Victoria Concordia Crescit: Dari Arsenal Untuk Dunia

This is an attack not just on Paris, it’s an attack not just on the people France, but this is an attack on all of humanity and the universal values we share.” Kalimat tersebut meluncur dari Barack Obama, Presiden Amerika Serikat sebagai respons berduka terhadap serangan teroris di kota Paris pada Jumat malam (13/11).

The Telegraph merilis jumlah korban meninggal mencapai 129 orang dan 325 orang luka-luka. Separuh dunia berduka atas aksi terorisme ini dan Obama menyebutnya sebagai “serangan terhadap umat manusia”.

Serangan di tujuh lokasi tersebut mengejutkan dunia. Mengingatkan kita bahwa manusia adalah serigala untuk sesamanya. Serangan teroris di Paris memang memuakkan dan berdampak pahit. Satu agama dipojokkan dan tercoreng karena aksi biadab di kota Mode tersebut. Pertanyaannya, apakah klaim dan sudut pandang tersebut adil?

Selain #PrayForParis, ada satu lagi tagar yang bertebaran di media sosial, terutama Twitter, yaitu #TerorismHasNoReligion. Mari bersepakat dengan tagar tersebut. Penulis sangat yakin bahwa semua agama meyakini kasih sayang dan cinta damai. Para pembantai di kota Paris justru tidak beragama.

Agama baik adanya, namun manusia tidak. Sungguh sayang karena di pundak manusia bersih, agama berkibar dengan anggun. Di dalam hati manusia waras, agama terasa sejuk.

Maka, sentimen agama tidak layak disematkan untuk serangan di kota Paris tersebut. Seperti yang Obama katakan, ini serangan terhadap umat manusia. Serangan terhadap kesadaran akan perbedaan dan indahnya toleransi.

Victoria Concordia Crescit

Lalu, bagaimana caranya kita belajar tentang perbedaan dan meredam kebencian? Tentang nilai positif yang sudah seharusnya disyukuri manusia? Mari belajar dari sepak bola, terutama Arsenal.

BACA JUGA:  Dinamika di Bawah Mistar Gawang Meriam London

Begini, bagi sebagian orang, olahraga ini bukan sekadar urusan menyepak bola di atas lapangan. Banyak nilai positif yang dapat kita cerminkan dari sepak bola, misalnya sifat altruisme (altruistik) salah satu pemain Arsenal.

Paham altruisme adalah sifat mengutamakan kepentingan orang lain atau dorongan untuk berbuat jasa bagi sesama. Sifat ini nampak pada Mesut Ozil, yang lebih gemar membuat asis ketimbang mencetak gol (menolong atau berbuat jasa bagi rekan untuk mencetak angka).

Selain pandangan terkait sifat manusia, The Gunners juga (terus) mengingatkan kita akan kalimat latin indah yang tersemat sebagai moto mereka, yaitu victoria concordia crescit. Kalimat latin tersebut bermakna “victory grows through harmony” atau “kemenangan tumbuh dari harmoni”. Internal yang harmonis, rukun, dan saling menghargai merupakan fondasi Arsenal menggapai kejayaan.

Apakah pembaca tahu bahwa dahulu bukan “harmony” yang digunakan sebagai padanan kata “concordia”?

Ketika moto latin tersebut pertama kali disebut dalam match programme tertanggal 20 September 1913 yang berjudul “Our Weekly Chat With The Directors”, editor George Allison menggunakan kata “concord” dalam diksi bahasa Inggris untuk memaknai “concordia”, sebuah diksi bahasa Latin.

Sumber foto: http://www.thearsenalhistory.com/?p=8709
Sumber foto: http://www.thearsenalhistory.com/?p=8709

Kata concord sendiri mempunyai arti yang lebih luas ketimbang konteks harmoni, yaitu kerukunan atau kedamaian. Bahkan kata concord juga menyelimuti kata harmonis.

Jadi, meletakkan moto Arsenal dalam konteks global adalah suatu usaha positif untuk mendinginkan amarah permusuhan karena perbedaan di dunia ini. Seperti yang penulis singgung di atas, semua agama baik adanya, di mana di dalamnya kerukunan dan kedamaian adalah keniscayaan.

Apabila melepaskan kaca mata agama untuk memandang sesama, kita masih akan mendapati bahwa manusia terlahir dalam nuansa rukun dan damai (concord), tanpa kebencian (hate).

BACA JUGA:  Nukilan 2 Laga Arsenal: Pilihan Umpan Francis Coquelin

Bayi yang terlahir berkulit hitam, putih, berwarna, beragama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, bahkan memeluk aliran kepercayaan tidak mempunyai unsur kebencian di dalam hatinya. Inilah kemenangan paling telak bagi makna keberadaan manusia di dunia, yaitu kerukunan, kedamaian, dan mempunyai hak untuk hidup secara penuh.

Victoria, yang hendak direngkuh Arsenal adalah kemenangan dalam konteks persaingan, menang atau kalah. Concordia crescit, yang tumbuh dari keharmonisan –kerukunan, kedamaian— adalah ingatan tubuh akan indahnya sebuah penghargaan terhadap perbedaan. Artinya, makna yang tersirat adalah nilai universal, yang bukan lagi soal menang dan kalah.

Pada akhirnya, victoria concordia crescit adalah sematan indah tentang manusia. Dari hati Arsenal, untuk dunia dan manusia yang (mempunyai hak yang sama untuk) hidup di dalamnya.

Keberadaan sepak bola bukan untuk memberi ruang bagi kekerasan. Justru sebaliknya, untuk mempromosikan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan.

 

Komentar
Koki @arsenalskitchen.