Ketika sepakbola mencari lebih banyak cara untuk meningkatkan keunggulan secara fisik, peran yoga dalam olahraga tersebut menjadi lebih besar. Yoga kian populer di dunia sepakbola setelah banyak diterapkan hingga menjadi salah satu selebrasi ikonik yang diperagakan oleh Mohamed Salah ataupun Erling Haaland.
Eks pemain Everton, Gareth Barry, percaya bahwa yoga membuat kariernya di sepakbola menjadi lebih panjang hingga berhasil memecahkan rekor penampilan di Premier League lebih banyak dari siapa pun. Bahkan yoga juga digemari oleh tokoh sepakbola lainnya seperti Antonio Conte sampai Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Bagi Sharon Heidaripour, seorang terapis yoga asal Swedia, olahraga tersebut telah banyak berjasa bagi hidupnya. Sejak kecil, Sharon berkeinginan untuk menjadi seorang pemain sepakbola profesional. Ia pernah bermain untuk klub papan atas Swedia, Jitex BK, sebagai pemain sayap kanan yang energik.
Pada suatu hari, Sharon mengalami cedera parah. “Saya langsung dibawa ke rumah sakit. Itu adalah anterior cruciate ligament (ACL) dan sangat buruk sehingga sepakbola berakhir untuk saya,” ujar Sharon, dilansir dari theathletic.com. Sharon pindah ke london dan saat kembali ke rumahnya di Gothenburg, ia menyadari bahwa cita-citanya adalah untuk tetap bekerja di permainan yang masih dia sukai, sepakbola.
Tekad besarnya membawa Sharon kembali ke sepakbola. Sharon berpikir, jika dia tidak bisa memainkannya, maka hasratnya yang tumbuh adalah untuk yoga agar membantu para pemain supaya berkembang. Setelah mendapatkan gelar dalam terapi olahraga di London Metropolitan University dan gelar master dalam rehabilitasi sepakbola, ia melanjutkan untuk bekerja di klub Premier League, Chelsea dan Arsenal.
Saat berada di Arsenal, Sharon turut membantu Laurent Koscielny yang mengalami cedera parah jelang Piala Dunia 2018. “Dia adalah atlet yang kuat, rendah hati, pekerja keras, dan setelah operasinya, kami mulai kembali dengan yoga setelah latihan. Teknik pernapasan membantunya sembuh dari dalam, secara mental, karena itu proses yang panjang dan sepi.” kata Sharon saat membantu penyembuhan Koscielny melalui yoga.
Menurut Sharon, di dunia sepakbola, yoga bekerja untuk pencegahan cedera serta rehabilitasi. Setelah cedera, pemain masih memerlukan pasca rehabilitasi idealnya selama 18 bulan ke depan. Tujuannya untuk mencegah cedera terulang kembali melalui perasaan bebas yang timbul dari yoga.
Di Inggris, para pemain juga sudah melakukan yoga bahkan sejak berada di akademi. “Saya melihat bahwa pemain muda di akademi sudah melakukan yoga di sekolah. Itu brilian, karena mereka memahami manfaatnya sejak dini dan menghargai bagaimana hal itu membantu kesejahteraan mereka.” kata Sheila McVitty, seorang guru yoga yang pernah bekerja di Everton, Wigan Athletic, Blackburn Rovers, dan tim wanita Manchester United, dilansir dari theathletic.com.