Mensyukuri Transfer Mauro Icardi

Dengan klausul peminjaman selama semusim berikut opsi penebusan sebesar 70 juta Euro, Inter Milan secara resmi mengirim striker yang jadi andalan mereka selama enam musim, Mauro Icardi, ke Paris Saint-Germain (PSG) jelang bergulirnya musim kompetisi 2019/2020.

Keputusan ini dibuat oleh manajemen I Nerazzurri karena sang pelatih anyar, Antonio Conte, tak membutuhkan tenaga Icardi sebagai ujung tombak. Sebagai pengganti penyerang asal Argentina tersebut, Inter sudah menyiapkan striker bongsor yang sebelumnya merumput di Manchester United, Romelu Lukaku. Harga belinya pun tak main-main yakni 80 juta Euro.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Conte sangat mengagumi Lukaku. Ketertarikannya pada sosok berpaspor Belgia itu bahkan telah muncul sejak Conte menangani kesebelasan asal Inggris, Chelsea, dalam rentang 2016-2018 silam. Usai menunggu lama, kesempatan bekerja sama dengan Lukaku akhirnya terwujud di musim 2019/2020.

Bagi Interisti sendiri, kepergian Icardi yang menciptakan 124 gol di seluruh kompetisi selama berseragam I Nerazzurri dengan status pinjaman tak kelewat menyesakkan. Pasalnya, selama mengenakan baju biru-hitam, Icardi kerap memantik amarah Interisti karena perangainya.

Berbagai kontroversi sukses diciptakan oleh bekas penggawa Sampdoria itu. Mulai dari konfrontasi dengan tifosi Inter selepas pertandingan melawan Sassuolo di musim 2014/2015, kata-kata tak pantas yang ia tujukan kepada Interisti garis keras dalam otobiografinya yang berjudul Sempre Avanti, hingga berpura-pura cedera sehingga klub tak dapat memaksimalkan tenaganya di lapangan.

Kasus-kasus di atas diperparah oleh perilaku agen yang sekaligus istrinya, Wanda Nara. Berulangkali, Wanda memicu kontroversi lewat ucapannya di media. Termasuk kelakuannya yang beberapa kali menunda proses negosiasi ekstensi kontrak dengan manajemen I Nerazzurri.

Ada banyak alasan yang diutarakan Wanda dan bikin pihak Inter geram. Mulai dari kenaikan gaji yang tidak signifikan, ketidakcocokan dengan rekan setim, tawaran dari kesebelasan lain yang amat menggiurkan (Wanda seringkali menyebut nama Juventus sebagai klub yang amat meminati jasa suaminya), hingga keinginan untuk mencari petualangan baru.

BACA JUGA:  Pesepakbola di Indonesia Tidak Bermain 90 Menit: Studi Kasus Effective Playing Time PS Sleman

Sebetulnya, dengan kemampuan mencetak golnya yang sangat tinggi, Interisti merasa bahwa Icardi merupakan figur protagonis di tubuh tim serta layak diidolakan. Namun apes, sang pemain tak ingin hidup dengan label pahlawan. Bersama Wanda, ia justru nyaman dengan status pasangan antagonis yang melambung berkat serentetan sensasi, bukan prestasi.

Seiring dengan bagusnya performa Lukaku, keinginan Interisti melihat Icardi pulang ke Stadion Giuseppe Meazza pun menyusut drastis. Bahkan mungkin sudah hilang tanpa bekas. Terlepas dari kemampuan eloknya, Interisti merasa bahwa stabilitas tim akan semakin baik jika klub tak memelihara pemain dengan tingkah laku seperti Icardi.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Harapan Interisti melihat Icardi dijual ke klub lain menjadi kenyataan. Semuanya berawal dari kicauan jurnalis Sky Sports, Fabrizio Romano, pada 30 Mei 2020 kemarin. Ia mengatakan bahwa pihak PSG sudah menemukan titik temu dengan kubu Inter perihal kepindahan Icardi secara permanen ke ibu kota Prancis.

Lebih lanjut, Icardi dipermanenkan Les Parisiens via mahar senilai 50 juta Euro plus sejumlah bonus tambahan sebesar 7 juta Euro. Bahkan konon, Inter masih bisa mengantongi 15 juta Euro lagi kalau di kemudian hari, PSG melepas Icardi ke klub Italia.

Meski meleset dari harga awal yang ditetapkan, setidaknya Inter masih bisa melego Icardi dengan harga yang pantas. Sementara PSG, juga mendapat pemain bagus dengan banderol yang tak kelewat mahal seperti yang mereka kucurkan guna memboyong Angel Di Maria, Kylian Mbappe sampai Neymar.

BACA JUGA:  Seto Memang Harus ke Timnas

Berselang sehari dari kicauan Romano, lewat akun Twitter ofisialnya, kubu Inter maupun PSG sama-sama mengonfirmasi bahwa pemilik 8 caps dan 1 gol bersama tim nasional Argentina tersebut resmi menanggalkan baju I Nerazzurri dan akan memakai kostum Les Parisiens sampai musim panas 2024.

Icardi menandatangani kontrak selama empat musim dan desas-desusnya menerima upah sebesar 10 juta Euro per musim. Nominal yang jauh lebih tinggi ketimbang apa yang bisa didapatnya dari I Nerazzurri dan pastinya bisa membuat Wanda tersenyum lebar.

Buat PSG, mempermanenkan Icardi adalah keputusan tepat karena diusianya saat ini (27 tahun), ia merupakan sosok yang pas untuk dijadikan mesin gol anyar menggantikan Edinson Cavani yang masa kerjanya habis bulan Juni 2020. Terlebih, Icardi sudah membuktikan kapasitasnya sepanjang masa peminjaman dengan mengukir 20 gol dan 4 asis.

Di sisi lain, Inter (dan Interisti) pasti bersyukur karena berhasil melepas salah satu pembuat onar di tubuh tim sehingga dapat menyongsong masa depan dengan lebih mantap (karena beroleh dana segar puluhan juta Euro). Apalagi tim yang dibangun Conte saat ini terlihat semakin kompetitif.

Ya, transfer ini adalah keuntungan serta kebahagiaan bagi Inter dan PSG maupun Icardi sendiri. Alhamdulillah.

Komentar