ini terjadi karena pada waktu yang bersamaan, tim utama Los Merengues tengah hancur lebur.
Rencana mengorbitkan Vini Jr. secara perlahan melalui tim Castilla akhirnya harus dipercepat mengingat kekacauan yang ada.
Cederanya Gareth Bale, serta inkonsistensi permainan Marco Asensio dan Lucas Vazquez membuat Solari yang saat itu naik menjadi pelatih utama menggantikan Julen Lopetegui, mempromosikan pemilik 9 caps di Tim Nasional Brasil itu ke tim utama.
Sebagai pemuda 18 tahun, penampilan Vini Jr. masih individualis dan kasar layaknya pemain Brasil kebanyakan. Tatkala Zinedine Zidane kembali duduk di kursi pelatih utama tim, pertanyaan pun muncul. Apakah lelaki Prancis tersebut akan memberi kepercayaan kepada Vini Jr.?
Bermain di tim sekelas Madrid tentu menyenangkan buat sang penggawa muda. Namun ia sadar bahwa dirinya kudu belajar banyak.
Beruntung seniornya sesama Brasil, Casemiro dan Marcelo, memberi bantuan sehingga proses adaptasi Vini Jr. berjalan dengan apik. Dari sosok senior lain seperti Karim Benzema, Toni Kroos, dan Luka Modric, ia juga meminta banyak sekali masukan.
Jika kita ingat, banyak potongan video di media sosial maupun YouTube yang menunjukkan betapa mengecewakannya Vini Jr., khususnya dalam situasi one on one.
Ia pernah membuat Sergio Ramos terduduk lesu saat ia melewatkan peluang emas dalam laga Liga Champions menghadapi Atalanta.
Pada momen lain, Benzema dikabarkan sempat berbicara kepada Ferland Mendy soal Vini Jr.
Saat itu Benzema bicara kepada Mendy kalau jangan lagi memberikan umpan buat Vini Jr. karena ia bermain untuk dirinya sendiri dan mengacaukan tim.
Tak heran bila hujatan dari fans bertubi-tubi ia terima. Namun pemain bernomor punggung 20 ini ogah menyerah. Ia terus belajar dan mengembangkan kemampuannya supaya lebih baik.
Ia juga mengurangi gaya main individualisnya agar aksi-aksinya lebih bermanfaat untuk tim, khususnya dalam fase ofensif.
Vini Jr. Menaklukkan
Seiring waktu, determinasi Vini Jr. membuat keadaan berubah. Dirinya yang dulu dianggap individualis, ceroboh, biang masalah, kini justru menjadi salah satu kunci permainan Los Merengues.
Carlo Ancelotti yang kini duduk di bangku pelatih Madrid pun terus memberinya kepercayaan untuk tampil sebagai pemain inti.
Bersama Benzema yang sempat melabelinya sebagai pengacau permainan, pemain setinggi 176 sentimeter ini kemudian membentuk duo maut di lini serang.
Ia total mencatatkan 12 gol dan 5 asis hanya dari 21 penampilannya untuk Madrid musim ini. Mesti diakui bahwa itu hal yang impresif, apalagi kalau mengingat permainannya beberapa musim lalu.
Bukan hanya urusan mencetak gol, Vini Jr. kini juga lebih paham bagaimana membaca permainan.
Sebagai pemain dari Negeri Samba, ia masih kerap mengandalkan skill-nya untuk melewati lawan. Namun yang membedakan antara ia yang dulu dan sekarang adalah Vini Jr. tahu kapan menggunakannya.
Ia sudah mengerti momen yang tepat untuk bersenang-senang dengan aksi individu di atas lapangan dan kapan harus mendahulukan unsur kerja sama tim.
Jerih payah pemain kelahiran Sao Goncalo ini perlahan-lahan menuai hasil yang positif. Ia mampu beradaptasi dan menunjukkan bahwa menaklukkan tanah Spanyol bukanlah kemustahilan buat anak ingusan dari Brasil.
Kendati demikian, mengingat umur dan proyeksi kariernya, banyak hal yang kudu dipelajari Vini Jr. buat meminimalisasi kekurangannya.
Konon Julius Caesar dapat menaklukkan Kerajaan Pontus hanya dalam tempo 4 jam. Bila Vini Jr. dapat menemukan seraya menjaga konsistensinya bersama Los Merengues, bukan tidak mungkin ia bisa menaklukkan Negeri Matador dalam rentang 4 musim ke depan (yang dimulai sejak musim ini).