Empat fase besar penyerangan
Dalam sebuah wawancara, Louis van Gaal pernah menjelaskan secara singkat soal visi taktikalnya terkait membangun serangan. Dalam wawancara tersebut, Van Gaal menjelaskan ada empat fase besar dalam skema serangannya. Barcelona, selain merupakan salah satu tim yang pernah diasuh Van Gaal – yang selalu mencoba memainkan sepak bolanya dari belakang – merupakan salah satu contoh terbaik dari apa yang diutarakan pelatih asal Belanda tersebut.
Fase pertama serangan Barcelona dimulai dari lini belakang. Bola diberikan oleh Marc-André ter Stegen kepada salah satu dari Gerard Piqué atau Javier Mascherano. Terkadang, dalam situasi tertentu Jordi Alba yang menjadi pemain dengan posisi terdalam (dan melebar) bisa juga berperan sebagai pemain pertama dalam fase pertama serangan Barcelona.
Dalam beberapa kesempatan, pertukaran posisi dan area kerja yang dilakukan tiga pemain ini mampu membuka celah di pertahanan Athletic Club de Bilbao, terutama celah vertikal. Hal ini bisa terjadi bukan hanya dikarenakan oleh kombinasi pergerakan trio Barcelona yang sangat baik, tetapi, juga disebabkan oleh faktor man-to-man marking Athletic Club yang, secara alami, berpotensi merusak bentuk – lihat gambar di bawah – serta formasi dasar yang mereka gunakan (4-4-2).
Dalam fase kedua serangan Barcelona, sering kali terlihat Neymar dan Messi berdiri di touchline. Hal ini memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai pemain yang bersiap menerima bola ketika Barcelona lakukan pemindahan permainan secara ekstrem dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya. Sebagai tim yang jauh lebih direct ketimbang saat masih diasuh Pep, Barcelona sering melakukan switch play seperti ini; umpan langsung dari satu sisi ke touchline di seberangnya. Kedua, penempatan posisi di touchline seperti ini juga dimaksdukan untuk merusak kompaksi horizontal lawan.
Seperti yang disebutkan di atas, salah satu rencana menyerang Barcelona adalah menciptakan serangan melalui permainan dari area sayap.
Fase ketiga merupakan fase penciptaan peluang (chances creation). Salah satu skema reguler dalam fase ketiga adalah gerakan inversi (menusuk ke dalam) Messi dari sisi luar ke area tengah untuk menempati ruang yang tepat dalam melepaskan umpan diagonal ke sisi kiri jauh atau umpan terobosan mendatar ke kotak penalti. Dalam memaksimalkan skema ini, pergerakan tanpa bola dari pemain di sekitar Messi diperlukan sebagai pengalih perhatian lawan sekaligus merusak bentuk pertahanan sehingga memungkinkan si target umpan mendapat area kerja yang lebih besar.
Alternatif lain, seperti yang disebutkan di atas adalah, umpan terobosan ke dalam kotak penalti melalui celah antara dua pemain bertahan Athletic Club. Luis Suarez merupakan salah satu elemen yang sangat baik dalam mendukung sistem ini. Ini disebabkan karena ia memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan pergerakan tanpa bola.
Gol kedua menjadi contoh dari banyak hal. Mulai dari kombinasi pergerakan trio sisi kanan Barcelona. Messi yang bergerak ke area tengah, Suarez yang sangat efektif dengan pergerakan tanpa bolanya, sampai rendahnya kompaksi Athletic Club yang dikarenakan beberapa kesalahan individual.
Pada babak kedua perubahan permainan Barcelona terjadi setelah masuknya Xavi Hernandez. Perbedaan yang ditawarkan Xavi adalah mobilitasnya dalam bergerak mencari bola di sekitar central area. Beberapa kali ia bahkan menempati posisi terdepan di antara gelandang-gelandang Barcelona dan menciptakan umpan terobosan yang langsung menempatkan pemain-pemain Barcelona dalam posisi menyerang yang menjanjikan.
Pertahanan
Barcelona merupakan tim yang selalu berusaha melakukan pressing sedini mungkin (bila memungkinkan), ketika kehilangan bola. Hal ini sangat terlihat pada fase transisi bertahan.
Bila ternyata pressing intensitas tinggi ini gagal, Barcelona akan secara gradual menata posisi sampai semua pemain kembali ke posisi bertahan seperti yang telah direncanakan. Struktur pertahanan Barcelona saat bertahan dalam blok medium atau blok rendah adalah berdasarkan bentuk dasar 4-4-2, dengan Neymar yang masuk ke lini tengah. Berikut satu contoh bentuk bertahan Barcelona.
Pada bentuk bertahan dalam blok rendah Barcelona, di atas kertas mereka bertahan dengan empat pemain belakang dan empat gelandang. Tetapi, pada praktiknya, tiga gelandang tengah merekalah yang menjadi benteng di depan lini belakang.