Water Break adalah sebuah istilah dalam dunia sepak bola yang kian familiar di tengah masyarakat, terutama setelah gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil. Peraturan ini muncul sebagai pertimbangan karena panasnya cuaca Brasil, sehingga pemain lebih rentan mengalami dehidrasi.
Pertandingan di grup G antara Amerika Serikat melawan Portugal menjadi momen water break pertama dalam sejarah Piala Dunia. Momen itu terjadi ketika wasit asal Argentina, Nestor Pitana, menghentikan pertandingan pada menit ke-39 untuk mempersilakan para pemain untuk mengonsumsi air sejenak. FIFA sebagai induk sepak bola dunia telah menetapkan aturan terkait hal itu. Jika cuaca panas di atas 32 derajat celcius maka wasit diperkenankan untuk memberikan istirahat pada menit 30 dan menit 75 dengan waktu tetap berjalan.
Di Indonesia, turnamen Piala Presiden 2015 juga menerapkan water break dengan alasan yang sama. Dalam turnamen Piala Presiden, jika waktu pertandingan telah memasuki menit ke-30 setiap babaknya, maka wasit akan menghentikan pertandingan sekitar tiga menit untuk memberikan kesempatan bagi para pemain untuk minum guna mengganti cairan tubuh yang hilang. Sebenarnya, seberapa pentingkah kebutuhan cairan bagi para pesepak bola?
Dampak kekurangan cairan
Jika bicara mengenai kebutuhan cairan, maka sangat berkaitan dengan dehidrasi, yaitu sebuah kondisi di mana air yang keluar dari tubuh melebihi air yang masuk. Dehidrasi dapat muncul karena kekurangan asupan air atau karena kehilangan air yang berlebihan (Whitney&Rolfes, 2011). Dehidrasi bukanlah sebuah kondisi yang dapat diremehkan begitu saja, apalagi untuk seorang atlet, terutama bagi atlet sepak bola karena sepak bola merupakan olahraga berat yang sangat menguras energi.
Ada berbagai macam dampak buruk dari dehidrasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contoh nyata dari dampak jangka pendek dehidrasi adalah rasa haus, lelah, lemah, depresi, heat cramps (kram karena panas), serta dapat juga mengganggu konsentrasi dan kinerja fisik. Bagaimana mungkin seorang atlet sepak bola dapat bermain dengan maksimal jika mereka merasa lemah, kurang konsentrasi, pergerakannya melambat dan sebagainya? Karena itulah cairan amat sangat penting bagi para pemain, dan bisa jadi karena memang alasan-alasan tersebut pula lah, sehingga aturan water break dibuat.
Selama olahraga yang berkepanjangan, tubuh dapat mengeluarkan keringat sebanyak 750-2000ml per jam. Teorinya adalah jika untuk sebuah olahraga yang durasinya lebih dari 30 menit, maka dianjurkan untuk mengonsumsi air sebanyak 150-350ml per 15-20 menit. Jika dikaitkan dengan water break, di mana salah satu alasannya adalah karena cuaca panas, maka jumlah konsumsinya dapat ditingkatkan lebih dari 350ml. Dianjurkan pula bagi seorang atlet (bukan hanya sepak bola) dalam interval waktu 2-3 jam sebelum pertandingan/latihan berlangsung untuk minum cairan sebanyak 500-600ml.
Tapi ingat, jangan mengonsumsi cairan berlebihan, seperti lebih dari 1 liter karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam diri atlet.
Jenis minuman yang dianjurkan
Kemudian, minuman seperti apa yang dianjurkan? Beberapa teori menyatakan bahwa minuman yang dianjurkan adalah sejenis sports drink. Minuman jenis ini lebih dianjurkan karena mengandung banyak elektrolit dan juga karbohidrat. Konsepnya, karbohidrat adalah zat gizi makro yang menjadi sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat adalah zat gizi yang dapat langsung di-convert secara cepat oleh tubuh menjadi sumber energi.
Jadi, atlet yang energinya sudah terkuras selama pertandingan dapat langsung mendapatkan pasokan energi “baru”, secara cepat dari karbohidrat. Bagaimana dengan peran elektrolit? Elektrolit yang terkandung dalam sports drink, terutama natrium, dapat mengganti elektrolit tubuh yang hilang akibat tubuh berkeringat. Elektrolit berperan untuk me-mantain volume darah. Peningkatan volume darah dapat yang diakibatkan oleh konsumsi air dan elektrolit dapat lebih mengefisiensikan cooling (pendinginan) tubuh dan transportasi “bahan bakar” untuk menghasilkan energi. Penyerapan air dan karbohidrat dalam usus juga dapat lebih cepat terjadi karena bantuan dari elektrolit.
Jadi, penulis berpendapat bahwa water break adalah aturan yang sangat menguntungkan bagi para pemain sepak bola, terutama jika pertandingan dilaksanakan pada tempat yang memiliki suhu panas. Namun, masing-masing tim yang diberikan waktu untuk water break juga harus dapat memanfaatkan waktu tersebut dengan baik, seperti lebih mengutamakan pemberian sports drink bagi para pemainnya, dibandingkan dengan air putih biasa.
Selain bermanfaat bagi kebugaran pemain, water break juga memiliki manfaat lain. Bagi pemegang hak siar pertandingan, waktu jeda untuk minum bisa menambah spot iklan komersil. Sedangkan bagi pelatih, water break bisa digunakan untuk menyampaikan perubahan strategi yang diinginkan untuk merespon kejadian di lapangan. Tapi, salah-salah suatu tim juga bisa kehilangan momentum menguasai pertandingan lantaran berhenti sejenak di tengah permainan.